Liputan6.com, Jakarta Hari ini, Senin, 15 Mei 2023, kasus baru COVID-19 di bawah seribu. Tepatnya 761 kasus. Tambahan ini membuat sudah ada 6.798.097 kasus COVID-19 selama virus tersebut ada di Indonesia.
Kasus aktif ada 16.677, spesimen yang diperiksa ada 22.275 dan suspek 863.
Baca Juga
Fakta baik dari laporan hari ini adalah angka kesembuhan di angka 2.242. Sehingga, sudah ada 6.619.790 kasus kesembuhan di Tanah Air.
Advertisement
Namun, sayang teramat sayang. Kasus kematian akibat COVID-19 masih ada meski angka kasus rendah. Hari ini, data Satgas COVID-19 menunjukkan ada 21 orang meninggal akibat virus SARS-CoV-2.
Tambahan angka kematian hari ini, membuat sudah ada 161.630 orang meninggal akibat COVID-19 di Indonesia.
Beberapa hari yang lalu angka kematian juga sempat di atas 20. Misalnya pada 12 Mei 2023 ada 27 kematian yang tercatat. Lalu, 9 Mei 2023 ada 21 yang meninggal akibat COVID-19.
Menurut Juru Bicara Kementerian Kesehatan, Mohammad Syahril, sekitar 30% pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit belum mendapatkan vaksinasi COVID-19 dosis lengkap maupun booster serta didominasi oleh lansia.
Lalu, hampir separuh pasien yang meninggal di rumah sakit belum mendapatkan vaksinasi COVID-19.
“Kelompok lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki resiko paling tinggi, sehingga vaksinasi harus tetap dilakukan,” terang Syahril beberapa hari lalu.
Kenapa Perlu Vaksinasi Booster?
Syahril menuturkan kebijakan pemberian vaksinasi COVID-19 dosis booster kedua sudah didasarkan pada pertimbangan yang matang.
Pertama, data dan situasi epidemiologi kasus COVID-19 di Indonesia yang masih fluktuatif dalam beberapa waktu terakhir.
Kedua, memastikan Indonesia tidak ada kenaikan gelombang kasus akibat ancaman varian baru.
“Pemberian dosis booster kedua ini sangat penting dilakukan untuk mengendalikan penyebaran COVID-19 dan mencegah terjadinya lonjakan kasus,” kata Syahril.
Ketua MPR Dorong Vaksinasi Booster Digenjot
Perihal angka kematian akibat COVID-19 yang masih tinggi juga jadi perhatian Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet). Ia meminta kelompok rentan seperti yang memiliki komorbid untuk segera mendapatkan vaksinasi booster, khususnya vaksin booster kedua.
"Meminta pemerintah untuk tetap mengaktifkan Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 guna memberikan layanan vaksinasi serta mengimbau masyarakat untuk turut mendukung program percepatan vaksinasi COVID-19 pemerintah, yakni dengan segera melengkapi dosis vaksin hingga dosis booster," ujar Bamsoet melalui keterangan yang diterima Health Liputan6.com, Senin (15/5/2023).
"Mengingat vaksinasi lengkap dinilai mampu mencegah dan memberikan ketahanan tubuh dari keparahan hingga kematian akibat COVID-19," sambungnya.
Advertisement
Minta Kemenkes Percepat Vaksinasi COVID-19
Bamsoet pun mendorong pemerintah khususnya Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan seluruh jajarannya untuk terus melakukan percepatan vaksinasi COVID-19 hingga booster kedua atau dosis keempat.
"Utamanya menyasar kelompok rentan. Mengingat kelompok-kelompok yang tergolong rentan seperti lansia dan pasien dengan penyakit penyerta masih memiliki risiko paling tinggi apabila tertular," kata Bamsoet.
Bangun Kerja Sama dengan Pemda
Bamsoet mengungkapkan pihaknya meminta pemerintah melalui Satgas Penanganan COVID-19 agar membangun kerja sama dengan petugas daerah seperti kelurahan.
Fungsinya untuk dapat mengawasi masyarakat yang menjadi prioritas pemberian vaksin COVID-19 dosis lengkap dalam hal ini kelompok lansia dan kelompok rentan.
"Disamping meminta setiap fasilitas kesehatan untuk mendukung penuh upaya tersebut dengan mengajak atau menggencarkan upaya jemput bola terhadap kelompok masyarakat prioritas tersebut," kata Bamsoet.
"Sehingga capaian dan cakupan vaksinasi COVID-19 hingga dosis penguat bagi masyarakat prioritas tersebut dapat terlaksana sesuai target pemerintah."
Advertisement