Umur Setahun Berat Badan Capai 27 Kg, Bayi Obesitas Asal Bekasi Dirujuk ke RS

Memiliki berat badan jauh di atas anak-anak seusianya, tenaga kesehatan setempat sudah merujuk Kenzi untuk mendapatkan penanganan rumah sakit.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 22 Feb 2023, 17:14 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2023, 13:30 WIB
Melahirkan di Jalan, Ibu Ini Cuek Bawa Pulang Bayi Berlumuran Darah
Ilustrasi anak umur setahun obesitas dari bekasi. Baru 16 bulan beratnya 27 kg. (pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta Putra pasangan Sopiyan dan Pitriah warga Tarumajaya, Kabupaten Bekasi memiliki bobot di atas rata-rata anak seusianya. Kenzi yang baru berumur 16 bulan sudah memiliki berat badan 27 kg.

Memiliki berat badan jauh di atas anak seusianya, tenaga kesehatan setempat sudah merujuk Kenzi untuk mendapatkan penanganan rumah sakit untuk membantu mengontrol berat badan bocah laki-laki itu.

"Sudah ditangani oleh petugas kesehatan kami. Dari puskesmas kemudian dirujuk ke rumah sakit dengan status peserta BPJS Kesehatan aktif," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Supriadinata di Cikarang.

Tenaga kesehatan mengetahui kondisi berat badan Kenzi yang tidak seperti anak-anak lain kala orangtuanya membawa Kenzi ke Posyandu Setyamula di Desa Pusaka Rakyat pada Desember 2022.

Saat itu, berat Kenzi sudah 26,9 kilogram dengan tinggi 75 sentimeter. Lalu, pada tanggal 16 Desember 2022, bidan dari desa mulai rutin melakukan kontrol ke rumah orang tua Kenzi, didampingi oleh petugas Tenaga Pelaksana Gizi (TPG) mengutip Antara.

Tak berhenti di situ, petugas TPG bersama kader posyandu menjemput Kenzi dan ibunya untuk dibawa ke UPTD Puskesmas Setiamulya. Dokter kemudian memeriksa kesehatan Kenzi kemudian merujuk ke RS Ananda Babelan.

Kemudian, Kenzi diharuskan melakukan rawat jalan serta menjalani pemeriksaan rutin di Rumah Sakit Hermina Bekasi sebagai upaya menurunkan berat badan.


Kenzi Minum dan Makan Apa Saja?

Banyak kemudian bertanya-tanya mengenai asupan makanan Kenzi. Pitriah mengungkapkan bahwa putranya itu tidak mengonsumsi Air Susu Ibu (ASI) melainkan susu formula.

Meski begitu, ia mengaku merasa tidak memberikan susu formula dalam jumlah amat banyak.

"Karena tidak ASI, pakai susu formula. Sehari bisa empat kali minum susu," kata Pitriah.

Pitriah merasa ada berat badan mulai tidak normal saat Kenzi sudah enam bulan. Berat badan putranya itu terus naik.

"Sejak enam bulan mulai naik sekilo, sekilo. Nambah terus," kata Pitriah.


Saat MPASI, Makan 2 Kali Sehari

Selepas enam bulan, seperti bayi kebanyakan Kenzi juga mulai masuk ke fase mengonsumsi makanan padat lewat Makanan Pendamping ASI (MPASI).

Pada usia tujuh bulan Kenzi mulai mengonsumsi bubur insyan dan camilan. Menurut pengakuan Pitriah, frekuensi makan dan porsi yang diberikan dirasa normal.

"Makannya normal sehari dua kali, bubur pagi sama sore," ucapnya.

Ia juga mengaku memberikan camilan warung sebagai camilan.

"Saya kasih ciki kentang yang seribuan juga di warung, buat iseng-iseng ngemil saja kalau siang. Tapi itu juga dia tidak habis kok sebungkus," katanya masih mengutip dari Antara.

Infografis Obesitas
Arya Permana, salah satu contoh kasus obesitas yang mengkhawatirkan (liputan6.com/Tri yasni)
bayi berjalan
Ilustrasi bayi belajar berjalan/copyright freepik.com
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya