RI Kekurangan Dokter, Jokowi Berbisik ke Menkes: Segera Diurus

Jokowi pun mengungkapkan kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mengurus jumlah dokter yang kurang di RI.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 06 Mar 2023, 15:48 WIB
Diterbitkan 06 Mar 2023, 15:34 WIB
Presiden Jokowi bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam peresmian Mayapada Hospital Bandung (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)
Presiden Jokowi bersama Menkes Budi Gunadi Sadikin dalam peresmian Mayapada Hospital Bandung (Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan salah satu permasalahan kesehatan di Indonesia adalah masih kurangnya jumlah dokter di Indonesia. Jokowi pun mengungkapkan kepada Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin untuk mengurus hal tersebut.

“Kita masih punya problem di dalam negeri, dokter spesialisnya masih kurang atau dokter yang punya subspesialis masih sangat kurang, saya sudah bisikin tadi ke Pak Menkes ini perlu diurus,” kata Jokowi.

Bila jumlah dokter, termasuk dokter spesialis dan subspesialis tercukupi maka dapat menciptakan pelayanan kesehatan yang makin baik bagi masyakat.

“Alat kesehatan dan ruang fisik sudah banyak yang bagus, tapi juga banyak yang belum bagus, itu yang harus diperbaiki, sehingga pelayanan rumah sakit kepada masyarakat menjadi semakin baik,” kata Jokowi saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung, Jawa Barat, pada Senin (6/3/2023).

Hadir mendampingi Jokowi, Budi menyampaikan bahwa pemerintah terus berupaya menghasilkan dokter spesialis lebih banyak lagi.

“Kita ingin lebih cepat melahirkan dokter-dokter spesialis yang berkualitas, sesuai standar masing-masing kolegium, dan dilakukan di perguruan tinggi maupun di rumah sakit," kata Budi dalam keterangan tertulis yang diterima Health-Liputan6.com.

Koordinasi dengan Kemendikbudristek

Jokowi juga sudah meminta Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nadiem Makarim untuk menambah dan mempermudah pendidikan dokter maupun dokter spesialis.

“Nanti saya sampaikan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga untuk pendidikan dokter spesialis agar dibanyakin dan dimudahkan,” kata Jokowi.

Budi juga berjanji bakal berkoordinasi dengan Nadiem serta jajaran Kemendikbudristek dalam mempermudah studi bagi para dokter.

"Kami akan terus berkoordinasi dengan Kemendikbudristek untuk menyelesaikan kendala-kendala di lapangan,” ucap Budi.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jumlah Dokter di RI

Dalam banyak kesempatan sebelumnya, Menkes Budi kerap menyinggung mengenai jumlah dokter di Indonesia yang secara rasio kalah dari negara tetangga.

Jumlah dokter di Indonesia yang masih sedikit untuk jumlah rakyat Indonesia sebesar 277,4 juta. Rasio dokter RI masih kalah dari negara tetangga termasuk Timor Leste. Apalagi dengan Singapura yang termasuk negara maju dengan rasio tiga dokter per seribu penduduk.

"Kita sama Vietnam kalah, sama Filipina kalah, sama Thailand kalah. Apalagi sama Malaysia. Di Timor Leste saja perbandingan jumlah dokter per populasi lebih banyak Timor Leste," kata Budi dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI pada Rabu (9/2/2023).

Merujuk data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), rasio kebutuhan dokter untuk secara umum adalah 1 banding 1.000 penduduk.

Saat ini jumlah dokter di Indonesia ada 175.662 dan 51.949 dokter spesialis. Bila mengacu pada rasio kebutuhan dokter seharusnya Indonesia memiliki sekitar 270-an ribu.


Rasio Dokter Negara Tetangga

Bila mengacu pada data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 2019 yang dipublikasikan dalam Indexmundi negara tetangga seperti Timor Leste rasio dokter 0,77 per 1.000 penduduk dan Filipina rasio dokternya adalah 0,60 per seribu penduduk.

Sementara itu, negara di Asia Tenggara --selain Singapura-- yang memiliki rasio lebih dari satu dokter per seribu penduduk adalah Malaysia (1,54) dan Brunei (1,61).

 


Upaya Genjot Jumlah Dokter di RI

Budi mengatakan sudah berkoordinasi dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mengenai perluasan program pendidikan dokter spesialis. Ia berharap bukan hanya di 20 Fakultas Kedokteran yang sudah ada tapi di 92 Fakultas Kedokteran yang ada di Indonesia.

"Tolong buka jangan cuma di 20 dari 92 dong," kata Budi.emenkes juga menggelontorkan program beasiswa untuk dokter spesialis. Selain itu, ada kepastian supaya mereka mendapatkan gaji atau insentif.

"Kami ada program beasiswa, baru saja diluncurkan buat 1.500 untuk dokter spesialis. Jadi, mudah-mudahan itu bisa membantu mereka," kata Budi di kesempatan yang berbeda.

"Kita akan kerja sama dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) dan pemerintah daerah (pemda) untuk memastikan gaji mereka dibayar dengan cukup."

Kemenkes dan Kemenkeu terus berupaya meningkatkan jumlah penerima beasiswa pendidikan dokter spesialis. Dari yang semula 300 menjadi 600 di tahun 2022, lalu naik 1.600 di tahun 2023.

Selanjutnya, pada tahun 2024 akan disediakan sebanyak 2.500 beasiswa untuk dokter spesialis, subspesialis, termasuk fellowship lulusan luar negeri.

Infografis Cara Mutakhirkan Aplikasi PeduliLindungi ke Satu Sehat Mobile. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Cara Mutakhirkan Aplikasi PeduliLindungi ke Satu Sehat Mobile. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya