Liputan6.com, Jakarta Aktor Amerika Bruce Willis dikabarkan mengidap demensia frontotemporal. Hal ini disampaikan oleh mantan istrinya, Demi Moore pada Kamis, 16 Februari 2023.
"Kami ingin memberikan kabar terbaru tentang suami, ayah, dan sahabat kami tercinta karena kami sekarang memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang apa yang dia alami," kata Demi Moore dalam unggahan Instagramnya.
Baca Juga
"Sejak kami mengumumkan diagnosis afasia Bruce pada musim semi 2022, kondisi Bruce telah berkembang dan kami sekarang memiliki diagnosis yang lebih spesifik, demensia frontotemporal (dikenal sebagai FTD)," dia menambahkan.
Advertisement
Sayangnya, lanjut Demi, tantangan komunikasi hanyalah salah satu gejala dari penyakit yang dihadapi Bruce. Meskipun ini menyakitkan, lega akhirnya memiliki diagnosis yang jelas.
Bintang G.I Jane itu pun menyertakan tautan informasi lengkap soal penyakit yang diidap Bruce Willis.
Apa Itu Demensia Frontotemporal atau FTD?
Dalam tautan tersebut dijelaskan, Demensia Frontotemporal adalah penyakit kejam yang belum pernah keluarga Bruce dengar sebelumnya. Dan, penyakit ini bisa menyerang siapa saja.
Untuk orang di bawah 60 tahun, FTD adalah bentuk demensia yang paling umum. Butuh waktu bertahun-tahun untuk mendapat diagnosisnya. Prevalensi FTD kemungkinan lebih banyak dari yang tercatat.
"Hingga kini, tidak ada pengobatan untuk penyakit tersebut, kenyataan yang kami harap dapat berubah di tahun-tahun mendatang," kata Demi Moore.
"Seiring dengan kemajuan kondisi Bruce, kami berharap perhatian media dapat difokuskan untuk menyinari penyakit ini (FTD) yang membutuhkan lebih banyak kesadaran dan penelitian," bunyi pernyataan tersebut.
Tentang FTD
Melansir WebMD, demensia frontotemporal adalah jenis demensia yang terjadi karena kerusakan pada lobus frontal dan temporal otak.
FTD cenderung memengaruhi orang-orang antara usia 45 dan 60 tahun. Kondisi ini lebih awal dari munculnya Alzheimer. Bahkan, FTD adalah salah satu penyebab paling umum dari demensia dini.
Orang dewasa yang mengidap FTD bisa saja masih menjalani pekerjaan sehari-hari, memiliki anak, dan menafkahi keluarga hingga kondisinya semakin memburuk.
Demensia sendiri adalah kehilangan kemampuan berpikir yang serius. Ini menyebabkan masalah dengan aktivitas sehari-hari seperti bekerja, mengemudi, dan memasak.
Sedangkan, demensia frontotemporal memengaruhi bagian otak yang mengontrol keterampilan sosial, pengambilan keputusan, dan penilaian.
Advertisement
Berbeda dengan Alzheimer
FTD berbeda dengan alzheimer yang merampas ingatan atau menyebabkan hilang ingatan.
Pengidap alzheimer biasanya mengalami kesulitan dalam mengingat peristiwa yang baru terjadi. Meskipun pasiennya kemungkinan akan mudah mengingat hal-hal yang terjadi bertahun-tahun yang lalu.
Seiring berjalannya waktu, gejala lain dari alzheimer yang dapat muncul, termasuk:
- Kesulitan fokus
- Sulit melakukan aktivitas biasa
- Merasa bingung atau frustrasi, terutama di malam hari
- Perubahan suasana hati yang dramatis -- ledakan kemarahan, kecemasan, dan depresi
- Merasa bingung dan mudah tersesat
- Masalah fisik, seperti cara berjalan yang aneh atau koordinasi yang buruk
- Kesulitan berkomunikasi.
- Orang dengan alzheimer mungkin melupakan orang yang mereka cintai.
- Mereka mungkin lupa cara berpakaian sendiri, makan sendiri, dan menggunakan toilet.
Gejala FTD
Sedangkan pada FTD, sulit untuk mengatakan gejala apa yang akan terjadi terlebih dahulu. Itu tergantung di bagian otak mana kerusakannya dimulai.
Jika itu mengenai bagian yang mengontrol pengambilan keputusan, pasien kemungkinan akan kesulitan mengelola uang. Itu bisa dimulai di bagian otak yang menghubungkan emosi dengan objek. Gejala ini sering kali tidak disadari.
FTD terbagi dalam beberapa jenis dengan gejala yang berbeda di setiap jenisnya. Jenis FTD yang paling umum adalah:
- Varian frontal, yang memengaruhi perilaku dan kepribadian
- Afasia progresif primer nonfluen progresif, yang memengaruhi cara berbicara
- Varian semantik afasia progresif primer, yang memengaruhi cara menggunakan atau memahami bahasa.
Orang terdekat seperti keluarga atau sahabat bisa saja menjadi yang pertama kali menyadari perubahan ini ketimbang pasiennya sendiri.
Gejala lain yang bisa muncul dari FTD meliputi:
- Masalah emosional
- Kehilangan minat pada berbagai hal
- Menarik diri dari orang lain.
Gejala ini cenderung memburuk dari waktu ke waktu karena FTD memengaruhi lebih banyak bagian otak.
Advertisement