Liputan6.com, Jakarta - Merinding adalah respons tubuh yang tidak bisa dikendalikan kemunculannya. Merinding merupakan refleks yang tidak disengaja yang dipicu oleh sistem saraf simpatik seperti disampaikan Abisola Olulade, MD, dokter keluarga bersertifikat di Sharp HealthCare di San Diego.
Merinding atau piloereksi adalah ketika otot-otot kecil di dasar folikel rambut (dikenal sebagai otot arrector pili) berkontraksi, membuat rambut berdiri tegak seperti disampaikan Olulade. Hal ini juga menyebabkan kulit di dasar folikel terangkat, yang tampak seperti benjolan.
Baca Juga
Merinding biasanya terjadi sebagai respons terhadap kedinginan atau sensasi, yaitu suhu dingin atau rangsangan emosional atau psikologis yang kuat. Sehingga, penyebab bulu kuduk berdiri atau merinding bukan karena hantu.
Advertisement
Berikut penjelasan masing-masing mengutip Livestrong:
1. Kedinginan
Merasa kedinginan bisa membuat menggigil nah saat itulah tubuh ikut merinding. Tubuh mengontraksikan otot-otot di sekitar folikel rambut sebagai upaya meminimalkan efek kedinginan, kata dokter kulit bersertifikat Todd Minars, MD.
“Tubuh berusaha membantu melindungi atau mengisolasi dari hawa dingin dengan rambut tubuh untuk menahan panas,” kata Dr. Minars.
Perubahan pada kulit akibat bulu kuduk merinding akibat kedinginan hanya bersifat sementara.
“Setelah tubuh kembali hangat, baik melalui upaya kehangatan yang disengaja seperti memeluk diri sendiri dan menggosok lengan, kaki, dll. yang membuat merinding atau perubahan pada pemicu lingkungan luar, rasa merinding tersebut akan hilang,” katanya.
2. Merasakan Gelombang Emosi
Segala macam emosi dapat membuat merinding, seperti rasa takut, kaget, atau gembira, kata Olulade.
Film yang menakutkan, atau bahkan pemikiran yang menakutkan, dapat menimbulkan sensasi. Kemungkinan itulah yang mendorong R.L. Stine menjuluki rangkaian cerita menyeramkannya dengan nama "Goosebumps".
Merinding juga bisa terjadi saat seseorang merasa terangsang secara seksual, kata Dr. Olulade. Dan emosi kuat lainnya, seperti rasa kagum atau gembira, dapat menginspirasi reaksi tersebut.
Advertisement
Merinding Saat Mendengarkan Musik atau Menonton Film
Para peneliti bertujuan untuk mengetahui apa yang membuat 50 peserta merinding saat mendengarkan musik emosional seperti "My Heart Will Go On" karya Celine Dion, "Hallelujah" yang dibawakan Rufus Wainwright, dan "Back to Black" karya Amy Winehouse dan klip audio film dari Dead Poet's Society, Armageddon, Brokeback Mountain dan film lainnya.
Dialog dari film menimbulkan lebih banyak perasaan merinding dibandingkan musik, dan perempuan lebih rentan merinding sebagai respons terhadap emosi dibandingkan laki-laki, menurut penelitian pada bulan Maret 2011 yang diterbitkan dalam Biological Physiology.
Efeknya mirip dengan puisi. Dalam eksperimen kecil, para peneliti menilai peserta saat mereka mendengarkan puisi, dan menemukan bahwa merinding adalah salah satu respons emosional, berdasarkan studi pada bulan Agustus 2017 di Social Cognitive and Affective Neuroscience.
3. Mengalami Kontraksi Otot yang Tidak Disengaja
“Apa pun yang dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak disengaja dapat menyebabkan merinding,” kata Olulade.
Berhenti mengonsumsi alkohol atau opioid juga dapat menyebabkan merinding, kata Dr. Olulade.
Dan itu bisa menandakan demam, yang sering kali disertai menggigil, katanya. Ketika orang kedinginan, mereka menggigil karena otot berkontraksi dan mengendur, menurut U.S. National Library of Medicine. Menggigil terkadang bisa disertai dengan rasa merinding (walaupun tidak selalu).
Advertisement