Arifin Panigoro dan Upaya Eliminasi Tuberkulosis di Indonesia

Semasa hidup, Arifin Panigoro diketahui memiliki kepedulian tinggi terhadap eliminasi penyakit tuberkulosis di Indonesia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 28 Feb 2022, 09:00 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2022, 09:00 WIB
Arifin Panigoro (Via: liptutan6.com)
Arifin Panigoro (Via: liptutan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Arifin Panigoro meninggal dunia pada Minggu, 27 Februari 2022, pukul 14.29 waktu Rochester Minneapolis Amerika Serikat atau Senin dini hari, 28 Februari 2022 pukul 03.29 WIB.

Berita duka berpulangnya pendiri Medco Energi itu salah satunya dikabarkan oleh pianis Ananda Sukarlan melalui media sosial Twitter.

Telah wafat Bapak Arifin Panigoro di Rochester Minnesota , Amerika. Pukul 14.45 waktu setempat. ( tgl. 28 Februari 03.45 WIB). Beliau sangat banyak jasanya untuk dunia musik dan seni di Indonesia. RIP, om #ArifinPanigoro.

Arifin Panigoro bin Yusuf Panigoro meninggal pada usia 76 tahun. Rencananya, jenazah akan disemayamkan di rumah duka di Jalan Jenggala. Seperti diungkapkan Humas Medco Energi saat dikonfirmasi Kanal Bisnis Liputan6.com, Senin (28/2/2022).

Sementara hingga saat ini, waktu dan tempat Pemakaman belum diketahui.

Semasa hidup, Arifin Panigoro diketahui memiliki kepedulian tinggi terhadap eliminasi penyakit tuberkulosis di Indonesia.

 

 

Pimpin Forum Stop TB Partnership Indonesia

Untuk mempercepat tercapainya Indonesia bebas TB sebelum tahun 2050, Arifin Panigoro mengomandani Forum Stop TB Partnership Indonesia (FSTPI).

FSTPI terbentuk atas kerja sama beberapa kelompok mulai dari pemerintah, organisasi masyarakat madani baik yang berbasis masyarakat maupun agama, akademisi, ikatan profesi, sektor swasta, instituti pelayanan kesehatan, mitra internasional dan perorangan.

"Bersama dengan forum ini, saya berharap bisa menjangkau Indonesia khususnya Indonesia di wilayah bagian Timur. Karena penyakit ini juga terkait terhubung dengan kemiskinan," kata Arifin dalam acara 'Kick Off' Forum Stop TB Partership Indonesia pada 2013 silam.

Komitmen Arifin Panigoro dalam upaya mengeliminasi penyakit tuberkulosis di Tanah Air masih terus ditunjukkannya meski pandemi COVID-19 tengah melanda. Memahami bahwa fokus utama dunia tengah tertuju pada pandemi, dia mengingatkan agar penanganan TB harus lebih gencar lagi setelah pandemi melandai.

Sarankan Penanganan TB Digencarkan Setelah Pandemi Melandai

Oleh karena proses penanganan TB yang selama ini menumpuk dan terabaikan lantaran penanganan COVID-19, maka Arifin Panigoro menyarankan pemerintah harus melihat penangana penyakit tersebut secara extraordinary atau out of the box.

Jika penanganan TB biasa-biasa saja maka dikhawatirkan peningkatan kasus penyakit tersebut meningkat drastis. Bahkan, Indonesia bisa menyalip China dan India yang berada di urutan kedua dan pertama kasus terbanyak di dunia.

Arifin mengatakan pada 2020 lalu, ancaman tuberkulosis sebenarnya jauh lebih tinggi jika dibandingkan COVID-19 saat ini. Sebab, satu tahun saja penyakit yang disebabkan kuman mycobacterium tersebut dapat membunuh 100 ribu orang per tahun.

"Sebetulnya untuk Indonesia kasus ini serius banget. Bandingkan saja 100 ribu orang setahun, corona tidak ada apa-apanya dari jumlah meninggal," kata Arifin, dilansir Antara, Juli 2020.

Infografis

Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 6 Cara Efektif Hadapi Potensi Penularan Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya