Liputan6.com, Jakarta - Nikita Willy dan suaminya Indra Priawan Djokosoetono tengah berbahagia dengan kehadiran putra pertamanya, Issa. Putranya lahir di Los Angeles, Amerika Serikat beberapa waktu lalu dan mereka baru saja kembali ke Jakarta.
Tak lama setelah tiba, Niki dan Indra mengungkapkan bahwa mereka sempat mengajak putranya tersebut untuk keluar menikmati udara. Namun, Issa malah jatuh sakit lantaran tidak terbiasa dengan udara Jakarta.
Baca Juga
"Pas dia menyesuaikan udara dengan Jakarta, si Issa sempat sakit karena waktu itu sempat kita bawa jalan, enggak lama padahal di pinggir jalan. Terus mungkin kayaknya dia enggak biasa dengan udara yang sedikit kotor," ujar Indra dalam video yang diunggah dalam kanal YouTube Nikita Willy Official ditulis Jumat, (16/9/2022).
Advertisement
"Waktu itu di LA udara, air quality-nya kan bagus ya, dan di sini waktu itu sempat agak buruk air quality-nya. Jadi dia sempat batuk-batuk. Kita pikir 'Kenapa nih dia batuk-batuk?', ternyata dia batuk-batuk itu karena alergi dengan udara yang kotor," tambahnya.
Jakarta memang masuk dalam daftar kota dengan polusi udara terburuk di dunia.
Berdasarkan data pantauan IQAir, sebuah perusahaan teknologi yang bergerak dibidang kualitas udara beberapa waktu lalu, Jakarta masuk dalam tiga terbesar sebagai kota dengan polusi udara tertinggi.
Mengutip laman IQAir, data terbaru hingga Jumat 16 September 2022 pukul 16:10 WIB menunjukkan bahwa Jakarta masih masuk dalam daftar kota dengan polusi udara tertinggi.
Kali ini, Jakarta berada di posisi kelima dengan AQI US sebesar 120 yang berarti masuk dalam kategori 'Tidak Sehat bagi kelompok sensitif' menurut IQAir.
Efek Polusi Udara Buruk
Mengutip laman Medical News Today, efek dari polusi udara dapat menyebabkan seseorang kesulitan bernapas ringan hingga persoalan kardiovaskular yang parah, termasuk penyakit jantung, stroke, hingga kanker paru.
Gas dan partikel berbahaya ditimbulkan dari berbagai macam jenis polusi udara. Seperti asap knalpot kendaraan, asap tembakau (rokok), atau asap dari pembakaran batu bara.
Salah satu efek jangka panjang dari polusi udara adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Hal tersebut lantaran paparan partikel dari polutan dapat menyebabkan PPOK.
Selain itu, menurut WHO, polusi udara menyebabkan 26 persen dari semua kasus dan kematian yang ada dari kanker paru. Partikel yang ada dalam polutan, yang mana ukurannya sangat kecil memungkinkan mereka masuk dan mencapai saluran pernapasan bagian bawah.
Bahkan, polusi udara yang buruk dapat berdampak pada janin bagi ibu hamil. Studi dalam International Journal of Environmental Research and Public Health, paparan udara yang tercemar dapat membuat wanita hamil lebih mungkin untuk mengalami persalinan prematur.
Advertisement
Tips Atasi Jetlag untuk Bayi ala Nikita Willy
Sebelumnya, Niki dan Indra mengungkapkan bahwa Issa juga sempat mengalami jetlag setibanya di Jakarta. Namun, jetlag yang dialami oleh Issa tidak terlalu lama. Bahkan jetlag yang dialami Niki dan Indra lebih lama daripada yang dialami oleh putranya.
"Jetlag dia cuma empat hari. Bahkan kita dua minggu. Dia hari pertama jam dua siang sudah tidur, deep sleep banget. Cuma kita bangunin, terus sore kita hibur-hibur dia supaya dia enggak ngantuk. Terus jam enam, jam tujuh baru kita mandiin untuk dia tidur," kata Niki.
Dalam mengatasi jetlag yang dialami oleh putranya, Niki dan Indra ternyata memiliki cara tersendiri untuk mengatasinya. Selain dengan mengatur waktu bangun dan tidur sedemikian rupa, pasangan ini juga mengatur suasana sekitar di kamar tidur mereka.
"Pas dia bangun in the middle of the night, kita tetap bikin suasananya malam gitu, gelap, enggak kita hidupin lampu, tetap hening. Jadi dia tahu kalau ini masih malam," ujar Niki.
Cara Niki dan Indra Atur Waktu Olahraga dengan Urus Bayi
Tak berhenti di sana, Niki dan Indra juga membagikan tips untuk tetap aktif berolahraga di saat harus mengurus bayi. Seperti diketahui, Niki dan Indra tidak menggunakan baby sitter untuk Issa.
"Ini masalah prioritas saja. Kalau dalam sehari ada 24 jam, tinggal di manage saja kira-kira mau olahraganya kapan. Jadi kalau misalnya enggak memprioritaskan olahraga, dari 24 jam enggak akan ketemu-ketemu waktunya," kata Indra.
Terlebih Niki mengungkapkan bahwa Issa sudah memiliki jadwal tersendiri yang tertata. Sehingga akan lebih mudah bagi mereka berdua untuk mengatur jadwal olahraga meskipun harus mengurus bayi.
"Jadi kita tahu dia tidur siangnya jam berapa. Nah di sela-sela itu, kita bisa olahraga. Kita set dia tidur jam tujuh, jam setengah tujuh, supaya malamnya kita bisa quality time atau bisa olahraga malam," ujar Niki.
Advertisement