Pemenuhan Nutrisi Cegah Komplikasi dan Percepat Kesembuhan pada Pasien Rawat Inap

Pasien rawat inap dengan status gizi baik cenderung lebih cepat pulih serta risiko komplikasi bisa diminimalisasi. Hal ini berbeda dengan pasien malanutrisi.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 04 Jun 2022, 07:00 WIB
Diterbitkan 04 Jun 2022, 07:00 WIB
Ilustrasi – Infus untuk membantu pemulihan kesehatan pasien. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Ilustrasi – pasien rawat inap. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta Pasien rawat inap dengan status gizi baik cenderung lebih cepat pulih serta risiko komplikasi bisa diminimalisasi. Namun, berbagai studi menyebutkan pada mereka yang malanutrisi ada risiko komplikasi serta perawatan di rumah sakit lebih lama pasca operasi.

Maka dari itu pasien rawat inap yang hendak melakukan operasi saluran pencernaan perlu melakukan skrining nutrisi. Bila alami kekurangan nutrisi atau malanutrisi bisa dilakukan upaya koreksi sehingga pascatindakan operasi risiko komplikasi bisa menurun.

Penelitian terbaru yang melibatkan 7 negara termasuk Indonesia yang didukung perusahaan Fresenius Kabi pada pasien yang jalani rawat inap terkait masalah saluran pencernaan memperlihatkan bahwa banyak pasien dari Indonesia yang alami malanutrisi.

Studi tersebut melibatkan pasien rawat inap dengan penyakit saluran pencernaan (47 persen) dan kanker saluran pencernaan (45 persen). Hasilnya, ada 76 persen pasien malanutrisi dari Indonesia dengan derajat sedang hingga tinggi. Ini berarti 3 dari 4 pasien bedah berpotensi akan mengalami malanutrisi dalam kondisi sedang hingga tinggi.

Menurut dokter spesialis bedah dari Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia, Nurhayat Usman, malanutrisi pada pasien di Indonesia bukannya tidak diketahu tapi belum menjadi fokus para tenaga kesehatan.

"Mungkin bukan tidak diketahui tapi belum menjadi fokus yang opitmal mengenao pelayanan pasien yang ada hubungannya dengan penyakit nutrisi," kata Nurhayat dalam diskusi daring bersama Fresenius Kabi beberapa waktu lalu.

"Maka dari itu dukungan nutrisi atau koreksi nutrisi sangat diperlukan," kata Nurhayat dalam diskusi daring beberapa waktu lalu. 

Malanutrisi atau kerap disebut malnutrisi adalah kondisi yang merujuk pada kekurangan gizi seperti protein, karbohidrat, mineral atau zat mikronutrisi. Malnutrisi disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya kondisi medis pada pasien.

 

Pemberian Nutrisi

Bila menilik data bahwa 76 persen pasien di Indonesia sudah alami malanutrisi sebelum jalani operasi maka koreksi nutrisi memang perlu dilakukan.

Nurhayat menjelaskan pada pasien rawat inap yang hendak operasi itu bisa diberikan  makanan/minuman serta nutrisi enteral dan nutrisi parenteral.

"Pasien yang tidak bisa menerima makanan dan minuman bisa menerima nutrisi berupa enteral dan parenteral. Nutrisi enteral bisa diberikan secara langsung lewat mulut maupun lewat NGT. Nutrisi parenteral diberikan melalui infus,” katanya.

Ketika perbaikan nutrisi sudah dilakukan harapannya bisa mencegah dampak dari malanutrisi. 

Hadir dalam webinar ini, Herlina Harjono yang merupakan Direktur PT Fresenius Kabi Indonesia mengatakan dari hasil penelitian pada 7 negara mengenai pentingnya nutrisi bagi pasien dalam menghadapi tantangan seperti pada operasi gastrointestinal.

"Oleh karenanya, kami berkolaborasi secara strategis dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Digestif Indonesia (IKABDI) untuk memberikan edukasi mengenai pemberian nutrisi optimal bagi pasien agar kejadian malnutrisi bisa dihindari sehingga diharapkan bisa mencegah dampak negatif karena malnutrisi,” kata Herlina.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya