Liputan6.com, Jakarta COVID-19 varian Omicron XBB.1.5 atau Kraken sudah masuk Indonesia dan ditemukan dari warga negara asing (WNA) yang berasal dari Polandia.
Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan bahwa subvarian Kraken memiliki potensi untuk menginfeksi dan mereinfeksi.
Baca Juga
“Potensi dia (Kraken) untuk meninfeksi dan mereinfeksi ada, besar bahkan kemampuannya. Tapi dalam konteks Indonesia saat ini, infeksi dan reinfeksi itu akan banyak yang tidak bergejala atau bergejala ringan,” kata Dicky kepada Health Liputan6.com melalui pesan suara, Kamis (26/1/2023).
Advertisement
Namun, lanjutnya, varian ini akan sangat serius ketika menimpa kelompok berisiko tinggi. Seperti lanjut usia (lansia), ibu hamil, dan komorbid yang belum divaksinasi booster atau mengalami infeksi berulang.
“Ini akan meningkatkan risiko yang bersangkutan mengalami keparahan atau mengalami long COVID atau yang disebut dampak jangka panjang dalam bentuk keluhan yang terus menetap. Bisa berbulan-bulan, bahkan bisa membuat keluhan lain seperti neurologis dan sebagainya.”
Hal tersebut menjadi alasan mengapa varian Kraken tetap harus dihindari. Dalam kasus yang lebih parah, varian ini bisa menyebabkan kematian pada kelompok berisiko tinggi meski risikonya jauh lebih kecil dari varian sebelumnya.
“Jadi kedatangan subvarian XBB.1.5 atau apapun yang akan terus ada, masalahnya saat ini buat Indonesia atau buat dunia ini bukan lagi soal menyebabkan keparahan atau kematian, tapi potensi long COVID yang jauh lebih besar.”
Upaya Pencegahan
Kehadiran XBB.1.5 di Indonesia tetap perlu diwaspadai karena jika terjangkit, maka tetap bisa menimbulkan potensi long COVID layaknya varian-varian sebelumnya.
“Sehingga, upayanya tetap, segera vaksin booster. Kemudian bicara kebiasaan hidup bersih sehat ya lakukan, antara lain masker, termasuk penguatan kesehatan udara yang lebih baik.”
Potensi long COVID yang bisa dibawa oleh XBB.1.5 tak bisa dianggap remeh. Pasalnya, subvarian ini mudah menginfeksi tanpa perlu banyak ACE2 receptor.
“Kenapa saya sampaikan potensi serius soal long COVID, karena subvarian XBB.1.5 ini sangat efektif dalam menginfeksi. Dia tidak memerlukan ACE2 receptor dalam tubuh yang banyak. Cukup sedikit dia sudah bisa nempel saking efektifnya.”
Ketika sudah menempel pada reseptor, Kraken sulit untuk lepas dan menetap jauh lebih lama dalam tubuh manusia ketimbang varian atau subvarian sebelumnya.
Advertisement
Risiko Kerusakan Organ
Kemampuan menetap di sel tubuh dalam jangka waktu lama membuat potensi kerusakan organ menjadi lebih besar.
“Dia bertahan jauh lama dalam sel atau organ tubuh manusia dibanding subvarian sebelumnya. Ini yang menyebabkan potensi kerusakannya lebih besar.”
“Kemudian dia juga lebih bisa menghindari sergapan antibodi atau pertahanan tubuh. Kombinasi ini membuat dia makin berpotensi menyebabkan dampak jangka menengah atau jangka panjang bagi tubuh manusia yang terinfeksi,” kata Dicky.
Menurut Riset
Data juga menunjukkan, semakin banyak terinfeksi COVID-19 maka potensi kerusakan organ semakin tinggi.
“Makanya data saat ini semakin menunjukkan bahwa semakin berulang terinfeksi oleh SARS-Cov2, semakin berpotensi menyebabkan kerusakan banyak organ. Dari mulai otak, jantung, paru, ginjal, hati, dan pembuluh darah.”
Kabar baiknya, lanjut Dicky, potensi yang dibawa oleh subvarian yang ada saat ini dapat diminimalisasi dengan vaksinasi booster.
“Kenapa vaksinasi booster penting? Karena memperkuat respons antibodi, memperlama durasi proteksinya. Kemudian ketika terinfeksi, maka booster bisa mempersingkat masa infeksinya, mengurangi jumlah virus saat infeksi.”
Artinya, vaksinasi booster dapat mengurangi risiko long COVID. Menurut Dicky, vaksinasi booster mampu mengurangi potensi long COVID hingga sekitar 40 persen.
“Nah ini tentu akan sangat membantu untuk kita mencegah dampak jangka panjang dari COVID-19 khususnya seperti subvarian XBB.1.5,” pungkas Dicky.
Advertisement