Dinda Hauw Keguguran, Kenali Risiko Hamil Kembar

Kehamilan kembar seperti yang dialami Dinda Hauw merupakan berkah ganda, namun pada saat yang sama juga berisiko lebih tinggi ketimbang kehamilan tunggal.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 23 Mar 2022, 14:29 WIB
Diterbitkan 23 Mar 2022, 14:29 WIB
Dinda Hauw
Dinda Hauw mengabarkan dirinya mengalami keguguran bayi kembar (dok.Instagram/@dindahw/https://www.instagram.com/p/CbaDUI8v1R7/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Dinda Hauw keguguran. Janin kembar buah cintanya dengan Rey Mbayang tidak bisa diselamatkan.

Kabar duka itu dibagikan Dinda Hauw melalui Instagram pribadinya. Dinda pun kemudian menceritakan kronologi awal mengetahui dirinya hamil hingga akhirnya mengalami keguguran.

"Sampai ketemu lagi Adik. Singkat namun terasa sekali nyatanya..." tulis Dinda membuka kisahnya.

Bintang film Surat Kecil untuk Tuhan itu pertama kali mengetahui dirinya hamil ketika berada di Paris. Namun kemudian keluar darah menggumpal.

Setibanya di Jakarta, Dinda kembali melakukan tes kehamilan. Kali ini garis hasil tes semakin terang.

"Sampai Jakarta diberi kekuatan lagi dengan garis yang semakin terang warnanya... Akhirnya memutuskan USG," tulis Dinda.

Hasil USG memastikan Dinda memang hamil. Kebahagiaan semakin bertambah karena diketahui dia mengandung anak kembar.

"Kalimat pertama yang keluar dari dokter. 'Kamu ternyata sudah hamil loh, kembar lagi' Aahh bahagia sekali rasanya, sekaligus gak percaya... 'Sudah ada detak jantungnya juga'," kata Dinda.

Hanya saja, pernyataan dokter berikutnya membuat Dinda terhenyak. Satu dari dua kantung janinnya ternyata kosong alias tidak berkembang. Seminggu setelahnya, Dinda mengalami pendarahan.

Dia pun bergegas ke rumah sakit, tapi dokter menyatakan janinnya tak bisa diselamatkan.

"Aku dinyatakan keguguran dan akhirnya langsung segera dibersihkan di ruang operasi.. Selamat jalan Adik ke surga... Terima kasih rasa bahagianya kemarin," tutup Dinda.

Kehamilan kembar merupakan berkah ganda, namun pada saat yang sama juga berisiko lebih tinggi ketimbang kehamilan tunggal. Kehamilan lebih dari satu janin berkaitan erat dengan berbagai risiko komplikasi.

Seperti disampaikan dr Sepriani Trimurtini dari Klikdokter, "Kehamilan kembar maupun lebih memang dikaitkan dengan berbagai risiko komplikasi, baik selama masa kehamilan maupun saat persalinan. Risiko ini bisa terjadi pada ibu maupun janin dalam kandungan, dengan berbagai derajat keparahan."

Direktur divisi kesehatan ibu dan anak di Health Sciences Center University of Texas, Houston, AS Manju Monga, MD mengatakan, kehamilan ganda perlu pemantauan lebih dibandingkan kehamilan tunggal.

"Kami cenderung melakukan pemeriksaan ultrasound lebih sering untuk memantau perkembangan kehamilan kembar, dibandingkan dengan pindai anatomi tunggal dan perkembangan pada kehamilan tunggal."

Tes tambahan yang dijalani ibu hamil kembar juga meningkatkan risiko keguguran. Misalnya, risiko keguguran pasca amniocentesis (prosedur untuk memeriksa sampel air ketuban guna melihat ada tidaknya kelainan pada janin) lebih tinggi pada kehamilan kembar.

"Ibu hamil (kembar) diperiksa dua kali, jadi risiko keguguran yang adalah satu dari 1.000 kehamilan tunggal akan meningkat menjadi satu dari 500 untuk kehamilan kembar," ujar Abdulla Al-Khan, MD, direktur dari kesehatan ibu dan bayi di Hackensack University Medical Center, New Jersey, mengutip WebMD.

Selain itu, kehamilan kembar juga berisiko mengalami keguguran pada salah satu janin (vanishing twin). Menurut studi, sekitar 36 persen hamilan kembar mengalami salah satu janin menghilang. Hal tersebut juga bisa dialami oleh ibu yang mengandung lebih dari dua janin.

Ada beberapa penyebab vanishing twin syndrome seperti misalnya prosedur in vitro fertilization (IVF). Dalam prosedur itu, dokter dapat mentransfer lebih dari satu telur pada ibu, namun kerap kali hanya satu telur yang dapat bertahan hingga lahir. Selain itu, usia ibu, kondisi plasenta yang tidak normal, infeksi pada janin, serta faktor genetik seperti kelainan kromosom juga dapat membuat salah satu janin tidak berkembang.

Tak hanya pada janin, risiko dari kehamilan kembar juga ada pada ibu. Ada 6 risiko yang mungkin dialami ibu hamil kembar, dilansir dari Klikdokter:

 

1. Hiperemesis gravidarium

Kondisi hiperemesis gravidarum ditandai dengan mual dan muntah hebat dan tidak kunjung membaik pada ibu hamil. Akibatnya, akan ada perubahan nafsu makan pada ibu dan penurunan tekanan darah.

Bahkan dalam kasus terburuk, ibu bisa hilang kesadaran diri akibat dehidrasi dan lemas.

“Hal ini disebabkan oleh hormon beta-hCG pada ibu hamil kembar akan meningkat, bahkan mencapai dua kali lipat. Akibatnya, gejala mual dan muntah pun semakin berat,” jelas Sepriani.

2. Pregnancy-induced hypertension (PIH)

Sebanyak 37 persen kehamilan kembar mengalami pregnancy-induced hypertension (PIH).

Jika tidak ditangani, PIH dapat menyebabkan persalinan prematur, bayi yang tidak tumbuh dengan baik, atau kematian pada bayi.

PIH juga merupakan ancaman serius bagi kesehatan ibu, terutama jika berkembang menjadi preeklamsia.

3. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah penyakit diabetes yang dialami selama kehamilan. Tidak semua ibu hamil akan mengalami ini, tapi risikonya meningkat pada kehamilan kembar.

Risiko diabetes gestasional naik 22-39 persen pada ibu yang hamil tiga janin (kehamilan triplet).

“Adanya dua plasenta atau ukuran plasenta yang besar pada ibu hamil kembar menyebabkan tubuh ibu lebih rentan alami gangguan sensitivitas insulin. Gula darah pun tidak dapat diproses, sehingga kadarnya menjadi tinggi di dalam darah,” kata Sepriani lagi.

4. Preeklamsia

Kemungkinan ibu mengalami preeklampsia juga akan meningkat hingga dua kali lipat pada kehamilan kembar.

Komplikasi ini ditandai dengan tekanan darah yang mencapai angka 140/90 mmHg. Komplikasi ini dapat membahayakan organ-organ tubuh lain seperti ginjal dan hati.

5. Operasi sesar

Risiko persalinan melalui operasi sesar lebih mungkin terjadi pada kehamilan kembar.

Hal ini dapat disebabkan oleh posisi bayi yang tidak baik (misalnya kepala salah satu bayi tidak berada di bawah) atau terjadi komplikasi saat persalinan.

6. Lepasnya plasenta dalam rahim

“Solusio plasenta adalah lepasnya plasenta di dalam rahim. Umumnya, ibu akan merasakan nyeri perut, keluar bercak darah dari vagina, dan perut selalu terlihat tegang,” jelas Sepriani.

Ia juga menambahkan, ibu hamil kembar memiliki risiko tinggi mengalami solusio plasenta. Kondisi ini termasuk kondisi gawat darurat dan mengancam nyawa, sehingga harus ditangani segera.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya