Liputan6.com, Jakarta Varian baru virus Corona B.1.1.529 pekan ini ditemukan di Afrika Selatan. Selain itu juga terdeteksi di Botswana dan Hong Kong. Dalam temuan kasus di Hong Kong, berasal dari traveler asal Afrika Selatan.
Banyak pakar yang menggambarkan bahwa B.1.1.529 sebagai varian terburuk yang pernah dilihat selama pandemi COVID-19. Varian ini memiliki 32 mutasi pada spike protein. Jumlah ini dua kali lipat lebih banyak dari varian Delta.
Baca Juga
Mutasi yang terjadi pada spike protein dapat memengaruhi virus untuk menginfeksi sel dan penyebaran tapi bisa mempersulit sel kekebalan menyerang patogen seperti mengutip The Guardian.
Advertisement
"Apa yang kami ketahui sekarang adalah ada jumlah mutasi secara signifikan (dari varian baru), mungkin dua kali lipat lebih banyak dibandingkan dari varian Delta," tutur Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid.
"Ini menunjukkan kemungkinan (varian baru) itu lebih menular dan vaksin yang ada saat ini dan telah kita terima mungkin akan kurang efektif," lanjut David.Â
Antisipasi Varian B.1.1.529, Inggris Setop Perjalanan ke Afrika Selatan
Melihat potensi bahaya dari varian tersebut, Inggris memberlakukan pembasatan perjalanan dari dan ke Arika Selatan mulai Jumat, 26 November 2021. Hal ini berimbas pada sekitar 500-700 orang dari Afrika Selatan yang setiap hari masuk Inggris lewat perjalanan menggunakan maskapai British Airways dan Virgin Airlines.
Inggris juga membatasi perjalanan dari Namibia, Lesotho, Botswana, Eswatini dan Zimbabwe. Selain itu, orang yang dari negara-negara tersebut harus menjalani isolasi dan tes PCR dua kali. Sementara itu, mereka yang datang sesudah pukul 4 pagi di hari Sabtu, 27 November 2021 harus menjalani karantina di hotel.
Israel juga sudah mengeluarkan larangan bagi warga negaranya pergi ke Afrika Selatan.Â
Advertisement