Saat Koalisi Advokasi KBB Sulut dan Jemaat Ahmadiyah, Bahas Strategi Advokasi di Media Massa

Yendra Budiana menceritakan bagaimana kondisi pihaknya menghadapi media massa dan pemberitaan terkait kekerasan yang dialami jemaat Ahmadiyah pada 2005.

oleh Yoseph Ikanubun diperbarui 01 Feb 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 01 Feb 2025, 18:00 WIB
Internal meeting dan diskusi yang digelar di Masjid Jemaat Ahmadiyah, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut pada, Selasa (28/1/2025).
Internal meeting dan diskusi yang digelar di Masjid Jemaat Ahmadiyah, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut pada, Selasa (28/1/2025).... Selengkapnya

Liputan6.com, Manado - Koalisi Advokasi Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan (KBB) Sulut menggelar internal meeting dan diskusi yang digelar di Masjid Jemaat Ahmadiyah, Kelurahan Taas, Kecamatan Tikala, Kota Manado, Sulut.

Kegiatan ini dihadiri oleh sejumlah elemen dan lembaga yang tergabung dalam Koalisi Advokasi KBB Sulut seperti Gusdurian Manado, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Manado, Swara Parangpuan Sulut, Ahmadiyah Manado, Lalang Rondong Malesung (Laroma), serta Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Manado.

Dalam diskusi yang mengambil tema Ahmadiyah dan Pemajuan KKB: Tantangan dan Strategi Advokasi Media, menghadirkan narasumber yakni Sekretaris Pers dan Ketua Media Center Nasional Ahmadiyah Yendra Budiana.

Dalam paparannya, Yendra Budiana menceritakan bagaimana kondisi pihaknya menghadapi media massa dan pemberitaan terkait kekerasan yang dialami jemaat Ahmadiyah di tahun 2005.

Pemberitaan media yang cenderung hanya menggunakan narasumber dari pemerintah, aparat Kepolisian dan pelaku kekerasan, merugikan jemaat Ahmadiyah. Hal ini diperparah dengan tidak pahamnya wartawan tentang Jemaat Ahmadiyah.

“Kami menyadari, ketika itu media massa bisa saja tidak punya akses untuk mengkonfirmasi peristiwa itu kepada kami Jemaat Ahmadyah yang menjadi korban. Sehingga pemberitaan cenderung bersumber pada pihak pemerintah dan aparat,” papar Yendra Budiana.

Mencermati kondisi itu, menurutnya, keberadaan media massa sangat penting dalam meliput dan memberitakan sebuah peristiwa secara berimbang sesuai fakta yang terjadi di lapangan. Mereka kemudian mengunjungi kantor redaksi media massa di Jakarta untuk memahami kerja-kerja jurnalistik.

Secara internal, pihaknya juga melatih anggota untuk bisa berbicara kepada media massa, membangun media center, termasuk menyiapkan siaran pers terkait sebuah peristiwa yang yang dialami Jemaat Ahmadiyah.

“Kami menyiapkan siaran pers ketika ada sebuah peristiwa, atau kegiatan dari Jemaat Ahmadiyah. Hal ini agar media massa mendapat informasi langsung dari sumber berita,” tutur Yendra Budiana yang selama 8 tahun menjadi juru bicara Jemaat Ahmadiyah Indonesia ini. 

Dia menambahkan, pihaknya juga melatih para anggota di daerah-daerah dan mendorong pendirian media center, sehingga bisa menghasilkan pemberitaan terkait keberadaan Jemaat Ahmadiyah, serta peran-perannya di bidang sosial kemasyarakatan.

Menanggapi pemaparan itu, Sekretaris AJI Manado Isa Jusuf mengatakan, AJI tetap konsisten untuk mengawal isu-isu keberagaman di media massa. Sejumlah kendala yang dihadapi antara lain akses ke narasumber, misalnya ke Jemaat Ahmadiyah, jika terjadi suatu peristiwa.

“Karena memang pemberitaan media ini harus berimbang,” ujarnya.

Hal lainnya adalah peningkatan kapasitas jurnalis untuk memahami isu-isu keberagaman, termasuk pengetahuan terkait Jemaat Ahmadiyah.  

Diskusi yang dipandu oleh Rohit dari Ikatan Mahasiswa Muhamadiyah (IMM) Sulut ini semakin menarik ketika para peserta seperti ikut memberikan tanggapan. Seperti yang disampaikan Pdt Ruth Wangkai dari Gerakan Perempuan Sulut, Gusdurian Manado Rahman Mantu, LBH Manado David, Swara Parangpuan Sulut Nurhasanah.

Pada bagian akhir kegiatan, Mubaligh Jemaat Ahmadiyah Manado Hafiz Ahmad Mutu mengatakan, diskusi dan pertemuan antar lembaga dan komunitas termasuk dengan kalangan media massa akan semakin memperkuat gerakan bersama, membangun kebebasan beragama dan berkeyakinan.

“Pertemuan dan diskusi seperti ini akan memperkuat koalisi kita membangun kebebasan beragama dan berkeyakinan,” ujarnya selaku pelaksana kegiatan tersebut.

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya