Liputan6.com, Jakarta Kasus COVID-19 yang kembali melonjak di Korea Selatan membuat pemerintah setempat melakukan berbagai upaya pencegahan seperti vaksinasi suntikan keempat dan karantina tujuh hari.
Perdana Menteri Han Duck-soo mengatakan orang-orang berusia 50-an dan mereka yang memiliki penyakit komorbid akan memenuhi syarat untuk mendapatkan suntikan booster COVID-19 kedua atau suntikan keempat.
Baca Juga
Hingga saat ini, hanya orang berusia 60 tahun ke atas yang memenuhi syarat. Namun, tingkat pengambilannya rendah, dengan hanya 32 persen yang memilih untuk menerima suntikan keempat.
Advertisement
Korea Selatan pada Mei membuang sebagian besar pembatasan terkait pandemi, termasuk mandat masker luar ruangan, karena kasus melambat setelah memuncak pada lebih dari 600.000 per hari di pertengahan Maret.
Pemerintah tidak memiliki rencana segera untuk mengembalikan pembatasan tetapi tidak menutup kemungkinan jika ada "perubahan kritis" dalam situasi COVID-19, kata Han.
“Persyaratan karantina tujuh hari bagi mereka yang terinfeksi COVID-19 tetap berlaku,” kata Han mengutip Channel News Asia, Minggu (24/7/2022).
Karantina 7 hari tidak hanya berlaku untuk warga lokal, tapi juga pendatang atau wisatawan asing.
Seperti dialami oleh pasangan asal Singapura Huang dan Li yang menghadapi kenyataan kurang menyenangkan ketika tiba di Korea Selatan.
Rencana liburan yang sudah didambakan sejak lama berakhir di kamar hotel lantaran keduanya perlu menjalani karantina COVID-19 selama 7 hari.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Tak Sesuai Rencana Liburan
Pasangan suami istri berusia 25 ini telah menyusun rencana liburan selama 8 hari di negeri K-POP. Namun, pada hari pertama mereka (13 Juli), keduanya dinyatakan positif COVID-19, seperti melansir Asia One pada Minggu 24 Juli.
Wisatawan jangka pendek seperti Huang dan Li yang dites positif COVID-19 setibanya di Korea Selatan memang harus menjalani karantina tujuh hari di fasilitas karantina yang dialokasikan, menurut situs web Kedutaan Besar Republik Korea di Singapura.
Ini berarti, setelah dites positif, pasangan ini segera dibawa ke hotel karantina di mana mereka menghabiskan tujuh hari menyedihkan berikutnya hanya di dalam kamar hotel.
Huang berbagi bahwa awalnya rencana perjalanan mereka akan diawali dengan menghabiskan waktu libur di Seoul selama empat hari. Kemudian mereka akan bertolak ke Pulau Jeju di sisa 4 hari berikutnya.
Secara total, mereka mengatakan telah menghabiskan hampir $3.000 atau sekitar Rp 45 juta untuk hotel, penerbangan, dan biaya lainnya.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Gejala Timbul Saat Penerbangan
Pasangan itu mengatakan, mereka tidak berpikir akan tertular virus karena sebelum terbang, hasil Tes Cepat Antigen (Rapid Antigen) mereka negatif. Keduanya juga sudah mendapat vaksinasi lengkap. Namun tanpa diduga, selama penerbangan, mereka mulai mengalami gejala-gejala seperti demam dan tenggorokan kering.
"Kami tidak merasa sangat nyaman di pesawat, tetapi kami pikir kabin kering lah yang menyebabkan tenggorokan terasa gatal dan kering," kata Huang.
Setelah dites positif, gejala Huang termasuk kehilangan suara sementara sedangkan Li mengalami demam dan sakit tenggorokan.
Meskipun mengalami kemunduran, Huang mengatakan bahwa dia pernah ke Korea Selatan sebelumnya, jadi dia "tidak menyesal" melewatkan sebagian besar perjalanan ini. Ia pun bersyukur bisa karantina bersama dengan kekasihnya.
Setelah keluar dari isolasi, pasangan itu berhasil menghabiskan hari kedelapan dan terakhir mereka memanfaatkan liburan mereka dengan makan dan berbelanja di negara itu.
Huang mengatakan bahwa mereka membeli asuransi perjalanan dan masih mencoba mencari tahu klaimnya.
COVID-19 di Korea Selatan
Ini bukan satu-satunya kasus orang Singapura yang tertular COVID-19 selama perjalanan.
Pada Senin (18 Juli), penyanyi-penulis lagu dari Singapura, Amanda Ong membuat TikTok tentang lagu yang dibuatnya setelah terjangkit COVID-19.
Ong tertular virus selama bulan madu dan dia harus mengisolasi di ruang terpisah dari suaminya.
Infeksi COVID-19 harian di Korea Selatan telah melonjak di atas 40.000 untuk pertama kalinya dalam dua bulan. Pemerintah memperingatkan adanya potensi lonjakan lima kali lipat dalam beberapa bulan mendatang.
"Infeksi harian bisa melonjak hingga 200.000 antara pertengahan Agustus dan akhir September," kata Perdana Menteri Han pada pertemuan tanggapan pemerintah terhadap COVID-19, mengutip pandangan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KDCA) dan para ahli seperti dilaporkan Channel News Asia.
Angka 40.266 yang diumumkan pada Rabu (13 Juli) merupakan lompatan 8 persen dari hari sebelumnya dan merupakan level tertinggi sejak 43.908 pada 11 Mei. Tingkat 200.000 per hari terakhir terlihat pada bulan April lalu.
Advertisement