Batuk dan Lemas Tak Kunjung Hilang Setelah Terkena COVID-19, Ini yang Bisa Dilakukan

Telah dinyatakan sembuh, beberapa penyintas COVID-19 mungkin ada yang mengeluhkan beberapa gejala seperti mudah lelah dan lemas, sering sesak napas, lemahnya indra penciuman atau bahkan masih batuk kering atau berdahak.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 01 Okt 2021, 06:00 WIB
Diterbitkan 01 Okt 2021, 06:00 WIB
Mengalami Penyakit batuk Pilek
Ilustrasi Penyakit Batuk Pilek Credit: pexels.com/Andrea

Liputan6.com, Jakarta Telah dinyatakan sembuh, beberapa penyintas COVID-19  ada yang mengeluhkan beberapa gejala seperti mudah lelah dan lemas, sering sesak napas, lemahnya indra penciuman atau bahkan masih batuk kering atau berdahak.

Gejala ini menurut dr. Wirawan Hambali, SpPD cukup banyak dijumpai pada pasiennya.

"Masih banyak penyintas COVID-19 yang sudah dinyatakan sembuh, tetapi paru-parunya belum bersih sehingga beberapa pasien masih memiliki gejala seperti sesak napas atau batuk," katanya dalam Media Discussion RSPI, ditulis Rabu (29/9/2021).

Wira mengatakan, COVID-19 bukan hanya bisa menganggu imunitas tubuh, namun juga organ lain seperti paru, lever, ginjal, otak, sistem pencernaan, mata, hidung, jantung dan pembuluh darah. Bahkan dalam beberapa kasus, COVID-19 juga mempengaruhi kesehatan mental.

"Ada yang belum kembali ke kondisi kesehatan seperti sebelumnya selepas 4 minggu. Pakar penyakit menular Dr Anthony Fauci bahkan mengatakan gejala tersebut muncul hingga 9 bulan," ujar dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah tersebut.

 Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) memiliki kategori tertentu yang disebut Pasca-COVID-19 Akut yaitu gejala menetap selama 4-12 minggu sejak awitan COVID-19. Dan Pasca-COVID-19 Kronik yang menetap selama 12 minggu atau lebih sejak awitan COVID-19.

 

Faktor yang bisa memicu long COVID-19

Meski demikian, lanjut Wira, tidak semua penyintas mengalami apa yang disebut long COVID-19 atau Post COVID-19 tersebut. Ada 6 faktor yang mempengaruhi seperti:

1. Jenis kelamin

Perempuan lebih berisiko dibandingkan laki-laki

2. Usia

Usia di atas 50 tahun lebih berisiko alami long COVID-19. Sementara dari hasil studi belum konklusif ada anggapan usia di atas 70 tahun recovery lebih baik.

3. Kondisi saat infeksi akut

Risiko meningkat bila memiliki lebih dari 5 gejala selama infeksi akut terutama kelelahan, nyeri kepala, dyspnea, suara serak dan myalgia.

4. Etnis

Kulit putih lebih berisiko

5. Komorbid

Memiliki lebih dari 2 komorbid sebelum infeksi akut lebih berisiko seperti misalnya diabetes dan darah tinggi

6. Indeks Massa Tubuh

Indeks Massa Tubuh di atas 30 memiliki risiko long COVID-19 lebih tinggi

 

Cara menghilangkan gejala

Lantas, apa yang bisa dilakukan penyintas COVID-19 untuk menyembuhkan gejala yang belum hilang?

Menjaga kesehatan untuk memulihkan diri dari COVID-19 tentu bisa dilakukan dengan mengonsumsi makanan bergizi, melakukan latihan pernapasan, rutin berolahraga ringan, menjaga kualitas tidur, tidak merokok dan menghindari asap rokok.

Selebihnya, Wira mengatakan pemeriksaan kesehatan secara keseluruhan bisa dilakukan di fasilitas kesehatan ataupun rumah sakit.

Pemeriksaan tersebut yakni:

- Pemeriksaan paru

- Pemeriksaan rekam jantung

- Pemeriksaan laboratorium(darah, kekentalan darah, fungsi tiroid, hati, ginjal, dan jantung)

- Pemeriksaan kadar Vitamin D & B12

- Konsultasi dengan dokter spesialis

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19.

Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Hati-Hati, Ini 5 Gejala Batuk Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya