Kemenkes RI: Varian Omicron Hasil Kombinasi Mutasi Delta, Alpha, Beta, Gamma

Hasil kombinasi yang buat Varian Omicron begitu cepat menular

oleh Aditya Eka Prawira diperbarui 01 Des 2021, 21:27 WIB
Diterbitkan 01 Des 2021, 21:27 WIB
varian omicron
Setelah Covid-19 varian Delta dan Delta Plus, kini varian Omicron menimbulkan kekhawatiran di berbagai negara.

Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dr Siti Nadia Tarmizi menyebut bahwa varian Omicron yang diidentifikasi di Afrika Selatan pada Rabu, 24 November 2021, merupakan kombinasi dari varian-varian lainnya.

Disebabkan hasil kombinasi mutasi dari varian Alpha, Beta, Gamma, Delta, AY.23, dan AY.4 tidak heran varian Omicron begitu sangat menular.

"Kita tahu betapa dahsyatnya varian Delta di bulan Juli 2021. Kita tidak mau apa yang terjadi nanti pasca Nataru (Natal dan Tahun Baru), kita ada virus Omicron yang jauh lebih dahsyat," kata Nadia dalam webinar Kesehatan Pulih, Ekonomi Bangkit 'Melawan Hoaks tentang COVID-19' belum lama ini.

Meski lebih cepat menular, lanjut Nadia, varian Omicron tidak meningkatkan keparahan terutama pada individu yang sudah divaksinasi.

"Jadi, ayo cepat kita vaksinasi," ujarnya.

Vaksinasi menjadi penting karena Indonesia pun masih dihadapkan dengan varian Delta yang begitu mendominasi. Di Indonesia saja, kata Nadia, varian Delta sudah bermutasi sampai dengan 22 varian.

"Varian yang paling banyak adalah AY.23 (dengan total sekuens 3.050) sama seperti varian yang dilaporkan di Singapura," kata Nadia.

Dijelaskan Nadia, meski varian Delta menurunkan efikasi vaksin, tetapi ada dua sistem yang bekerja humoral --- imunitas dengan antibodi --- dan selular (sel)

Nadia pun menyebut bahwa vaksin booster sangat penting. Walau begitu, saran Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), fokus vaksinasi saat ini memprioritaskan pemenuhan cakupan vaksinasi lengkap pada populasi umum, terutama lansia.

“Saat ini, lansia yang kita kejar karena termasuk kelompok prioritas yang mendapatkan booster. Banyak negara booster dimulai setelah cakupan vaksinasi dosis 1 dan 2 lebih dari 50 persen,”

Varian Omicron Punya Banyak Mutasi

Belum lama ini, Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, terlebih dahulu menjelaskan alasan WHO mengelompokan varian Omicron ke dalam kategori yang wajib jadi perhatian atau Variant of Concern (VoC).

Menkes Budi, menjelaskan, varian Omicron memiliki mutasi yang banyak. Dia bahkan menyebut bahwa mutasi-mutasi yang berbahaya dari varian-varian sebelumnya ada di Omicron tersebut.

"Omicron memiliki mutasi sekitar 50, yang 30 mutasinya ada di spike protein atau mahkota dari virus Corona tersebut," kata Budi dalam keterangan pers pada Minggu malam, 28 November 2021.

"Dari 30 mutasi tersebut dan 50 mutasi totalnya, banyak mutasi-mutasi yang ada di varian Alpha, Beta, Delta, Gamma, yang buruk-buruk yang diidentifikasi," dia menambahkan.

Beberapa mutasi varian Omicron, kata Budi, memiliki dampak seperti penurunan respons imun, meningkatkan transmisi penularan, dan menurunkan kemampuan antibodi.

Meski dapat meningkatkan transmisi penularan dan menurunkan kemampuan netralisasi antibodi, Budi, mengatakan, tidak ada bukti dalam meningkatkan keparahan terutama pada individu yang telah divaksinasi.

Sebab, studi khusus varian Omicron masih berjalan hingga saat ini. Budi berharap masyarakat tidak termakan berita hoaks yang berasal dari orang-orang yang mendadak jadi ahli virologi.

Sedangkan varian Omicron disebut dapat meningkatkan transmisi penularan, kemungkinan besar seperti itu tapi hasil penelitiannya belum kelar.

"Sedang difinalisasi research-nya," katanya.

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron

Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Jurus Indonesia Tangkal Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya