Epidemiolog Ungkap Bahaya Tak Patuh Karantina Seperti Kasus Rachel Vennya

Sebagian orang yang tak patuh terhadap ketentuan karantina seperti selebriti Instagram Rachel Vennya dan oknum petugas yang dapat diajak “bekerja sama” dapat membahayakan banyak orang.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 22 Okt 2021, 16:33 WIB
Diterbitkan 22 Okt 2021, 16:00 WIB
[Fimela] Rachel Vennya di Polda Metro Jaya
Rachel Vennya di Polda Metro Jaya ( KapanLagi.com/Muhammad Akrom Sukarya)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian orang yang tak patuh terhadap ketentuan karantina seperti selebriti Instagram Rachel Vennya dan oknum petugas yang dapat diajak “bekerja sama” dapat membahayakan banyak orang.

Hal ini disampaikan Epidemiolog dari Universitas Indonesia, Pandu Riono. Menurutnya, oknum petugas yang dapat dibayar atau diajak kerja sama untuk tidak mematuhi karantina atau isolasi tidak bisa dibiarkan.

“Di Jakarta, kasus yang bisa bayar untuk lepas isolasi sebenarnya banyak dan yang ketahuan hingga ke publik mungkin selebriti dan beberapa orang tertentu,” kata Pandu dalam seminar daring, Kamis (21/10/2021).

“Beberapa media mengabarkan memang ada petugas yang bisa dibayar atau diajak kerja sama untuk bisa lepas dari isolasi, kalau itu dibiarkan itu membahayakan.”

 

** #IngatPesanIbu 

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

#sudahdivaksintetap3m #vaksinmelindungikitasemua

Apa Saja Bahayanya?

Tak mematuhi ketentuan karantina dapat membahayakan karena kemungkinan orang yang dikarantina membawa virus varian baru dari luar negeri.

“Kalau ada varian baru yang datang dari luar dan orang tersebut melakukan mobilitas maka varian tersebut akan tersebar. Tanpa kita sadari terjadi mobilitas akibat libur seperti hari besar dan tahun baru itu bisa lebih memperluas penularan dan terjadilah gelombang ke-3.”

Ia juga menyinggung tentang aplikasi PeduliLindungi. Menurutnya, aplikasi ini sangat baik, tapi jika barcode hanya ditempel sedangkan petugas tidak bergerak memerhatikan orang yang lalu Lalang di hotel atau pusat perbelanjaan maka akan juga membahayakan.

Kasus Rachel

Rachel Vennya sebelumnya dikabarkan kabur dari karantina COVID-19 usai berlibur dari Amerika Serikat.

Ia bersama kekasihnya Salim Nauderer, dan manajernya Maulida Khairunnisa telah rampung menjalani pemeriksaan kasus dugaan pelanggaran karantina kesehatan di Polda Metro Jaya, pada Kamis malam 21 Oktober.

Selama hampir sembilan jam, Rachel Vennya dan orang terkait dicecar berbagai pertanyaan oleh penyidik Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Usai pemeriksaan, Rachel Vennya menyampaikan permohonan maaf kepada publik atas kesalahannya yang meresahkan masyarakat.

"Saya, Maulida dan Salim ingin menyampaikan minta maaf sebesar-besarnya kepada masyarakat atas kesalahan dan kekhilafan kami dan meresahkan masyarakat," katanya di Polda Metro Jaya, Kamis malam mengutip News Liputan6.com, Jumat (22/10/2021).

Rachel mengaku siap mengikuti semua proses hukum atas kasus tersebut.

"Kami sekarang akan menjalani proses hukum yang berlaku. Terimakasih, mohon doanya," tambahnya.

 

Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk COVID-19

Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Infografis Yuk Ketahui Perbedaan Karantina dan Isolasi untuk Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya