Bahaya Pendarahan Otak, Penyakit Serius yang Dialami Titiek Puspa Sebelum Meninggal Dunia

Titiek Puspa sempat mengalami pendarahan otak sebelum meninggal dunia. Kenali bahaya pendarahan otak, penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian.

oleh Hanz Jimenez Salim Diperbarui 10 Apr 2025, 20:00 WIB
Diterbitkan 10 Apr 2025, 20:00 WIB
Titiek Puspa
Titiek Puspa. (Liputan6.com/Faizal Fanani)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Dunia hiburan Indonesia dirundung duka. Kali ini kabar duka datang dari salah satu ikon musik dan perfilman, Titiek Puspa. Penyanyi sekaligus aktris legendaris itu meninggal dunia pada Kamis 10 April 2025, di Rumah Sakit Medistra, Jakarta, pada pukul 16.25 WIB.

Wanita yang memiliki nama asli Sudarwati itu meninggal dunia di usia 87 tahun setelah dirawat di rumah sakit usai diduga mengalami pendarahan otak dan sempat dilakukan tindakan operasi. Kabar duka ini meninggalkan kesedihan mendalam bagi keluarga, kolega, dan jutaan penggemarnya di seluruh Indonesia.

Lalu apa itu pendarahan otak yang sempat dialami Titiek Puspa?

Dikutip dari berbagai sumber, pendarahan otak atau stroke hemoragik adalah kondisi medis gawat darurat yang terjadi ketika pembuluh darah di otak bocor atau pecah. Peristiwa ini menyebabkan pendarahan di dalam atau sekitar otak, mengakibatkan kerusakan sel otak yang serius dan berpotensi fatal. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja, kapan saja, dan di mana saja, sehingga penting untuk waspada dan mengenali gejalanya sejak dini.

Penyebab pendarahan otak beragam, mulai dari tekanan darah tinggi yang merupakan faktor risiko utama, hingga aneurisma, malformasi arteriovenosa (AVM), trauma kepala, dan gangguan pembekuan darah. Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan diabetes juga meningkatkan risiko. Bahkan, penyalahgunaan narkoba dan beberapa jenis obat-obatan juga dapat memicu pendarahan otak.

Gejala pendarahan otak sangat bervariasi tergantung lokasi dan tingkat keparahannya. Namun, beberapa gejala umum yang perlu diwaspadai meliputi sakit kepala hebat dan tiba-tiba, kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, masalah penglihatan, kesulitan berbicara atau memahami ucapan, mual dan muntah, serta kehilangan keseimbangan atau koordinasi. Gejala lain yang mungkin muncul antara lain kejang, kehilangan kesadaran, leher kaku, kesulitan menelan. Jika Anda atau orang terdekat mengalami gejala-gejala ini, segera cari pertolongan medis.

Penyebab Pendarahan Otak: Faktor Risiko yang Perlu Diwaspadai

Tekanan darah tinggi atau hipertensi menjadi penyebab paling umum pendarahan otak. Tekanan darah yang tinggi secara konsisten dapat melemahkan dinding pembuluh darah di otak, membuatnya rentan terhadap pecah. Aneurisma, yaitu pelemahan dan pembengkakan pada dinding pembuluh darah, juga merupakan faktor risiko yang signifikan. Jika aneurisma pecah, pendarahan hebat dapat terjadi di dalam otak.

Selain itu, malformasi arteriovenosa (AVM), kelainan bawaan di mana arteri dan vena terhubung secara abnormal, juga dapat menyebabkan pendarahan otak. Trauma kepala akibat kecelakaan atau cedera fisik lainnya dapat menyebabkan pembuluh darah di otak pecah. Gangguan pembekuan darah, seperti hemofilia, juga meningkatkan risiko pendarahan, termasuk pendarahan otak.

Penggunaan obat pengencer darah, seperti warfarin, meskipun bermanfaat dalam beberapa kondisi, juga meningkatkan risiko pendarahan. Penyalahgunaan narkoba, terutama kokain, dapat meningkatkan tekanan darah secara drastis dan meningkatkan risiko pendarahan otak. Faktor gaya hidup seperti merokok, konsumsi alkohol berlebihan, obesitas, dan diabetes juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko pendarahan otak.

Tumor otak dapat menekan pembuluh darah dan menyebabkannya pecah. Kondisi medis lainnya seperti angiopati amiloid (penumpukan protein amiloid di dinding pembuluh darah otak) dan aterosklerosis (pengerasan dan penyempitan arteri) juga dapat meningkatkan risiko pendarahan otak.

Gejala Pendarahan Otak dan Kenali Tanda Bahayanya

Gejala pendarahan otak dapat muncul secara tiba-tiba dan sangat beragam. Sakit kepala hebat dan mendadak merupakan salah satu gejala paling umum. Kelemahan atau mati rasa pada satu sisi tubuh, seperti lengan atau kaki, juga merupakan tanda peringatan penting. Gangguan penglihatan, seperti penglihatan kabur atau ganda, dapat mengindikasikan pendarahan otak.

Kesulitan berbicara atau memahami ucapan (afasia) juga merupakan gejala yang umum. Mual dan muntah seringkali menyertai pendarahan otak. Kehilangan keseimbangan atau koordinasi, kesulitan berjalan, dan kejang juga dapat terjadi. Dalam beberapa kasus, pendarahan otak dapat menyebabkan kehilangan kesadaran.

Gejala lain yang mungkin muncul meliputi leher kaku dan kesulitan menelan. Penting untuk diingat bahwa tidak semua orang akan mengalami semua gejala ini. Namun, jika Anda mengalami kombinasi gejala-gejala ini, terutama jika muncul secara tiba-tiba, segera cari pertolongan medis.

 

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya