Liputan6.com, Jakarta - Seorang pria asal Italia tak menduga bakal terinfeksi penyakit yang sedang jadi momok dunia di waktu bersamaan. Sepulang dari trip pendek ke Spanyol, pria ini terinfeksi COVID-19 dan cacar monyet di waktu yang sama. Tak cuma itu, ia juga ternyata positif HIV.Â
Pria tersebut berada di Spanyol selama lima hari di bulan Juni lalu. Sembilan hari usai sampai di Italia, muncul gejala. Ia mengalami demam, sakit tenggorokan, merasa lelah, dan pusing.
Baca Juga
Dalam Journal of Infection disebutkan bahwa pria 36 tahun ini sebenarnya sudah mendapatkan dua dosis vaksin COVID-19. Ia juga pernah terpapar virus SARS-CoV-2 pada Januari lalu. Namun, usai kembali dari Spanyol tepatnya pada 2 Juli ia positif COVID-19 untuk kedua kali.
Advertisement
Di hari yang sama usai hasil tes COVID-19 keluar, muncul ruam di lengan kiri. Belum selesai di situ, gejala-gejala lain seperti vesikel yang menyakitkan muncul di badan, tungkai dan wajah.
Pada tanggal 5 Juli ruam tersebut sudah menjadi pustula (bagian kulit yang menonjol, di dalamnya terdapat nanah) seperti mengutip News Week, Kamis (25/8/2022).
Ia pun segera ke rumah sakit untuk mengetahui kondisi yang menimpa dirinya. Langsung saja ia pergi ke UGD University Hospital in Catania. Ia lalu diperiksa oleh tim dokter di Unit Penyakit Menular.
Saat di rumah sakit, pasien menjalani tes monkeypox. Hasilnya positif. Ia mengaku kalau ia melakukan hubungan seksual tanpa kondom dengan pria saat berada di Spanyol.
Â
Positif HIV Juga
Selain tes cacar monyet, pihak rumah sakit juga melakukan serangkaian tes penyakit menular seksual. Hasilnya, pria tersebut positif HIV (Human Immunodeficiency Virus). Ini adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4.
Para peneliti dari University of Catania di Italia memprediksi bahwa kondisi HIV pada pasien tersebut relatif baru.
Usai mendapatkan penanganan pertama untuk ketiga penyakit menular yang didapatnya, pria tersebut keluar dari rumah sakit pada 11 Juli 2022. Ia kemudian menjalani isolasi mandiri di rumah.
Peneliti melihat bahwa penting untuk melihat berbagai aspek termasuk kebiasaan seksual dalam menegakkan diagnosis.Â
"Kasus ini menyoroti bagaimana gejala cacar monyet dan COVID-19 dapat tumpang tindih, dan menguatkan bagaimana dalam kasus koinfeksi, pengumpulan anamnestik, dan kebiasaan seksual sangat penting untuk melakukan diagnosis yang benar," kata para peneliti.
Advertisement
Kemungkinan Tertular 2 Penyakit Tinggi
Di tengah pandemi COVID-19 serta penularan yang cacar monyet di 89 negara, maka dokter harus mewaspadai pasien tertular cacar monyet dan COVID-19.
"Dokter harus mewaspadai kemungkinan koinfeksi SARS-CoV-2 dan virus monkeypox, terutama pada subjek dengan riwayat perjalanan baru-baru ini ke daerah wabah monkeypox," kata peneliti dalam studi itu.
Dalam kasus pria tersebut, hubungan seksual yang menjadi cara utama penularan. Maka para peneliti meminta skrining penyakit menular seksual juga setelah didiagnosis monkeypox.
HIV, Cacar Monyet plus COVID-19 Bikin Kondisi Memburuk?
Pria 36 tahun ini adalah satu-satunya kasus cacar monyet, COVID, dan HIV yang dilaporkan. Maka, tidak ada cukup bukti untuk mendukung bahwa "kombinasi ini dapat memperburuk kondisi pasien."
"Mengingat pandemi SARS-CoV-2 saat ini dan peningkatan kasus cacar monyet setiap hari, sistem perawatan kesehatan harus mewaspadai kemungkinan ini, mempromosikan tes diagnostik yang tepat pada subjek berisiko tinggi, yang penting untuk penahanan karena tidak ada pengobatan yang tersedia secara luas atau profilaksis," tambah para peneliti.
Advertisement