Menelisik Awal Kehadiran Pandemi COVID-19 Menurut Ahli

Pada 2 Maret 2021 banyak berita tentang setahun pandemi COVID-19 karena Indonesia melaporkan kasus pertamanya pada tanggal tersebut di 2020.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 14 Mar 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2021, 06:00 WIB
Melepas yang Pulang
Kerabat dan keluarga menyaksikan dari kejauhan proses pemakaman jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Bambu Apus, Jakarta, Kamis (28/1/2021). Hingga Kamis (28/1), di Indonesia, jumlah orang yang meninggal dunia akibat terpapar COVID-19 berjumlah 29.331 jiwa. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Pada 2 Maret 2021 banyak berita tentang setahun pandemi COVID-19 karena Indonesia melaporkan kasus pertamanya pada tanggal tersebut di 2020.

Menurut mantan Direktur WHO SEARO dan Mantan Dirjen P2P & Ka Balitbangkes, Prof Tjandra Yoga Aditama, sebenarnya, pada 2 Maret 2020 dunia belum dalam status pandemi.

Direktur Jenderal World Health Organization (WHO) baru menyatakan bahwa dunia dalam pandemi COVID-19 pada 11 Maret 2020, jadi setahun pandemi COVID-19 sebenarnya adalah baru pada 11 Maret 2021.

“Perlu diketahui bahwa WHO dan 'The International Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV)' baru pada 11 Februari 2020 secara resmi memberi nama 'COVID-19' pada penyakit ini,” kata Tjandra dalam pesan teks kepada Health Liputan6.com.

COVID-19 sebelumnya disebut sebagai pneumonia of unknown origin pada Desember 2019 dan lalu 2019-nCoV pada akhir Januari 2020, tambahnya.

Pada 30 Januari 2020 DirJen WHO menyatakan bahwa penyakit ini sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC), suatu terminologi yang tercantum dalam International Health Regulation (IHR).

PHEIC adalah kejadian luar biasa yang berisiko mengancam kesehatan masyarakat negara lain melalui penularan penyakit lintas batas negara dan membutuhkan tanggapan internasional yang terkoordinasi. Pada 30 Januari 2020 ada 7.711 kasus terkonfirmasi dan 12.167 suspek di China, dan baru ada 83 kasus di 18 negara di luar China.

Situasi penyebaran wabah terus meluas dan akhirnya, pada 11 Maret 2020, Direktur Jenderal WHO menyatakan bahwa pandemi COVID-19 telah mulai terjadi. Pada tanggal itu baru ada 118.000 kasus di 114 negara, dan 4.291 kematian.

 

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

 

**Ibadah Ramadan makin khusyuk dengan ayat-ayat ini.

Simak Video Berikut Ini

COVID-19 Dewasa Ini

Setahun kemudian, pada 10 Maret 2021 sudah ada 117.332.262 kasus COVID-19 di seluruh dunia dan 2.605.356 orang yang meninggal. Hingga 8 Maret 2021 sudah ada 268.205.245 dosis vaksin yang disuntikkan di berbagai negara di dunia, tambah Tjandra.

Sebelum pandemi COVID-19, ada pula pandemi yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal WHO pada 11 Juni 2009, yaitu Pandemi influenza H1N1.

Perkembangan penyakit ketika itu lebih baik dari sekarang sehingga pada 10 Agustus 2010 maka dunia sudah masuk dalam masa pasca pandemi, “post pandemic period”.

“Artinya, pandemi terakhir sebelum COVID-19 ini hanya berlangsung selama 1 tahun 2 bulan saja.”

Tjandra menambahkan, ada 3 pernyataan penting yang disampaikan WHO setelah pandemi influenza H1N1 berakhir, yang “mungkin” juga akan terjadi kalau pandemi COVID-19 akan berhenti kelak.

Pertama, virus H1N1 penyebab pandemi masih akan bersirkulasi di dunia walaupun pandemi sudah berakhir. Kedua, masih mungkin akan banyak pertanyaan yang belum bisa terjawab sehubungan dengan berbagai aspek pandemi ini, dan ketiga bahwa kewaspadaan tetap harus selalu terjaga untuk mengantisipasi wabah dan atau pandemi yang berikutnya, tutup Tjandra.

Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19

Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 4 Manfaat Penting Vaksinasi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya