Korsel Laporkan Kematian 2 Kucing Akibat Flu Burung H5N1

Ini adalah kali pertama Korsel melaporkan kematian pada hewan mamalia yakni kucing akibat flu burung H5N1.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 16 Jan 2024, 09:52 WIB
Diterbitkan 27 Jul 2023, 06:30 WIB
Gambar Ilustrasi Kucing
Sumber: Freepik

Liputan6.com, Jakarta Dua kucing yang ada di tempat penampungan di Seoul, Korea Selatan mati. Setelah dilakukan pemeriksaan kucing tersebut mati karena terinfeksi flu burung strain H5N1.

Kementerian Pertanian, Pangan dan Urusan Pedesaan setempat menyebut bahwa ini adalah kasus pertama kematian akibat flu burung H5N1 pada mamalia di Korea Selatan sejak 2016.

"Telah ditemukan kucing mati di tempat penampungan hewan di Yongsan, Seoul sejak bulan lalu. Hasil tes menunjukkan dari 38 kucing mati, dua kucing diantaranya karena flu burung H5N1," seperti keterangan Kementerian Pertanian, Pangan, dan Urusan Pedesaan Korea Selatan pada Selasa, 25 Juli 2023 mengutip The Korea Times.

Setelah mendapatkan laporan tersebut, pihak berwenang menutup fasilitas penampungan hewan itu. Lalu, petugas yang bekerja di sana diminta melakukan karantina guna mencegah hal yang tidak diinginkan.

Belum Ada Laporan Penularan ke Petugas Animal Shelter

Hingga saat ini petugas di tempat penampungan hewan yang pernah kontak dengan kucing mati akibat H5N1 tidak menunjukkan gejala apapun. Hasil pemeriksaan juga menunjukkan tidak ada infeks di tubuh petugas terkait kasus itu.

Meski begitu, otoritas kesehatan di sana tetap memantau kesehatan dengan cermat. Petugas yang pernah kontak dengan kucing mati itu diminta untuk menjalani masa karantina sekitar dua minggu mengingat masa inkubasi virus flu burung sekitar 10 hari.

Sebelumnya, Ada Kasus Kematian Kucing di Polandia Akibat H5N1

Kasus kematian dua kucing di Korea Selatan terjadi beberapa hari setelah Polandia melaporkan ada 34 kucing di negara tersebut terinfeksi flu burung H5N1.

Kasus di Polandia menunjukkan kucing yang sakit itu mengalami masalah neurologis seperti kelumpuhan. Lalu, dalam beberapa hari mati.

Melihat temuan kucing mati akibat flu burung H5N1, maka virus tersebut perlu dihadapi dengan serius.

"Kami melihat flu burung bisa memberi dampak buruk pada hewan, perdagangan dan mata pencaharian petani. Infeksi pada mamalia memicu kekhawatiran bahwa virus ini bisa bermutasi dan menular antar manusia. Seperti kita lihat kucing mati karena virus tersebut," kata Wendla Beyer yang merupakan Koordinator Kebijakan dari organisasi nirlaba kesejahteraan hewan International Four Paws.

Tentang Flu Burung H5N1

Pemeriksaan Kesehatan Unggas Antisipasi Flu Burung di Aceh Besar
Anak ayam terlihat di sebuah peternakan unggas selama pemeriksaan yang dilakukan oleh pegawai pemerintah untuk memeriksa tanda-tanda infeksi flu burung di Darul Imarah, Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh, Kamis (2/32023). Dinas Peternakan Provinsi Aceh melakukan disinfektan, pemeriksaan kesehatan, dan monitoring ke sejumlah usaha peternak unggas dalam upaya pencegahan flu burung. (CHAIDEER MAHYUDDIN/AFP)

Avian influenza atau flu burung dengan strain H5N1 adalah penyakit virus yang sangat menular dengan penyebaran antar burung dan unggas. Namun, bisa juga berpindah ke spesies lain seperti mamalia.

Kasus penularan flu burung H5N1 pada manusia jarang terjadi. Namun, jika manusia terinfeksi kasus kematian amat tinggi mencapai 60 persen seperti mengutip laman WHO.

Hampir semua kasus infeksi H5N1 pada manusia telah dikaitkan dengan kontak dekat dengan unggas hidup atau mati yang terinfeksi, atau lingkungan yang terkontaminasi H5N1.

Virus ini tidak menginfeksi manusia dengan mudah, dan menyebar dari orang ke orang hal yang 'tampaknya tidak biasa'. Tidak ada bukti bahwa penyakit ini dapat menyebar ke manusia melalui makanan yang disiapkan dengan benar dan dimasak dengan matang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya