Liputan6.com, Jakarta - Anemia menjadi masalah kesehatan yang penting untuk dicegah agar tidak mengganggu produktivitas dan kehidupan sehari-hari. Kekurangan zat besi menjadi salah satu penyebabnya. Gizi seimbang pun menjadi cara untuk mencegah kondisi tersebut.
Ditulis Senin (25/12/2021), Endang L. Achadi, pakar gizi dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia mengatakan, anemia secara langsung disebabkan oleh dua hal.
Baca Juga
"Yang pertama adalah rendahnya asupan zat gizi secara kronis, yang penting untuk pembuatan darah yaitu zat besi, asam folat, vitamin B12, dan vitamin A, termasuk juga protein karena protein itu yang membawa zat besi," kata Endang.
Advertisement
Selain itu, anemia juga bisa disebabkan meningkatnya pengeluaran zat gizi yang bisa ditimbulkan karena perdarahan akibat kecacingan atau absorpsi besi menurun akibat banyaknya cacing di usus, pecahnya sel darah merah karena malaria, atau penyakit lain seperti tuberkulosis.
Dalam temu media Kementerian Kesehatan terkait Hari Gizi Nasional ke-61 tahun 2021 beberapa waktu lalu, Endang juga mengatakan bahwa pada remaja putri, menstruasi yang tidak diimbangi oleh asupan memadai juga dapat menyebabkan anemia.
Sementara itu di Indonesia, Endang mengatakan bahwa sebagian besar anemia terjadi akibat defisiensi atau kekurangan zat besi.
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Kurangnya Asupan Zat Besi di Masyarakat
Dalam penjelasannya, Endang mengungkapkan bahwa kekurangan zat besi yang banyak terjadi juga terkait dengan pola makan yang berisiko defisiensi besi.
"Sumber besi yang paling baik adalah pangan hewani. Daging, ikan, unggas, yang disebut Besi Heme. Sementara, bahan makanan sebagian besar penduduk Indonesia berasal dari nabati atau Besi non-Heme," kata Endang.
Ia mengatakan bahwa meski mengandung zat besi, namun besi dari makanan nabati lebih sulit untuk diserap dalam pencernaan. "Jadi walaupun kita makan banyak sayur yang mengandung zat besi, karena zat besinya sulit diserap, maka besi yang masuk ke dalam tubuh sangat sedikit."
Endang mengatakan, karena pola makan hewani yang lebih rendah dibandingkan pangan nabati, maka asupan zat besi pada masyarakat Indonesia banyak berkurang secara kronis.
"Mungkin awal-awalnya berkurang sedikit-sedikit, lama-lama menjadi anemia karena pengeluaran bertambah, pemasukan berkurang," ujarnya. Maka dari itu, Endang menegaskan bahwa pola makan dengan gizi seimbang adalah hal yang penting.
"Karena tidak cukup hanya karbohidrat saja, hanya protein hewani saja, hanya protein nabati saja, hanya buah dan sayur saja. Karena berbagai macam zat gizi itu ada di berbagai macam makanan, sehingga kalau melengkapi semua zat gizi di dalam tubuh maka pola makannya harus seimbang."
Advertisement