Liputan6.com, Jakarta - Pendarahan otak atau stroke perdarahan adalah salah satu jenis stroke yang disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah otak.
Menurut Ketua Indonesian Stroke Society (ISS) dr Adin Nulkhasanah, SpS, MARS kondisi ini dapat dicegah dengan mengetahui dan melakukan kontrol faktor risiko sejak dini.
Salah satu faktor risiko pendarahan otak adalah orang-orang yang memiliki orangtua dengan riwayat hipertensi.
Advertisement
“Ketahui dan kontrol faktor risiko sejak dini. Apabila mempunyai orangtua dengan riwayat hipertensi (misalnya), kita mesti rutin memeriksakan diri,” kata Adin kepada Health Liputan6.com melalui pesan teks, Kamis (23/9/2021).
Baca Juga
Ia menambahkan, selain faktor keturunan, beberapa faktor risiko utama terjadinya stroke perdarahan adalah hipertensi, diabetes, merokok, dan minimnya aktivitas fisik.
“Namun, ada juga stroke perdarahan yang disebabkan kelainan pembuluh darah (aneurisma, AVM).”
Gaya Hidup Sehat
Selain rutin memeriksakan diri, cara pencegahan lain yang dapat dilakukan adalah memeriksa keadaan otak atau brain check up disertai dengan menerapkan gaya hidup sehat sejak dini.
“Apabila orangtua ada riwayat stroke perdarahan karena aneurisma, bisa melakukan brain check up juga. Jangan lupa gaya hidup sehat sejak dini, cukup istirahat, olahraga, dan jaga pola makan.”
Cara-cara pencegahan ini dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa mengenal usia. Pasalnya, dulu penyakit ini kebanyakan menyerang kelompok usia 50-60an, terutama dengan faktor risiko yang tidak terkontrol.
“Namun, beberapa tahun ini penderita usia 40-50, bahkan usia 30-an tahun mulai banyak. Kalau karena kelainan pembuluh darah (AVM) bisa terjadi pada usia berapa saja, bahkan anak-anak juga bisa.”
Advertisement
Gejala Pendarahan Otak
Adin juga menjelaskan tentang gejala yang dapat timbul akibat pendarahan otak. Umumnya, pasien pendarahan otak mendadak mengalami nyeri kepala hebat disertai muntah saat sedang beraktivitas.
“Gejala dapat disertai munculnya kelemahan separuh tubuh atau bicara cadel dan bisa juga berupa penurunan kesadaran.”
Terkait gejala tersebut, tatalaksana yang dapat dilakukan untuk pasien pendarahan otak adalah segera membawanya ke rumah sakit.
“Setiap pasien dengan stroke perdarahan, sejak di IGD akan dinilai derajat keparahan berdasar pemeriksaan klinis dan hasil CT Scan. Tujuan penanganan stroke perdarahan ini adalah agar tidak terjadi perdarahan ulang pada jam-jam awal kejadian (terapi suportif).”
“Terapi suportif itu misalnya apabila tekanan darahnya tinggi, kita harus segera menurunkan dengan memberikan obat-obatan. Kita berikan juga obat penghilang rasa nyeri. Kita berikan oksigenasi apabila perlu.”
Apabila perdarahan cukup luas atau ada hidrosefalus, maka dapat dilakukan tindakan operatif. Dokter juga akan lakukan rehabilitasi fisik (fisioterapi, terapi wicara) untuk mempercepat pemulihan, pungkasnya.
Infografis 3 Tips Atasi Fobia Jarum Suntik Sebelum Vaksinasi COVID-19
Advertisement