Liputan6.com, Jakarta Masalah ginjal dapat ditangani dengan berbagai cara salah satunya Terapi Pengganti Ginjal (TPG).
Pilihan TPG yang tersedia dan dapat dilakukan misalnya dialisis atau biasa disebut cuci darah. Bisa pula dengan melakukan transplantasi (cangkok ginjal).
Baca Juga
TPG yang paling ideal adalah transplantasi ginjal, karena ginjal sehat yang baru dapat menggantikan semua fungsi ginjal yang sudah gagal.
Advertisement
Dalam hal transplantasi ginjal, maka baik yang menerima (recipient) maupun yang memberikan ginjalnya (donor) masing-masing hidup dengan satu ginjal yang berfungsi dengan baik. Karena itulah, setiap orang yang akan mendonorkan ginjalnya harus diperiksa secara teliti dan cermat.
“Perlu dipastikan bahwa ginjal dalam kondisi sehat dan kedua ginjal berfungsi baik. Pendonor akan tetap sehat dan hidup secara normal meski mendonorkan satu ginjalanya kepada orang lain,” kata dokter spesialis penyakit dalam konsultan ginjal hipertensi Eka Hospital BSD Tunggul Diapari Situmorang dalam keterangan pers yang diterima Health Liputan6.com, Jumat (25/8/2023).
Kriteria Orang yang Layak Jadi Pendonor Ginjal
Tunggul menjelaskan, kriteria seseorang dinyatakan layak menjadi pendonor ginjal yaitu:
- Berusia antara 18 hingga 60 tahun
- Fungsi ginjal ≥ 80 ml/m
- Tidak memiliki penyakit maupun faktor risiko yang potensial akan berpengaruh buruk terhadap ginjalnya.
Faktor risiko yang dimaksud misalnya penyakit hipertensi, diabetes melitus (DM), pernah atau sedang memiliki riwayat sakit ginjal seperti batu ginjal, sakit auto-imun atau penyakit lainnya.
“Perilaku hidup tidak sehat seperti sering mengonsumsi alkohol atau perilaku yang tidak menjaga kesehatan secara baik, tidak akan bisa menjadi pendonor ginjal,” ujar Tunggul.
Penerima Donor Ginjal Perlu Bersiap dengan Baik
Selain pendonor, penerima donor juga perlu mempersiapkan diri dengan baik.
“Si penerima harus dipersiapkan secara baik. Proses transplantasi ginjal yang dilakukan secara profesional meliputi seleksi cermat terhadap donor maupun resipien. Dibutuhkan persiapan dan perencanaan yang baik, pelaksanaan operasi dan perawatan serta monitor pasca operasi,” kata Tunggul.
Beberapa prosedur dan serangkaian tes yang panjang serta rinci perlu dilakukan bagi pendonor juga penerima ginjal agar dapat dipastikan keberhasilannya.
Operasi transplantasi ginjal adalah operasi elektif, tidak terburu-buru dan tidak ada target batasan waktu. Dengan demikian harus direncanakan sebaik-baiknya dengan resiko seminimal mungkin, baik pada penerima maupun pada pendonor.
“Jadi jelas bahwa tidak perlu takut dan khawatir untuk mendonorkan satu ginjal kepada yang membutuhkan sejauh itu dilakukan secara standar profesional kedokteran yang baku.”
Advertisement
Bisa Hidup Sehat Meski dengan Satu Ginjal
Pada transplantasi ginjal yang berhasil, pendonor maupun penerima dapat hidup dengan satu ginjal yang sehat.
“Oleh sebab itu tidak perlu khawatir jika hidup dengan satu ginjal, dengan mempertahankan gaya hidup sehat, menjaga pola makan bergizi, berolahraga secara teratur, dan melakukan pemeriksaan rutin dengan dokter, hidup dengan satu ginjal tidak akan menjadi masalah,” ucap Tunggul.
Hal ini dibuktikan pula oleh data asuransi jiwa. Data ini membandingkan angka harapan hidup orang dengan satu ginjal dan dua ginjal yang ternyata tidak menunjukkan perbedaan.
Observasi juga sempat dilakukan pada 62 orang prajurit AS yang hidup dengan satu ginjal akibat perang. Mereka dibandingkan dengan 620 orang prajurit lainnya yang memiliki dua ginjal. Perbandingan dilakukan selama 45 tahun dan menunjukkan hal yang sama yaitu tidak ada perbedaan yang bermakna.
Juga pada observasi pendonor ginjal dibandingkan dengan populasi pemilik dua ginjal. Observasi yang dilakukan selama 20 tahun ini pun tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara keduanya.
Tips Jaga Satu Ginjal Tetap Sehat
Kebanyakan kasus orang yang hidup dengan satu ginjal menunjukan kualitas hidup yang baik. Memang ada risiko hipertensi, tapi risiko-risiko ini hanya bisa terjadi jika upaya dalam menjaga kesehatan ginjal tidak dilakukan dengan baik.
Berikut adalah beberapa tips yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko yang bisa terjadi karena hidup dengan satu ginjal:
Cukupi Kebutuhan Cairan Tubuh
Orang dengan satu ginjal perlu memastikan kebutuhan cairan tubuh terpenuhi dengan baik sesuai dengan rekomendasi dokter.
Umumnya untuk kebutuhan dasar jumlah cairan yang diperlukan adalah 30 cc/kg berat badan. Tentunya kebutuhan ini bertambah bila ada aktivitas misalnya olahraga atau peningkatan suhu.
Jaga Pola Makan Sehat
Menjaga pola makan sehat dengan mengurangi konsumsi makanan tinggi garam (Na=sodium) dan fosfor yang akan menambah beban ginjal.
Tips berikutnya untuk mengurangi risiko penyakit ginjal pada orang dengan satu ginjal yakni:
- Membatasi minuman manis sehingga kerja ginjal tidak terlalu keras.
- Menghindari aktivitas fisik yang berlebihan atau olahraga berat seperti sepak bola, panjat tebing, atau olahraga yang melibatkan kerja otot-otot, karena akan meningkatkan beban dan risiko kerusakan ginjal.
- Berhenti konsumsi rokok dan alkohol karena buruk untuk kesehatan secara umum termasuk kesehatan ginjal.
- Secara berkala lakukan konsultasi dan pemeriksaan medical check-up (MCU) sesuai umur.
Advertisement