Liputan6.com, Jakarta - Dulu operasi bedah terbuka pada tulang belakang merupakan prosedur pengobatan dan penanganan guna membantu mengatasi beragam masalah yang mengakibatkan nyeri pada tulang belakang.
Dijelaskan Dr dr Wawan Mulyawan SpBS SpKP dari Rumah Sakit Bunda, Jakarta, umumnya prosedur pengobatan ini dilakukan atau menjadi opsi bila perawatan medis lainnya tidak membuahkan hasil.
Baca Juga
Atau masalah pada tulang belakang sudah masuk ke dalam stadium berat.
Advertisement
"Selain itu prosedur beda terbuka atau beda konvensional memerlukan bius total yang mungkin tidak bisa dilakukan pada sebagian orang. Banyak juga yang khawatir akan risiko kelumpuhan pascaoperasi," katanya dalam sebuah diskusi daring belum lama ini.
Wawan, mengatakan, nyeri tulang belakang menjadi salah satu gangguan yang paling banyak dialami. Menurut dia, 80 persen penduduk dunia setidaknya pernah mengalami gangguan pada tulang belakang.
Nyeri tulang belakang, kata Wawan, bisa terjadi karena banyak faktor. Mulai dari kegemukan, salah posisi saat melakukan kegiatan sehari-hari, pernah jatuh dengan posisi terduduk, atau saraf terjepit.
Seiring perkmebangan teknologi yang kian canggih, permasalahan tulang belakang pun tidak lagi dapat diselesaikan hanya dengan operasi bedah terbuka kayak dulu.
Sekarang, jelas Wawan, prosedur permasalahan satu ini dapat dilakukan dengan sayatan yang kecil serta proses pemulihan lebih cepat.
Wawan, menjelaskan, dalam bidang bedah saraf, endoskopi tulang belakang memiliki banyak sekali keunggulan dibanding operasi terbuka.
Endoskopi PELD (Percutaneous Endoscopic Lumbar Discectomy) atau PSLD (Percutaneous Stenoscopic Lumbar Discectomy) adalah dua jenis endoskopi tulang belakang terdahulu, yang dialkukan hanya dengan satu akses yang dapat menghalani lapang pandang saat dokter melakukan tindakan.
"Endoskopi generasi terdahulu ini hanya dapat mengambil tonjolan bantalan tulang dari satu arah saja atau hanya dari belakang," katanya.
"Sekarang, dengan kecanggihan teknologi, endoskopi tulang belakang memiliki generasi baru, yaitu BESS atau Biportal Endoscopic Spine Surgery," Wawan menambahkan.
Â
Apa Itu BESS
Wawan, menerangkan, BESS merupakan teknologi MISS yang menjadi salah satu solusi untuk membantu saraf terjepit.
BESS menggunakan teknik dekompresi sehingga dapat menghilangkan bantalan tulang yang menonjol.
"Sehingga tidak lagi menjepit saraf tulang belakang," katanya.
"Arti dekompresi adalah membebaskan tekanan atau jepitan (kompresi) pada saraf tulang belakang," dia menambahkan.
Menurut Wawan, tindakan dekompresi dilakukan guna membantu menghilangkan nyeri dan risiko kelumpuhan akibat adanya jepitan saraf tulang belakang.
"Tindakan ini dilakukan pada ruas tulang belakang, bantalan tulang belakang atau sendi yang menyebabkan tekanan pada saraf," katanya.
BESS, lanjut Wawan, merupakan modalitas inimal invasif yang mampu membebaskan jepitan tanpa mengganggu jaringan sekitarnya. Serta bisa menghilangkan osteofit atau taji tulang bisa menyebabkan nyeri saat seseorang bergerak atau beraktivitas.
Dan, Wawan mengatakan bahwa BESS dapat dilakukan semua pasien dari berbagai usia. Sebab, usia bukan kriteria khusus dalam melakukan tindakan yang butuh sayatan kecil, yang tidak mengganggu secara kosmetik.
"Terpenting kondisinya cukup sehat," katanya.
Nantinya dokter anastesi yang akan memutuskan pasien cukup sehat atau tidak.
Bila ternyata diputuskan berbahaya, dokter akan memperbaiki kondisi pasiennya terlebih dahulu sampai cukup baik.
"Baru setelah itu dilakukan tindakan," ujarnya.
Advertisement