Liputan6.com, Jakarta - Sejak memutuskan untuk menceritakan permasalah dengan sang ibu dan ayah tirinya, Michelle Ashley dihujani pertanyaan sebagian netizen. Salah satunya soal mengapa baru sekarang dia memutuskan untuk bicara (speak up).
Michelle Ashley mengungkapkan bahwa selama ini dirinya memang merasa takut untuk menceritakan pengalaman traumatis tersebut. Bahkan, anak perempuan Pinkan Mambo satu ini pernah menyalahkan dirinya sendiri.
Baca Juga
"Aku mau ngomong sama mami aku atau sama yang lain juga takut jadinya, karena aku jadi ngerasa malu atau regret (menyesal) kenapa aku enggak minta tolong saja sama yang lain. Kenapa malah diam doang," ujar Michelle Ashley melalui podcast yang diunggah dalam kanal YouTube Nadia Alaydrus pada Rabu 26 Juli 2023.
Advertisement
Belum lagi, lanjut Michelle, tidak ada orang yang bisa dipercaya kala itu,"Aku diam doang karena takut, dan aku juga enggak ada orang untuk bisa aku percaya.".
Menurut Michelle Ashley, pelecehan seksual yang dilakukan oleh Steve Wantania sudah dilaporkan pada Pinkan Mambo. Hanya saja, Pinkan Mambo tidak melakukan tindakan preventif dan tampak tidak menanggapinya dengan serius.
Rasa Takut Korban Pelecehan Seksual
Takut dan malu adalah perasaan yang wajar dirasakan oleh korban pelecehan seksual. Menurut kriminolog sekaligus woman and child counselor Haniva Hasna, hal itu memang menjadi alasan terbesar mengapa korban pelecehan seksual enggan untuk melapor.
"Alasan terbesar yang membuat korban enggan melapor karena merasa takut. Lalu ada rasa malu, tidak tahu mau melapor ke mana, dan merasa bersalah," ujar wanita yang akrab disapa Iva pada Health Liputan6.com ditulis Selasa, (1/8/2023).
Penyebab Trauma Korban Pelecehan Seksual Kayak Michelle Ashley Makin Parah
Lebih lanjut Iva mengungkapkan bahwa dalam hal ini, yang membuat sedih dan kecewa sebenarnya ketika korban melapor pada orang terdekat seperti ibu, dirinya justru tidak dipercaya.
Padahal, tidak mendapatkan kepercayaan saat melapor akan menambah trauma yang dialami korban pelecehan seksual seperti Michelle Ashley.
"Kondisi ini akan semakin memperparah trauma. Korban akan semakin menutup diri karena merasa tidak ada orang lain yang bisa menerima ceritanya," kata Iva.
"Kedua, korban merasa bahwa kondisi dan perasaannya tidak penting. Ketiga, takut kepada pelaku karena memiliki power dan berpotensi akan melakukan hal yang lebih kejam," Iva menambahkan.
Advertisement
Risiko Cemas dan Depresi Korban Pelecehan Seksual Meningkat
Iva menuturkan, cemas dan depresi menjadi perasaan selanjutnya yang dapat dialami oleh korban pelecehan seksual seperti Michelle Ashley.
"Anak yang mengalami pelecehan atau kekerasan secara seksual, mereka sering menginternalisasi peristiwa tersebut, termasuk memiliki pikiran negatif tentang diri sendiri hingga dewasa," kata Iva.
Korban kemudian akan merasa rendah diri, mengalami masalah tidur, gangguan makan, mengisolasi atau mengasingkan diri, dan yang paling berat adalah keinginan untuk mengakhiri hidup.
"Mereka (juga bisa) memandang bahwa hubungan seksual adalah sesuatu yang menakutkan dan menjijikan," ujar Iva.
Michelle Ashley Lakukan Hal yang Tepat
Menurut Iva, korban (Michelle Ashley) sudah melakukan hal yang tepat dengan melaporkan kejadian pada orangtuanya, Pinkan Mambo.
"Masalahnya justru kenapa respons orangtuanya tidak memberikan perlindungan. Bagaimana hubungan sebenarnya antara anak dan orangtuanya? Seberapa dekat dan seberapa berharga anak tersebut bagi orang tuanya?" ujar Iva.
"Karena ini merupakan kejahatan serius yang sudah selayaknya diselesaikan dengan cepat dan tuntas," Iva menambahkan.
Advertisement