Liputan6.com, Bandung - Ghana rupanya berjuang keras untuk menggenjot capaian vaksinasi COVID. Berdasarkan data Ghana Health Service (GHS) per April 2023, capaian vaksinasi covid untuk dosis pertama baru mencapai 42 persen dari total populasi target yang divaksin.
William Opare dari Expanded Programme on Immunization, Ghana Health Service menuturkan, angka 42 persen untuk dosis pertama terbilang cukup tinggi bila dilihat dari total populasi target. Adapun target cakupan vaksinasi covid setidaknya untuk dosis pertama di angka 74,2 persen atau 13,5 juta orang.
Baca Juga
"Untuk saat ini, bagaimanapun, kami telah divaksinasi penuh, sekitar 42 persen suntik dosis pertama yang tinggi selama divaksinasi. Jadi itu dosis pertama yang sangat tinggi, tapi dosis keduanya tidak tinggi," tutur William saat diwawancarai Health Liputan6.com di sela-sela kunjungannya ke Posyandu Erma, Kelurahan Ledeng, Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat pada Rabu, 17 Mei 2023.
Advertisement
"Itu tantangan kami sekarang. Hanya keajaiban yang sangat tinggi buat mencapainya."
Cakupan Vaksinasi COVID di Ghana
Data GHS per 30 April 2023 mencatat, 42,7 persen masyarakat Ghana sudah disuntik vaksin COVID-19 dosis pertama. Untuk suntikan dosis kedua atau vaksinasi lengkap berada di angka 32,9 persen dari total populasi target,Pemberian vaksin COVID-19 dosis kedua sendiri ditargetkan 57,3 persen dari 10,4 juta orang.
Sementara masyarakat Ghana yang menerima vaksinasi booster juga masih rendah, yakni di angka 4,48 juta orang yang disuntik.
Di Ghana sendiri, vaksin COVID-19 yang digunakan untuk vaksinasi antara lain berjenis AstraZeneca, Sputnik-V, Moderna, Pfizer-BioNTech, COVID Vaccine Janssen.
Negara Pertama Penerima Vaksin COVID-19 dari COVAX Facility
Dalam perjalanan vaksinasi COVID-19, Ghana merupakan negara pertama yang menerima vaksin dari COVAX Facility. Pengiriman vaksin ini dimulai pada Februari 2021 sebanyak 600.000 dosis.
William Opare menyebut, pengiriman vaksin COVID-19 dari COVAX adalah salah satu hal yang sangat bersejarah. Bahkan ia sangat takjub karena masyarakat Ghana pada waktu itu antusias dengan adanya vaksin COVID-19.
Hal ini terlihat, stok vaksin dari COVAX tersebut langsung disuntikan kepada populasi target dengan hanya kurun waktu kurang dari dua minggu selesai.
"Soal vaksinasi covid di Ghana. Anda tahu bahwa Ghana adalah penerima vaksinasi covid pertama dari COVAX. Anda tahu bagaimana? Kami menerima sejumlah vaksin dari COVAX, Nah itu kurang dari dua minggu kami sudah selesai (menyuntikkan)," tutur William.
Keterbatasan Pasokan Vaksin COVID-19 Global
Dengan melihat antusias masyarakat Ghana terhadap vaksin COVID-19, Pemerintah Ghana pun selanjutnya berupaya keras agar kembali mendapatkan vaksin COVID-19.
Namun, ketersediaan vaksin COVID-19 global pada waktu itu juga terbatas. Alhasil, banyak orang yang akhirnya memutuskan tidak datang untuk divaksinasi.
"Ya, permintaannya tinggi. Kemudian kami mulai lagi vaksinasi. Sayangnya, kami tidak mendapatkan lagi pasokan karena keterbatasan pasokan global. Jadi orang-orang juga memutuskan untuk tidak datang," lanjut William.
Advertisement
Kampanye Vaksinasi COVID
Ghana telah meluncurkan kampanye vaksinasi COVID beberapa hari setelah menerima pengiriman pertama vaksin COVAX yang bersejarah. Presiden Republik Ghana, Nana Addo Dankwa Akufo-Addo bersama istrinya, Ny. Rebecca Akufo-Addo menerima suntikan vaksin pertama.
Ia menggambarkan keputusannya sebagai contoh penting untuk membuat setiap orang Ghana melihat betapa amannya vaksin itu dan merasa nyaman untuk menerimanya.
Nana Akufo-Addo mengingatkan, hingga timnya yakin virus Corona bisa dikalahkan, semua protokol kesehatan masyarakat saat ini akan tetap berlaku meski vaksin sudah tersedia, dikutip dari laman WHO pada 2 Maret 2021.
Begitu pula dengan Wakil Presiden Republik Ghana, Alhaji Dr Mahamudu Bawumia dan Ibu Negara Hajia Samira Bawumia juga bergantian menjalani prosedur vaksinasi COVID-19 di Police Hospital. Dr. Bawumia menegaskan keamanan vaksin tersebut dan mendesak semua warga Ghana untuk menerimanya.
Sasaran Vaksin Lebih dari 20 Juta Populasi Ghana
Rencana vaksinasi COVID telah disusun untuk menyuntik lebih dari 20 juta populasi. Fase yang pertama ini menargetkan orang-orang 'paling berisiko dan pejabat negara di garis depan'. Kelompok ini termasuk petugas kesehatan, personel keamanan, orang dengan kondisi medis (komorbid), orang berusia 60 tahun ke atas, dan anggota eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Fase kedua, akan menargetkan penyedia layanan penting lainnya dan badan keamanan lainnya. Ini termasuk penyedia layanan pasokan air dan listrik, guru dan siswa, pasokan dan distribusi bahan bakar, petani, layanan telekomunikasi, lalu lintas udara dan layanan kontrol penerbangan sipil, layanan meteorologi.
Kemudian layanan transportasi udara, layanan pengelolaan limbah, media, publik dan layanan transportasi komersial swasta, layanan polisi, Angkatan Bersenjata, Layanan Penjara, Layanan Imigrasi, Layanan Pemadam Kebakaran Nasional, Divisi CEPS Otoritas Pendapatan Ghana, dan anggota Eksekutif, Kehakiman, dan legislatif lainnya.
Tahap ketiga menyasar masyarakat umum lainnya, yaitu semua orang yang berusia di atas 18 tahun, kecuali ibu hamil.
Fase terakhir, akan mencakup ibu hamil dan orang di bawah usia 18 tahun. Mereka akan divaksinasi ketika vaksin yang sesuai ditemukan atau ketika data keamanan yang cukup pada vaksin saat ini tersedia. Pengaturan khusus akan dibuat untuk penyandang disabilitas yang termasuk dalam kelompok ini.
Momen Penting Akhiri Pandemi dengan Vaksin
Setelah satu tahun pandemi COVID-19, lebih dari 80.700 warga Ghana terinfeksi COVID dan lebih dari 580 nyawa melayang, jalan menuju pemulihan bagi rakyat Ghana akhirnya dapat dimulai.
“Ini adalah momen penting, karena kedatangan vaksin COVID-19 ke Ghana sangat penting untuk mengakhiri pandemi. Satu-satunya jalan keluar dari krisis ini adalah memastikan bahwa vaksinasi tersedia untuk semua. Kami berterima kasih kepada semua mitra yang mendukung COVAX Faciliy untuk mengirimkan vaksin COVID-19 yang aman dan efektif ke semua negara dengan cepat dan adil," kata UNICEF Representative di Ghana, Anne-Claire Dufay pada 24 Februari 2021.
“600.000 vaksin COVAX ini merupakan bagian dari tahap awal pengiriman vaksin AstraZeneca/Oxford yang dilisensikan ke Serum Institute of India, yang merupakan bagian dari gelombang pertama vaksin COVID yang dikirimkan ke beberapa negara berpenghasilan rendah dan menengah."
Upaya Tanpa Henti Lindungi Penduduk
WHO Representative to Ghana, Dr Francis Kasolo menambahkan, pengiriman vaksin COVID-19 dari COVAX ke Ghana juga merupakan awal dari operasi pengadaan dan pasokan vaksin terbesar dalam sejarah.
"Fasilitas COVAX berencana mengirimkan hampir 2 miliar dosis vaksin COVID-19 tahun ini. Ini adalah upaya global yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memastikan semua warga negara memiliki akses ke vaksin," imbuhnya, dikutip dari laman Unicef.
“Kami senang Ghana menjadi negara pertama yang menerima vaksin COVID-19 dari COVAX Facility. Kami mengucapkan selamat kepada Pemerintah Ghana – terutama Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Ghana, dan Kementerian Penerangan - atas upaya tanpa henti untuk melindungi penduduk.
Sebagai bagian dari Tim Negara PBB di Ghana, UNICEF dan WHO menegaskan kembali komitmen untuk mendukung kampanye vaksinasi dan membendung penyebaran virus Corona, bekerja sama erat dengan semua mitra, termasuk GAVI dan Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI).
Vaksin menyelamatkan nyawa. Saat petugas kesehatan dan staf digaris depan lainnya divaksinasi, secara bertahap akan dapat melihat kembali ke keadaan normal, termasuk akses yang lebih baik ke layanan kesehatan, pendidikan, dan perlindungan. Dalam semangat Universal Health Coverage, jangan tinggalkan siapa pun.
Advertisement