Liputan6.com, Jakarta - Angka kematian akibat COVID-19 di Inggris yang mencapai 100 ribu kasus membuat Perdana Menteri (PM) Boris Johnson mengutarakan penyesalannya di depan publik.
"Sulit untuk menghitung kesedihan yang terkandung dalam statistik suram tersebut," kata PM Inggris itu dalam konferensi persnya di Downing Street hari Selasa waktu setempat.
Baca Juga
Rata-Rata Usia Pemain Timnas Indonesia di Piala ASEAN Mitsubishi Electric Cup 2024, Siap Saingi Lawan Tangguh
4 Wajah Baru di Timnas Indonesia untuk Piala AFF 2024, Talenta Muda yang Curi Perhatian STY
Muka-Muka Baru di Barisan Kiper Timnas Indonesia untuk Kualifikasi Piala Dunia 2026 tanpa Maarten Paes, Ernando hingga Nadeo dan Riyandi
Ia mengatakan, ada banyak tahun-tahun kehidupan yang hilang, pertemuan yang tak bisa dihadiri kerabat, hingga "kesempatan yang hilang untuk mengucapkan selamat tinggal."
Advertisement
Dikutip dari Mirror pada Rabu (27/1/2021), Johnson mengatakan bahwa terlepas dari serangkaian kesalahannya, ia mengatakan bahwa pemerintah telah melakukan semua yang bisa mereka lakukan.
"Pada hari ini saya harus benar-benar mengulangi bahwa saya sangat menyesal atas setiap nyawa yang hilang dan sebagai Perdana Menteri saya bertanggung jawab penuh atas semua yang telah dilakukan pemerintah," kata pemimpin negara yang juga pernah terinfeksi virus corona tersebut.
Â
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.
Â
Saksikan Juga Video Menarik Berikut Ini
Angka Meninggal Akibat COVID-19 di Inggris
Johnson tidak mengungkapkan apa yang menyebabkan angka kematian di Britania Raya begitu tinggi, serta apa yang akan pemerintah lakukan untuk membuat perbedaan.
"Apa yang bisa saya katakan kepada Anda adalah bahwa kami benar-benar melakukan semua yang kami bisa, dan terus melakukan segala yang kami bisa, untuk meminimalkan kehilangan nyawa dan meminimalkan penderitaan dalam tahap yang sangat, sangat sulit, dan pada krisis yang sangat, sangat sulit di negara kita, dan kami akan terus melakukan itu."
Chris Whitty, Chief Medical Officer for England mengatakan dalam konferensi pers yang sama bahwa tidak mungkin menyebutkan berapa kematian akan terjadi secara keseluruhan.
Namun Whitty menambahkan, sementara tingkat infeksi virus coorna melambat, angka kematian bisa meningkat di tahap yang sangat tinggi saat ini. "Sayangnya, kita akan melihat lebih banyak kematian selama beberapa pekan ke depan."
Mengutip The Guardian, ada 1.631 tambahan kasus COVID-19 meninggal dunia pada hari Selasa waktu setempat, menurut laporan harian pemerintah Inggris. Sehingga, kasus kematian karena infeksi virus corona secara total menjadi 100.162.
Advertisement