Liputan6.com, Jakarta - Setelah peluncuran vaksin yang tersendat dan penyebaran varian virus Corona yang sangat menular, Prancis menerapkan karantina wilayah di Paris dan beberapa daerah lain di bagian utara.Â
Karantina wilayah ini akan berlangsung selama sebulan dan dimulai pada Jumat (19/3/2021) tengah malam waktu setempat. Perdana Menteri Perancis Jean Castex menyebut bahwa sekarang adalah waktunya untuk memperketat pembatasan.
Baca Juga
“Empat minggu, waktu yang dibutuhkan agar langkah-langkah tersebut menghasilkan dampak yang cukup. (Ini) waktu yang kita butuhkan untuk mencapai ambang batas dalam vaksinasi yang paling rentan," ungkap Castex seperti yang dikutip dari Reuters.
Advertisement
Pangkas rambut, toko pakaian, dan toko furnitur harus tutup, sedangkan toko buku dan toko lain yang menjual barang-barang penting tetap buka. Sekolah akan tetap buka dan orang akan diizinkan berolahraga di luar ruangan dalam radius 10 km dari rumah mereka.Â
Simak juga video berikut
Laju Penyebaran COVID-19 Prancis Kian Parah
Castex mengatakan Prancis berada dalam cengkeraman gelombang ketiga, dengan varian virus Corona baru yang pertama kali terdeteksi di Inggris. Virus yang lebih ganas tersebut sekarang telah mencakup sekitar 75 persen kasus.Â
Bangsal perawatan intensif pun berada di bawah tekanan, terutama di Paris di mana tingkat kejadian melebihi 400 infeksi di setiap 100.000 penduduk.
Menteri Kesehatan Olivier Veran mengatakan beberapa rumah sakit akan mulai menggunakan antibodi monoklonal yang merupakan salinan protein pelawan infeksi yang diproduksi secara sintetis, pada pasien tertentu yang berisiko tinggi berkembang menjadi penyakit parah.
Prancis pun akan kembali melanjutkan penggunaan vaksin AstraZeneca usai regulator obat Eropa mengkonfirmasi bahwa vaksin itu aman.
Â
Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi
Advertisement