Bisa Menular dari Ibu ke Bayi, Hepatitis B Jadi Fokus Eliminasi

Hari Hepatitis Sedunia jatuh setiap tanggal 28 Juli. Di peringatan kali ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dr. Tiffany Tiara Pakasi menjelaskan terkait hepatitis B pada ibu hamil.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 28 Jul 2022, 19:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2022, 19:00 WIB
Sosialisasi Pencegahan Hepatitis Akut
Petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Kecamatan Menteng saat sosialisasi pencegahan Hepatitis Akut di Rukun Warga 03, Kelurahan Cikini, Jakarta, Senin (23/5/2022). Sosialisasi guna mencegah penyebaran sekaligus mengimbau warga menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) agar terhindar penyakit Hepatitis Akut yang marak menyerang anak-anak. (merdeka.com/Iqbal S Nugroho)

Liputan6.com, Jakarta Hari Hepatitis Sedunia jatuh setiap tanggal 28 Juli. Di peringatan kali ini, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular (P2PM) Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) dr. Tiffany Tiara Pakasi menjelaskan terkait hepatitis B pada ibu hamil.

Menurutnya, hepatitis adalah peradangan hati yang disebabkan oleh infeksi dan non infeksi. Hepatitis yang diakibatkan infeksi umumnya dikarenakan virus hepatitis A, B, C, D, dan E. Selain itu, bisa pula akibat virus lain, parasit, dan bakteri.

Sedangkan, non infeksi biasanya disebabkan alkohol, racun, zat kimia, obat-obatan, autoimun, dan perlemakan.

Hepatitis yang sedang menarik perhatian berbagai pihak termasuk Kemenkes adalah hepatitis B.

Eliminasi hepatitis B pada ibu hamil menjadi prioritas karena ibu hamil yang positif hepatitis B dapat menularkan ke anak. Sedangkan, bayi yang tertular hepatitis B sejak kecil memiliki risiko tinggi (95 persen) mengidap infeksi hepatitis kronis.

“Indonesia itu cukup tinggi prevalensi hepatitis B-nya. Bahkan, Indonesia paling tinggi di wilayah WHO Asia Tenggara yakni sekitar 7,1 persen atau 18 juta orang. Sedangkan, hepatitis C Indonesia di peringkat ketiga di wilayah WHO Asia Tenggara dengan angka 1 persen,” ujar Tiara dalam seminar daring Kemenkes, Kamis (28/7/2022).

Indonesia sudah memiliki program pencegahan penyakit hepatitis. Namun, capaian eliminasi hepatitis B di Indonesia masih belum optimal.

“Pemeriksaan hepatitis B pada ibu hamil tahun 2021 baru mencapai 60,28 persen atau belum mencapai target 90 persen.”

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.


Penanganan Bayi Berisiko Hepatitis

Apa Itu Hepatitis?
Apa Itu Hepatitis?

Ibu yang mengidap hepatitis B bisa menurunkan atau menularkan secara vertikal kepada bayi yang dikandung. Untuk itu, pemerintah mengupayakan vaksinasi pada bayi segera setelah lahir.

“1,6 persen (dari 47.550) ibu hamil terdeteksi hepatitis B di 2021 dan berpotensi sangat besar untuk menularkan ke bayinya. Makanya, bayinya ini begitu lahir langsung diberi vaksinasi dan imunoglobulin hepatitis B dalam waktu kurang dari 24 jam. Ini aturan main dalam programnya.”

Hasilnya, 98,8 persen bayi yang lahir dari ibu yang positif hepatitis B sudah terlindungi dari hepatitis B. Adapun pencegahan yang sudah dilakukan yakni:

-Skrining hepatitis B pada ibu hamil

-Pemberian HBlg pada bayi dari ibu hamil yang positif hepatitis B

-Skrining hepatitis C pada populasi berisiko

-Pengobatan hepatitis C dengan DAA dilakukan di semua provinsi.

Sedangkan, rencana pengembangan program pencegahan meliputi:

-Vaksinasi hepatitis B pada tenaga kesehatan yang direncanakan untuk dilaksanakan tahun 2023

-Pemberian tenofovir pada ibu hamil terinfeksi hepatitis B direncanakan tahun 2023

-Imunisasi hepatitis A yang direncanakan untuk dilaksanakan tahun 2023.

 

 

* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Cegah Penularan Hepatitis B

Ilustrasi Hepatitis akut (Istimewa)
Ilustrasi Hepatitis akut (Istimewa)

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Pokja Infeksi Saluran Reproduksi Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) dr. Muhammad Alamsyah Aziz, Sp.OG(K)FM, KIC, M.Kes menjelaskan cara cegah penularan hepatitis B dari ibu ke anak.

“Bagaimana caranya? Tentunya harus menemukan kasusnya sebanyak mungkin, jadi penemuan kasus kemudian kita bisa melakukan pencegahan penularan dari ibu ke anak. Jadi semakin ke hulu akan semakin baik,” ujar Alamsyah.

Kemudian, ada pula pemberian antivirus bagi ibu hamil dengan hepatitis B. Pencapaian yang paling penting bukan soal kasus berkurang tapi juga stigma yang berhasil dihilangkan.

“Jangan sampai ini menjadi permasalahan nasional dan tentunya ini juga untuk meningkatkan kualitas hidup.”

Virus hepatitis B sendiri merupakan virus DNA. Virus ini memiliki struktur bagian luar, inti dalam, dan beberapa bagian yang digunakan untuk mendeteksi apakah virus ini sudah berlangsung infeksinya pada tubuh manusia. Virus ini banyak terdeteksi pada ibu hamil dan usia muda.


Penularan Hepatitis B

Sudah 15 Kasus di Indonesia, Penyebab Hepatitis Akut Misterius Masih Belum Diketahui
Ilustrasi Sudah 15 Kasus di Indonesia, Penyebab Hepatitis Akut Misterius Masih Belum Diketahui. Foto: Pixabay.

Alamsyah juga menjelaskan bagaimana hepatitis B ditularkan. Menurutnya, hepatitis B ditularkan melalui darah, mother to child transmission atau penularan vertikal ibu anak, dan hubungan seks.

“Penularan ibu ke janin adalah cara utama transmisi, bisa sebelum, saat, dan sesudah persalinan. Ini yang harus kita cegah jangan sampai ada penularan dari ibu ke janin karena penularan hepatitis ini menjadi 100 kali lebih besar kemungkinannya dibandingkan HIV kalau kita bandingkan.”

Risiko dan insidensi penularan dari ibu ke anak cukup besar yakni 90 persen dan insidensinya 2,5 persen. Ini tinggi dibandingkan penyakit lain seperti sifilis yang risiko penularannya 70-80 persen dan insidensinya 1,7 persen. Sedangkan, HIV risiko penularannya lebih rendah lagi yakni 60 persen dan insidensinya 0,3 persen.

Penularan hepatitis B dari ibu ke bayi bisa melalui penularan via plasenta. Kontraksi uterus saat kehamilan dan kerusakan sawar plasenta. Penularan juga bisa terjadi selama menyusui. Aktivitas menyusui tidak berpengaruh terhadap respons imun vaksin virus hepatitis B (HBV). Perawatan puting susu harus baik karena HBV dapat masuk via darah ke darah.

 

infografis journal
infografis journal 5 Jenis Penyakit Hepatitis. (Liputan6.com/Tri Yasni).
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya