Pakar : Anemia pada Pasien Cuci Darah atau Hemodialisi Dapat Berujung Kematian

Kematian pasien cuci darah (hemodialisa) akibat anemia dapat dicegah dengan cepat mengatasi masalahnya

oleh Liputan6.com diperbarui 01 Mar 2022, 20:33 WIB
Diterbitkan 01 Mar 2022, 20:33 WIB
Permenkes No 30 Tahun 2019 Ancam Pelayanan Cuci Darah
Perawat memeriksa kondisi pasien yang sedang cuci darah menggunakan alat Fresenius Medical Care dan B Braun di Ruang Hemodialisis RSUD Tangerang Selatan, Banten, Rabu (6/11/2019). Menurut Permenkes No 30 Tahun 2019, cuci darah hanya boleh dilakukan rumah sakit tipe A dan B. (merdeka.com/Arie Basuki)

Liputan6.com, Jakarta - Anemia pada pasien gagal ginjal dapat berujung kematian jika tak cepat diatasi. Sebab, kematian pada pasien hemodialisa di Indonesia hampir sebagian besar disebabkan penyakit kardiovaskular.

"Sekitar 42 persen karena itu," kata Prof dr Rully MA Roesli PhD SpPD-KGH dalam webinar Manajemen Anemia: Mengurangi Tingkat Transfusi Darah bersama PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) dan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI) belum lama ini.

Dijelaskan Rully, apabila pasien cuci darah atau hemodialisa terkena penyakit kardiovaskular, ginjal dan jantung pun menjadi lemah.

"Itu mengapa anemianya harus cepat-cepat diobati dengan memberikan terapi epo dengan indikasi Hb < 10 g/dL dengan syarat tertentu yang harus dipenuhi, seperti tidak ada infeksi berat," ujarnya.

Menurut Rully, penyuntikan epo harus dilakukan secara rutin. Akan tetapi yang sering menjadi masalah di Indonesia, pemberian eritropetin belum tercakup dalam pembiayaan hemodialisa.

"Sehingga peberian transfusi darah masih cukup banyak dilakukan. Padahal, dapat dikatakan transfusi darah memiliki banyak risiko apabila dilakukan kepada pasien cuci darah," katanya.

Rully, menambahkan, terapi epo lebih aman untuk diberikan karena dapat menghasilkan peningkatan Hb yang berkesinambungan, menghasilkan sel darah merah yang berfungsi secara normal dan dapat meningkatkan kualitas hidup dengan memeliihara target Hb yang lebih tinggi.

Tangani Anemia pada Pasien Cuci Darah

Cuci Darah, Hemodialisa, Anemia
webinar Manajemen Anemia: Mengurangi Tingkat Transfusi Darah bersama PT Etana Biotechnologies Indonesia (Etana) dan Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia (KPCDI)

Webinar ini diselenggarakan sebagai rangkaian peringatan Hari Ginjal Sedunia yang jatuh pada 10Maret 2022. Etana bersama KPDCI secara konsisten memberikan edukasi kepada pasien dan awam terkait kesehatan ginjal.

Ketua Umum KPCDI, Tony Richard Samosir, mengatakan, edukasi seperti ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan para dialisis agar dapat memilih terapi yang tepat bagi dirinya sendiri.

Seperti diketahui bahwaanemia menjadi problematika bagi pasien cuci darah. Salah satu terapi yang dapat dilakukan adalah dengan penyutikan epo atau alternatif lain dengan melakukan tranfusi darah. S

"Semoga pasien hemodialisa dapat bertambah pengetahuannya tentang terapi anemia yang sesuai dengan kebutuhan dan aktivitasnya, agar dapat meningkatkan kualitas hidup pasien untuk tetap produktif dan selalu bersemangat," katanya.

Sementara, Direktur Utama PT Etana Biotechnologies Indonesia, Nathan Tirtana, mengatakan, pihaknya sebagai salah satu perusahaan kesehatan di Indonesia secara rutin mendukung kegiatan Hari Ginjal Sedunia setiap tahunnya.

"Hal ini sebagai wujud kepedulian kami terhadap pasien dengan penyakit ginjal, khususnya pasien-pasien yang menjalani hemodialisa," katanya.

"Selain itu kami juga terus berupaya untuk melayani pasien dengan menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi dan terjangkau salah satunya melalui produk epoetin alfa, yang dapat membantu pasien yang sedang menjalani hemodialisa," pungkas Nathan.

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron

Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 5 Cara Lindungi Diri dan Cegah Penyebaran Covid-19 Varian Omicron. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya