Pentingnya Skrining Gangguan Pendengaran pada Bayi Baru Lahir, Jangan Sampai Telat

Apa pentingnya melakukan skrining gangguan pendengaran pada bayi baru lahir?

oleh Tiara Laninda diperbarui 05 Mar 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 05 Mar 2023, 14:00 WIB
World Hearing Day 2023
World Hearing Day 2023 yang diselenggarakan oleh Kasoem Hearing Center pada 5 Maret 2023 (Sumber: Dok pribadI)

Liputan6.com, Jakarta - Kesadaran terhadap tanda dan gejala gangguan pendengaran pada anak baru lahir atau newborn screening di Indonesia masih rendah.

Padahal, gangguan pendengaran merupakan salah satu masalah yang masih sering ditemui di masyarakat sampai dengan hari ini.

"Seperti yang diungkapkan WHO, masalah telinga dan pendengaran itu merupakan salah satu permasalahan yang paling sering ditemui di masyarakat," kata Deputy Chief Executive Officer (CEO) Kasoem Group, Trista Mutia Kasoem, pada acara World Hearing Day 2023 yang diselenggarakan Kasoem Hearing Center pada Minggu, 5 Maret 2023 di Sudirman, Jakarta.

"Maka dari itu, kita di sini mengedukasi masyarakat bahwa telinga dan pendengaran termasuk perawatan primer," dia menambahkan.

Trista lalu menekankan masyarakat untuk melakukan pemeriksaan dini apabila merasakan penurunan pendengaran. 

"Segeralah melakukan pemeriksaan saat Anda merasakan penurunan pendengaran. Sebab, jika pendengaran tak ditangani, akan berdampak pada kehidupan," katanya.

Alasan Mengapa Harus Skrining Gangguan Pendengaran

Dokter Spesialis Telinga Hidung Tenggorokan - Kepala Leher Konsultan Otologi di RSCM, dr Harim Priyono SpTHTBKL SubspOto(K) mengungkapkan pentingnya melakukan skrining gangguan pendengaran pada anak sejak baru lahir.

Meurut Harim, apabila orang tua sudah bisa mendeteksi adanya gangguan pendengaran, maka sudah masuk ke usia yang agak terlambat. 

"Biasanya ini sudah pada usia deteksi yang agak terlambat, karena otomatis orang tua akan menunggu kenapa anak tidak merespons suara saya, baru mengecek. Padahal, sebetulnya sebelum orang tua sadar, gangguan itu pasti sudah ada, bahkan sejak bayi lahir," kata Harim.

Harim menjelaskan gangguan pendengaran memiliki derajat yang berbeda-beda, dari ringan sampai sangat berat atau tidak ada fungsi sama sekali.

 

Informasi Bukan Hanya dari Pendengaran

Dr. Harim Priyono Sp.THTBKL, Subsp.Oto(K)
Dr. Harim Priyono Sp.THTBKL, Subsp.Oto(K) pada acara World Hearing Day 2023. (Sumber: Dok pribadi)

Semakin ringan pendengaran, lanjut Harim, biasanya tidak akan terdeteksi sampai usia yang lanjut karena anak cenderung dapat merespons terhadap panggilan suara atau panggilan.

Namun, apabila sudah di level yang sangat berat, orang tua biasanya mampu mendeteksi atau aware pada usia yang lebih muda.

Telinga atau Indera Pendengaran Sumber Informasi

Harim menjelaskan tubuh kita mendapat informasi dari luar melalui tiga sumber, yakni mata, telinga, dan taktil atau getaran.

Jadi, ada kemungkinan apabila seorang anak yang mengalami gangguan pendengaran diajak main dengan sesuatu yang bisa ditangkap melalui mata, dia akan merespons.

"Jadi, informasi yang masuk dari pendengaran itu jangan dicampuradukkan dengan pengelihatan melalui mata," kata Harim.

"Jangan lupa, yang bikin kecolongan adalah anak atau tubuh kita itu tidak hanya mendapat informasi dari telinga saja. Jadi, apabila sang anak diajak main dengan sesuatu yang bisa ditangkap melalui mata, dia akan merespons, tapi bukan merespons terhadap pendengaran, jadi rancu," Harim menambahkan.

Dia mengungkapkan banyak pasien yang datang sudah pada usia lanjut atau terlambat. Anak dapat merespons gerakan dari pengelihatan atau taktil, sehingga orang tua banyak yang tidak sadar bahwa anaknya mengalami gangguan pendengaran, hingga usia lanjut.

Cochlear Implant Siap Bantu Mendengar Lebih Jernih

Teknologi bionik (2)
Ilustrasi cochlear implant. (Sumber 2) guinea-pic-cochlear-implant (UNSW Australia Biological Resources Imaging Laboratory/National Imaging Facility of Australia)

Country Manager Indonesia & BD Alliance Director Cochlear, Kumaladewi, menyuarakan pengaruh penggunaan teknologi implan koklra terhadap anak-anak dengan gangguan dengar.

Ia mengatakan cochlear implant atau implan koklea merupakan teknologi tinggi yang bisa membantu pasien mendengar dengan jelas dan jernih.

Sehingga, orang dengan gangguan dengar bisa hidup normal, layaknya orang dengan pendengaran normal. 

Terbukti, banyak cerita sukses dari pengguna cochlear implant di Indonesia yang sudah mendapatkan manfaatnya bertahun-tahun, bahkan berpuluh-puluh tahun. 

"Cochlear implant dirancang untuk meniru fungsi telinga bagian dalam (koklea). Tugasnya untuk menggantikan fungsi sel-sel rambut sensorik yang rusak di dalam telinga bagian dalam, yang meneruskan rangsangan ke saraf auditori hingga lanjut ke otak. Sehingga, bisa mendapatkan suara lebih jernih," ujarnya.

Tak berakhir pada pemasangan saja, Cochlear berkomitmen terus meningkatkan teknologi dan inovasi. Pihaknya juga berupaya mengedukasi dengan pelayanan berkesinambungan terkait perawatan, setting maupun upgrade alat.

World Hearing Day 2023: Ear and Hearing Care For All

Cara Cepat Atasi Jerawat pada Telinga
World Hearing Day 2023

Kasoem Hearing Center ikut serta memperingati World Hearing Day 2023 atau Hari Pendengaran Sedunia bertema 'Ear and Hearing Care For All' di Car Free Day (CFD), Sudirman, Jakarta Selatan, Minggu, 5 Maret 2023. 

Sejalan dengan tujuan World Hearing Day 2023 yakni mencapai kunci cakupan kesehatan bagi seluruh kalangan masyarakat, Kasoem Hearing Center membuka booth konsultasi masalah pendengaran.

Dalam acara tersebut, masyarakat bisa mendapat layanan hearing screening dan endoscopy secara gratis. 

Pada puncak acara, Kasoem Hearing Center mempersembahkan penampilan anak-anak Kasoem Family Community, pengguna implan koklea bernyanyi dan menari hingga baca puisi. 

Persembahan ini merupakan bukti bahwa penanganan dini sangat membantu mereka memiliki pendengaran sama dengan anak-anak pendengaran normal.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya