Liputan6.com, Jakarta Flu atau pilek adalah salah satu penyakit ringan yang dialami oleh hampir sebagian besar orang di dunia. Salah satu gejala flu atau pilek adalah hidung tersumbat.
Namun jika gejala hidung tersumbat tak kunjung sembuh bahkan lambat laun diketahui muncul benjolan, ada baiknya kamu nggak anggap sepele. Nah ketika muncul benjolan di area dalam hidung yang diketahui bukan polip, ternyata ada biang keladi lain yang menyebabkan hidung tersumbat.
Baca Juga
Jadi, biar kita tahu bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu keluhan sumbat hidung. Mulai dari sinusitis, konsumsi alkohol, pilek alergi, common cold, penggunaan semprot hidung dekongestan berlebihan, sekat hidung bengkok, udara kering.
Advertisement
Dapat juga disebabkan karena adanya pembengkakan adenoid, mengonsumsi makanan makanan pedas, pengaruh hormonal, polusi udara, kehamilan, stress, merokok, tumor dan masih banyak lagi.
Namun faktor potensial yang jelas memicu keluhan sumbat hidung adalah pembengkakan konka hidung. Konka hidung ini sebenarnya adalah anatomi atau struktur normal yang ada di hidung, namun kadang menjadi bengkak dan menimbulkan gejala sumbat.
Konka hidung memiliki selaput lendir yang terdapat pada bagian pinggir rongga hidung yang menyelimuti tulang tipis. Selaput lendir ini bisa membengkak dan kadang bisa diamati saat bercermin, dengan melihat ke bagian lubang hidung. Maka akan terlihat seperti daging berbentuk bundar yang berwarna kemerahan.
Lalu apa bedanya dengan polip? Polip adalah pertumbuhan jaringan baru di dalam rongga hidung akibat faktor tertentu. Polip biasanya berwarna keputihan atau bening keruh kekuningan. Sumbat yang ditimbukan oleh polip sering satu sisi hidung dan dirasakan terus menerus.
Adapun penyebab konka hidung ini bisa membengkak diantaranya dapat dipengaruhi oleh faktor alergi, sinusitis, iritasi hidung akibat polusi udara, tingginya kadar asam lambung, konsumsi obat-obatan tertentu, pengaruh posisi atau gravitasi, pengaruh cuaca seperti udara dingin, pengaruh kimiawi dari zat-zat terhirup dan membuat iritasi, serta yang tidak kalah pentingnya adalah faktor psikis.
Â
Jika konka mengalami pembengkakan keluhan yang muncul adalah napas nggak lega, berbunyi, dan meningkatkan risiko terjadinya sinusitis, hingga menyebabkan pilek, bersin, hidung gatal, mata berair dan gatal. Juga muncul rasa sumbat setelah makan, nyeri di area pangkal hidung, sakit kepala, sulit konsentrasi, dan berisiko mimisan.
Nah sekarang pertanyaannya, apa yang harus dilakukan saat mengalami pembengkakan konka? Pengobatan yang dipilih dapat berupa konsumsi obat-obatan minum peroral seperti obat anti alergi, oral dekongestan, bakan antibiotik bila ditemukan adanya tanda infeksi hidung seperti sinusitis.
Pengobatan lainnya dapat berupa tambahan yaitu cuci hidung dengan larutan garam istonis steril dan semprot hidung steroid. Bila dengan pilihan pengobatan tersebut tidak mencapai hasil yang optimal untuk menurunkan ukuran konka hidung, maka dapat dipilih alternatif lainnya berupa prosedur operasi endoskopis minimal invasive untuk mengecilkan ukuran konka lebih permanen dengan alat Radiofrekuensi (RF).
Tindakan RF ini tidak membutuhkan sayatan maupun jahitan, seringkali tidak membutuhkan penamponan hidung sehingga tetap merasa nyaman paska tindakan, risiko perdarahan sagat minim, serta angka keberhasilan mengatasi sumbatan hidung yang sangat tinggi berkisar lebih dari 85%.
Jika masih ada pertanyaan seputar tiga organ vital yang saling berhubungan seperti telinga, hidung, dan tenggorokan (THT) segera konsultasikan ke dokter spesialis THT terbaik.
Percayakan perawatan organ THT dengan dokter spesialis THT yang akan membantu menangani masalah yang terjadi di ketiga organ yang saling terkait tersebut. Selain menangani pengobatan & perawatan tim dokter spesialis THT dari rumah sakit terbaik yang akan memberikan informasi seputar menjaga kebersihan dan kesehatan ketiga organ tersebut.
Â
(*)