Liputan6.com, London Sebuah unggahan video menampilkan jari tangan pendaki gunung yang terkena frostbite atau radang dingin. Dalam video yang diunggah di akun TikTok @mindcruster, jari tangan pendaki gunung terlihat berubah menghitam.
Diketahui, jari pendaki gunung itu juga mati rasa dan mengeras seperti lilin akibat cuaca dingin ekstrem yang dialaminya saat mendaki gunung. Video ini diunggah pada 29 Juni 2023.
Baca Juga
Berdasarkan penelusuran, cuplikan video unggahan dari akun TikTok @mindcruster ini sebenarnya merupakan video yang diunggah oleh seorang pendaki gunung bernama Fahad Badar pada 23 September 2021.
Advertisement
Pada video asli Fahad Badar, ia memperlihatkan kedua tangan yang terkena frostbite. Keempat jari tangan di tangan kirinya berwarna hitam pekat. Kemudian satu jari di tangan kanan ikut menghitam.
Video itu pun diambil menjelang tiga minggu, sebelum lebih dari empat jari tangannya diamputasi. Ia menjalani amputasi di London, Inggris.
Alami Hipotermia dan Tangan Membeku
Fahad Badar adalah seorang bankir asal Qatar, pendaki gunung, dan penggemar alam bebas. Ia mencapai puncak Broad Peak pada tanggal 17 Juli 2021. Keesokan harinya, saat turun, ia tergeletak di ketinggian 25.590 kaki (7.800 m) tanpa oksigen.
Kondisi Fahad juga mengalami hipotermia dan tangannya membeku. Usai mendapat pertolongan, ia tidak dapat mengingat apa pun tentang kejadian waktu itu karena menderita edema serebral.
@mindcruster Trigger Warning! Saat tubuh kita terpapar suhu dingin yang sangat ekstrem, beberapa bagian tubuh kita akan berubah warna dan mulai mati rasa. Mengapa? Karena suhu yang sangat dingin bisa merusak kulit dan jaringan yang ada di bawahnya, kondisi medis ini disebut Frostbite. Fase frostbite dimulai dengan adanya kemerahan pada kulit hingga ahkirnya menjadi hitam dan kaku apabila dibiarkan hingga fase ahkir. Umumnya terjadi pada bagian tubuh seperti tangan, kaki, telinga, hidung, dan dagu. Credits: Fahad Badar Ikuti @mindcruster untuk konten menarik tiap harinya! frostbite health fyp trending reelsinstagram instareel explorepage instagood trendingreels
♬ original sound - 𝗺𝗶𝗻𝗱𝗰𝗿𝘂𝘀𝘁𝗲𝗿 - 𝗺𝗶𝗻𝗱𝗰𝗿𝘂𝘀𝘁𝗲𝗿
Tak Pernah Berpikir Akan Kehilangan Jari Tangan
Broad Peak berada di Karakoram di perbatasan Pakistan dan Cina. Dengan ketinggian 26.401 kaki (8.047 m), gunung ini merupakan gunung tertinggi kedua belas di dunia.
Tidak pernah dalam sejuta tahun saya pernah berpikir bahwa saya akan kehilangan jari-jari saya karena frostbite, terutama saat melakukan hal yang paling saya sukai (mendaki gunung).
Hidup saya, tubuh saya tidak akan pernah sama lagi setelah operasi yang mengubah hidup saya ini dan bahkan tugas-tugas yang paling dasar pun akan menjadi tantangan besar, tulis Fahad Badar, dikutip dari Snow Brains.
Bagaimana saya mengatasi hal seperti ini? Bagaimana saya bisa menerima bahwa hidup saya tiba-tiba berubah total? Bagaimana saya akan melanjutkan hobi saya? Apakah saya masih memiliki semangat dan kemampuan untuk menaklukkan lebih banyak gunung?
Advertisement
Taklukan K2, Gunung Tertinggi Kedua di Dunia
Meski harus lebih dari empat jari tangan diamputasi, Fahad Badar tetap bersyukur dirinya selamat.
Jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas berulang kali muncul di benak saya dan jawaban tersebut hanya ada di dalam diri saya. Tekad saya untuk terus maju tanpa hambatan adalah satu-satunya harapan yang saya pegang, tulisnya.
Saya tetap bersyukur untuk tetap hidup meskipun menghadapi teror ketidakpastian masa depan. Saya juga berterima kasih atas respons dan dukungan luar biasa yang saya dapatkan setiap hari dari Anda semua.
Berhasil Taklukan K2
Pendaki gunung asal Qatar, Fahad Badar, yang kehilangan lebih dari empat jari akibat frostbite selama ekspedisi pada 2021 telah menaklukkan K2, gunung tertinggi kedua di dunia dengan ketinggian 8.611 m pada 22 Juli 2022.
K2, yang membentang di perbatasan Pakistan dan China, dianggap sebagai yang paling sulit didaki dan paling berbahaya. Ini karena lerengnya yang curam, dikutip dari Gulf Times.
Fahad Badar mengibarkan Bendera Nasional Qatar serta bendera Qatar Society for the Rehabilitation of Special Needs dan Qatar Cancer Society di puncak K2. Ia menggambarkan aksi tersebut sebagai "inisiatif pribadi untuk menyoroti pentingnya peran orang-orang yang memiliki tekad kuat dalam masyarakat dan untuk mendukung pasien dan keluarga pasien kanker."