Liputan6.com, Jakarta Berkaitan dengan bencana banjir bandang Pakistan, Indonesia sedang menyiapkan bantuan tim tenaga medis, alat kesehatan (alkes) hingga obat-obatan. Persiapan ini baru saja dibahas dalam 'Rapat Tingkat Menteri (RTM) terkait Rencana Pengiriman Bantuan Medis Bencana Banjir di Negara Pakistan' pada Senin (6/9/2022).
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Muhadjir Effendy mengatakan, bantuan tenaga medis dan obat-obatan akan dikoordinasikan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Baca Juga
Arahan itu disampaikan Muhadjir kepada Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono yang ikut menghadiri rapat. Meski begitu, belum disampaikan secara rinci, berapa jumlah tenaga medis maupun obat-obatan yang akan dikirimkan.
Advertisement
"Rapat hari ini terkait rencana pengiriman bantuan medis banjir bandang ke Pakistan. Hal ini tidak lepas dari posisi Bapak Presiden sebagai Presidensi G20 dan kita memiliki hubungan yang sangat baik dengan Pemerintah Pakistan," ujar Muhadjir saat Rapat Tingkat Menteri di Gedung Kemenko PMK, Jakarta, Senin (5/9/2022).
"Pakistan juga memberikan bantuan kepada kita saat bencana. Jadi, kita akan melakukan pengiriman rencana bantuan medis dan non medis. Saya mohon kementerian/lembaga terkait untuk mengkoordinir bantuan. Untuk tim medis, alkes dan obat-obatan, saya minta dikoordinir Kemenkes ya Pak Wamen."
Rapat rencana pengiriman bantuan banjir Pakistan turut dihadiri sejumlah pejabat negara lain, di antaranya, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto, Perwakilan Kemenlu Siti Mauludiah, Perwakilan Kemenkeu Made Arya Wijaya, Perwakilan Kemenhub Maria Kristi Endah, TNI Letjen TNI Eko Margiyono dan Polri Irjen Pol. Indra Miza.
Bantuan Kemanusiaan Rp7,1 Miliar
Dalam Rapat Tingkat Menteri, Pemerintah Indonesia akan memberikan sejumlah bantuan kepada Pakistan, salah satunya pemberian bantuan kemanusiaan sebesar USD 500,000 atau setara sekitar Rp7,1 miliar.
Selain bantuan hibah secara tunai, Pemerintah juga akan memberikan bantuan melalui pengiriman personel berupa Emergency Medical Team (EMT) yang terdiri dari tenaga gabungan (joint forces) BNPB, BASARNAS, TNI, POLRI, dan NGO.
Ada juga bantuan pemenuhan kebutuhan dasar bagi penduduk terdampak terutama kelompok rentan.
“Tentu ini tidak lepas Karena itu, dengan kondisi yang ada, bantuan ini harus dilakukan dengan segera,” ungkap Muhadjir Effendy melalui pernyataan resmi yang diterima Health Liputan6.com.
Adapun pembentukan tim bantuan penanganan banjir bandang di Pakistan dan tim persiapan pendanaan melalui Dana Siap Pakai (DSP) akan di koordinasikan oleh BNPB. Kemudian tim bantuan kesehatan, baik tenaga medis, alat kesehatan, obat-obatan, dan lainnya oleh Kemenkes.
Tim transportasi, keamanan dan personil oleh TNI, dan pendukung lainnya.
“Saya mohon Kepala BNPB yang bertindak sebagai ketua yang didampingi Kemenkes dan Kemenko PMK agar segera merencanakan program dan anggaran untuk pengiriman tim medis dan dikoordinasikan dengan kementerian dan lembaga terkait,” terang Menko Muhadjir.
Advertisement
Perlu Tim untuk Mengecek ke Lokasi
Sebelumnya, Pemerintah Pakistan telah mengumumkan keadaan darurat dan mengerahkan militer untuk menangani apa yang disebut sebagai “Bencana Skala Epik”.
Hal itu dikarenakan hujan lebat dan curah hujan tinggi yang melanda Pakistan sejak Juni 2022 telah menyebabkan sepertiga wilayah pakistan terndam banjir. Beberapa provinsi yang terdampak parah di antaranya Provinsi Balochistan dan Khyber Pakhtunkhwa.
Tercatat banjir bandang di Pakistan memakan korban 1.136 jiwa meninggal dunia, 1.575 jiwa korban luka, 364.000 jiwa mengungsi, dan 33 juta jiwa terdampak.
“Warga Negara Indonesia (WNI) di sana (Pakistan), Alhamdulillah tidak ada yang menjadi korban. Sementara ini kita fokuskan langkah kita untuk mitigasi, nanti pada tahap berikutnya akan kita coba rehabilitasi dan rekonstruksi,” tutur Menko PMK Muhadjir Effendy.
Menurut Muhadjir, tim bantuan penanganan banjir bandang di Pakistan yang telah dibentuk, perlu melakukan survei pendahuluan.
“Tidak cukup saya kira mendapatkan data dari meja tapi perlu ada tim yang mengecek di lapangan,” jelasnya.
Penyakit Mematikan yang Ditularkan
Kondisi terkini, pekerja bantuan memperingatkan kurangnya pasokan air minum bersih yang menyebabkan peningkatan penyakit di Pakistan, karena korban tewas akibat banjir melewati 1.200 jiwa.
"Akses ke air bersih adalah masalah terbesar bagi mereka yang mencoba mencari makanan dan tempat tinggal," kata badan amal medis, Medecins Sans Frontieres, dikutip dari laman BBC, Minggu (4/9/2022).
Menteri Pemerintah Ahsan Iqbal mengatakan, Pakistan tidak memiliki sumber daya untuk menangani krisis yang belum pernah terjadi sebelumnya. Banjir adalah bencana yang disebabkan iklim terburuk dalam sejarah dunia baru-baru ini.
Sekitar 1,4 juta rumah telah hancur dalam rekor hujan monsun yang telah mempengaruhi lebih dari 33 juta orang.
Sementara itu, UNICEF menyatakan, lebih banyak anak berisiko meninggal akibat penyakit di Pakistan karena kekurangan air bersih.
"Sekarang, ada risiko tinggi penyakit yang ditularkan melalui air, penyakit mematikan yang menyebar dengan cepat, diare, kolera, demam berdarah, malaria," ungkap Abdullah Fadil dari Unicef. "Oleh karena itu, ada risiko lebih banyak anak meninggal."
Advertisement