Tips Hadapi Cuaca Ekstrem agar Tetap Selamat dan Sehat

Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama seminggu ke depan, yakni mulai 6-12 Februari 2023.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 06 Feb 2023, 12:09 WIB
Diterbitkan 06 Feb 2023, 12:01 WIB
Potensi Cuaca Ekstrem di Akhir Tahun, Pemprov DKI Kaji Penerapan WFH
Pengendara dan pejalan kaki menerjang hujan deras di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta, Jumat (9/12/2022). Penjabat Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya akan mengkaji penerapan bekerja dari rumah atau work from home (WFH), hal ini berkaitan dengan arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi tentang potensi cuaca ekstrem pada penghujung 2022. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Cuaca ekstrem berpotensi terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia selama seminggu ke depan, yakni mulai 6-12 Februari 2023. Prediksi tersebut terkait dengan deteksi munculnya tiga bibit siklon tropis di sekitar Indonesia oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).

Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, bibit-bibit siklon tropis dideteksi di Samudra Hindia. Ada tiga bibit sklon tropis yakni 94S, 95S, dan 97S, masing-masing terdeteksi di Samudra Hindia dengan titik berbeda.

"Kemunculan tiga bibit siklon tropis ini mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan, kecepatan angin, dan ketinggian gelombang laut di sekitar wilayah siklon tropis," ungkap Dwikorita dalam konferensi pers di Jakarta, Minggu 5 Februari 2023.

Para kepala daerah dan masyarakat dimbau agar siaga dan waspada menghadapi cuaca ekstrem berupa hujan yang disertai angin kencang serta adanya bencana hidrometeorologi. 

Guna menghadapi cuaca ekstrem, Korbid Prediksi dan Perintangan Dini Cuaca BMKG Miming Saepudin membagikan sejumlah tips agar masyarakat tetap aman. 

Pertama, ketika telah mengetahui wilayah sekitar akan berpotensi hujan lebat disertai kilat/petir atau angin kencang maka masyarakat disarankan untuk segera menghindari lokasi yang rawan dan berpotensi bencana. Lokasi tersebut seperti tebing yang mudah longsor, lapangan luas supaya terhindar dari sambaran petir, daerah genangan atau jalan yang tergenang, dan wilayah lainnya yang berpotensi bahaya.

Bagi masyarakat yang akan berwisata menggunakan jalur darat, diimbau untuk tetap selalu waspada akan potensi hujan yang menyebabkan jalan licin dan genangan.

Sementara masyarakat yang akan berwisata pada kawasan pantai dan melakukan penyeberangan, BMKG mengimbau untuk berhati-hati terhadap potensi gelombang laut tinggi antara 2.5 - 4.0 meter.

"Terus memonitor informasi perkembangan cuaca dan peringatan dini cuaca ekstrem dari BMKG, secara lebih rinci dan detail di seluruh wilayah Indonesia," ucap Miming.

 

 

3 Penyakit yang Kerap Muncul Saat Cuaca Ekstrem

Cuaca Ekstrem Berpotensi Terjadi Sepekan ke Depan
Awan mendung menggelayut di langit Jakarta, Kamis (1/2). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi potensi curah hujan dari sedang hingga tinggi akan terjadi hingga 1 minggu ke depan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Dokter Rizky Fattima dari RS Awal Bros Pekanbaru menyebut, ada tiga penyakit yang sering muncul ketika perubahan cuaca ekstrem. Ketiga penyakit tersebut adalah:

1. Demam Berdarah

"Demam berdarah sering terjadi karena kurangnya tingkat kepedulian masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar," ujar Rizky, dikutip dari laman awalbros.

Tidak menutup rapat tempat penampungan air atau mengabaikan genangan di sekitar rumah bisa menjadi tempat tumbuhnya jentik nyamuk Aides Aegypti penyebab demam berdarah.

"Gejala demam berdarah pada umumnya berupa demam tinggi yang turun pada hari ketiga namun akan naik kembali, mual, muntah, nyeri kepala, badan pegal lini, serta dapat disertai munculnya bintik-bintik merah di kulit, gusi berdarah atau mimisan."

2. Diare 

"Pada musim pancaroba, kasus penyakit ini menjadi tinggi karena banyaknya debu dan kotoran yang bertebaran," kata Rizky.

Diare pun berkaitan erat dengan pola makan dan kebersihan bahan makanan karena umumnya disebabkan oleh kuman atau virus yang biasa mencemari makanan dan minuman.

Gejala dapat berupa buang air besar cair yang berulang kali, perut terasa melilit, dapat disertai muntah-muntah yang menyebabkan tubuh penderita lemas karena dehidrasi.

3. ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut)

Penyakit ini paling rentan menyerang di musim pancaroba.

"Gejala paling umum dan paling banyak dialami berupa demam, batuk dan pilek. Hal ini menandai daya tahan tubuh menurun karena perubahan cuaca yang tidak stabil sehingga virus dan kuman yang banyak di udara mudah untuk menyerang daya tahan tubuh," ungkap RIzky.

 

Agar tubuh tetap fit dan berstamina, disarankan untuk melakukan langkah-langkah berikut:

  1. Rajin konsumsi buah dan sayur
  2. Konsumsi protein
  3. Rutin berolahraga 30 menit sehari
  4. Kendalikan stres
  5. Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
  6. Cukup istirahat
  7. Konsumsi suplemen
  8. Cukup minum air putih.

3 Bibit Siklon Tropis

Cuaca Ekstrem Jakarta, Warga Diimbau Kurangi Aktivitas di Luar Rumah
Pejalan kaki menggunakan payung saat hujan deras di kawasan Thamrin, Jakarta, Rabu (23/11/2022). Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Isnawa Adji mengimbau masyarakat untuk mengurangi aktivitas di luar rumah apabila Jakarta mengalami cuaca ekstrem. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Kepala BMKG Dwikorita menyebut pihaknya mendeteksi adanya tiga bibit siklon tropis yang menimbulkan potensi cuaca ekstrem di beberapa wilayah di Indonesia. 

"Tiga bibit sikon tersebut masing-masing, pertama Bibit Siklon Tropis 94S yang terpantau berada di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dengam kecepatan angin maksimum 30 knot, dan tekanan udara minimum 1000.2 mb. Sistem ini bergerak ke arah timur tenggara dengan potensi untuk tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori sedang," kata Dwikorita pada konferensi pers di Jakarta, Minggu 5 Februari 2023.

Dua bibit siklon tropis lainnya iatu 95S dan 97S yang masing-masing terdeteksi di Samudra Hindia dengan titik berbeda.

Bibit Siklon Tropis 95S terpantau di Samudra Hindia sebelah Selatan Banten dengan kecepatan angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1004,2 mb. Sistem ini terdeteksi bergerak ke arah Barat dan berpotensi menjadi siklon tropis kategori rendah dalam 24 jam ke depan.

Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 97S terpantau di Samudra Hindia Selatan Nusa Tenggara Barat (NTB) dengan kecepata angin maksimum 20 knot dan tekanan udara minimum 1002,8 mb. Sistem ini bergerak ke arah Tenggara berpotens menjadi siklon tropis dengan kategori rendah dalam 24 jam ke depan.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya