Spell Hipoksia, Kondisi Gawat pada Anak yang Ditandai dengan Sesak Napas dan Kulit Membiru

Spell hipoksia adalah keadaan di mana si bayi yang tadinya sudah biru warna kulit, bibir dan mukosa di mulutnya, bertambah biru karena suatu keadaan tertentu.

oleh Liputan6.com diperbarui 29 Jan 2023, 16:00 WIB
Diterbitkan 29 Jan 2023, 16:00 WIB
Spell hipoksia pada anak.
Spell hipoksia pada anak. /copyright Rawpixel

Liputan6.com, Jakarta - Spell hipoksia, yang juga disebut sebagai syanotic spell atau tet spell, adalah keadaan di mana si bayi yang tadinya sudah biru warna kulit, bibir dan mukosa di mulutnya, bertambah biru karena suatu keadaan tertentu, ucap dr. Damba Dwisepto Aulia Sakti, Sp.JP dari RSJPD Harapan Kita.

Keadaan biru yang semakin biru ini biasanya dialami anak-anak termasuk bayi dan diikuti dengan keluhan sesak napas, gelisah, pingsan, bahkan kejang. Kondisi ini disebabkan oleh penyakit jantung bawaan (PJB) biru, sementara penyakit jantung bawaan yang tidak biru bukan merupakan penyebab.

Kondisi biru yang dialami berbeda dengan yang terjadi akibat kedinginan. Saat kedinginan, ujung-ujung jari anak bisa berubah kebiruan. Sedangkan jika disebabkan oleh jantung atau paru, maka mulut, lidah, serta mukosa di bagian mulut juga ikut berubah biru—tidak hanya ujung jari.

"Artinya, birunya itu sentral. Seluruh tubuhnya terlihat biru," jelas Damba dalam Talkshow "Spell Hipoksia pada Penyakit Jantung Bawaan, Kenali dan Atasi!" pada Rabu (25/01/2023).

Spell hipoksia juga berbeda dengan hipoksia pada umumnya. Secara umum, hipoksia merupakan keadaan di mana tubuh kekurangan oksigen. Sebagai contoh, pasien COVID-19 mungkin saja mengalami hipoksia sebab saturasi oksigen dalam tubuh yang rendah.

Sementara itu, pada spell hipoksia, anak juga kekurangan oksigen, tetapi gejalanya berbeda. "Kalau spell hipoksia, yang tadinya sudah biru, bertambah biru secara mendadak," tutur Damba.

PJB Biru yang Sebabkan Spell Hipoksia

Anak Sakit
Ilustrasi Anak Sakit Credit: pexels.com/Deloite

Penyakit jantung bawaan yang dapat menyebabkan spell hipoksia adalah yang alur ventrikel kanannya terhambat atau tersumbat.

"Kan harusnya tersekat, tuh (aliran) darah, kanan kirinya dia tidak berhubungan satu sama lain, tapi kalau di penyakit jantung bawaan yang bisa terjadi spell, yang ke pembuluh darah parunya dia tersumbat, kemudian ada bolong ke sekatnya. Jadi, ada aliran dari jantung sebelah kanan ke sebelah kiri," terang Damba.

Karena aliran darah dari jantung kanan ke kiri bertambah, aliran darah yang tidak mengandung oksigen ke seluruh tubuh juga meningkat. Inilah yang menyebabkan tubuh yang sudah biru menjadi lebih biru.

Salah satu penyakit jantung bawaan biru yang dapat menyebabkan spell adalah Tetralogy of Fallot (ToF). Jika anak menderita ToF, maka saat bisa terjadi spell hipoksia, ujar Damba.

Untungnya, ToF dapat dideteksi mulai saat bayi masih dalam kandungan. Anda dapat melakukan USG jantung untuk melihat pola atau struktur jantung normal atau tidak. Sedangkan untuk tatalaksana dilakukan ketika bayi sudah dilahirkan.

Pencetus Spell Hipoksia

Anak Sakit
Ilustrasi ibu yang sedang menggendong anaknya yang sedang sakit. Credits: pexels.com by Karolina Grabowska

Terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan anak dengan penyakit jantung bawaan biru mengalami spell hipoksia, salah satunya adalah dehidrasi.

Dehidrasi dapat menjadi pencetus spell hipoksia. "Dehidrasi itu kurang cairan sehingga akan menyebabkan muncul gampang sekali spell hipoksia," terang Damba.

Dehidrasi biasa dialami anak yang sedang kurang enak badan, demam, muntah dan mual, serta diare.

Oleh karena itu, jika anak sakit, maka pastikan ia terhidrasi. Jika anak tidak mau minum, maka perlu dibawa rumah sakit untuk diinfus. Dengan demikian, cairan dalam tubuh dapat terjaga dengan baik.

Selain dehidrasi, mandi dengan air yang terlalu panas serta kecapekan juga dapat menyebabkan spell hipoksia. Demikian pula dengan stres, misalnya ketika anak menangis. Anak yang menangis mungkin mengalami spell hipoksia.

Masalahnya, ketika dia merasakan sakit akibat spell hipoksia tersebut, tangisan anak tidak akan berhenti, malahan semakin menjadi-jadi. Ini dapat menyebabkan spell hipoksia memburuk yang berujung pada anak lemas, pingsan, atau bahkan kejang.

Pertolongan Pertama

Ilustrasi jongkok/Pixabay
Ilustrasi jongkok/Pixabay

Spell hipoksia dapat berakibat fatal apabila tidak ditangani. Ketika anak mengalami spell hipoksia, pertolongan pertama yang dapat dilakukan adalah menenangkan anak tersebut dengan menggendong dan memposisikan anak dengan nyaman.

Posisikan anak dalam knee-chest position. "Knee itu lutut, chest dada. Jadi, lututnya itu ditekuk ke dalam sampai ke dada," ujar Damba.

Kaki yang bawah dilipat sehingga tubuh membentuk seperti huruf N. Dengan demikian, diharapkan saturasi oksigen dapat kembali naik. Setelah anak tenang, segera bawa ke fasilitas kesehatan untuk mendapat pemeriksaan.

Sementara untuk anak yang sudah bisa berjalan, Damba menuturkan biasanya ketika anak tersebut mulai merasakan tubuhnya tidak enak, misalnya sesak, maka akan langsung jongkok. Ini karena posisi jongkok persis seperti knee-chest.

Ketika jongkok, spell hipoksia biasanya berhenti atau tidak jadi muncul. Namun, kembali lagi, ini tergantung pada tingkat penyakit jantung bawaan yang diderita.

Jika penyakit jantung bawaan parah, maka spell hipoksia tidak dapat ditangani hanya dengan jongkok dan harus segera dibawa ke fasilitas kesehatan. Selain itu, meski spell hipoksia menghilang setelah anak berjongkok, tetap bawa dia ke dokter untuk melakukan pemeriksaan.

 

(Adelina Wahyu Martanti)

Infografis Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis 4 untuk Tenaga Kesehatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Pemberian Vaksin Covid-19 Dosis 4 untuk Tenaga Kesehatan. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya