Liputan6.com, Jakarta - Perubahan iklim bukan cuma berdampak ke lingkungan tapi juga kesehatan manusia. Sebuah studi belum lama ini mengungkapkan bahwa paparan cuaca panas ekstrem meningkatkan kunjungan pasien penyakit ginjal yang berobat ke IGD rumah sakit.
Dalam studi yang diterbitkan dalam American Journal of Kidney Disease (AJKD) disebutkan bahwa peningkatan pasien penyakit ginjal yang masuk IGD antara 1,7 persen hingga 3,1 persen saat terjadi panas ekstrem.
Baca Juga
Hal tersebut didapatkan peneliti setelah melakukan tracking terhadap satu juta kunjungan pasien terkait penyakit ginjal di New York State antara 2005 - 2013.
Advertisement
Peneliti juga mencatat, bahwa terjadi perbedaan besar kunjungan pasien penyakit ginjal ke UGD di bulan-bulan tertentu. Pada Mei-September kunjungan pasien ginjal ke UGD di angka 1,8 - 5,1 persen. Sementara di musim panas yakni Juni - Agustus peningkatan kasus pasien ginjal ke UGD berkisar 1,5 - 2,7 persen.
Kebanyakan, pasien penyakit ginjal yang masuk ke IGD adalah mereka dengan cedera ginjal akut, batu ginjal dan infeksi saluran kemih.
Dari studi ini, peneliti mengatakan bahwa penting diketahui bahwa perubahan iklim seperti cuaca panas berimbas terhadap peningkatan jumlah pasien penyakit ginjal berobat ke rumah sakit.
"Temuan kami menggarisbawahi dampak mengkhawatirkan dari panas lingkungan pada kunjungan UGD akibat penyakit ginjal, terutama dampak panas yang lebih kuat di bulan Mei dan September, selain musim panas," kata peneliti koresponden dari University of New York di Albany, Shao Lin.
Kurangi Aktivitas di Luar Ruangan
Shao Lin juga mengatakan bahwa penting bagi masyarakat mengetahui bahwa perlu mengurangi aktivitas di luar ruang saat cuaca panas.
"Peringatan dini, mengurangi olahraga/aktivitas di luar ruangan. Maka usahakan agar berada di tempat sejuk selama cuaca sangat panas adalah hal yang penting,” kata Shao Lin.
Ditambahkan Kepala Medis dari National Kidney Foundation (NKF) Joseph Vassalotti mengatakan bahwa penting untuk membatasi paparan panas ekstrem demi melindungi ginjal.
“Meskipun penelitian ini tidak mengevaluasi intervensi, temuan ini menunjukkan bahwa membatasi paparan panas ekstrem dapat melindungi kesehatan ginjal, khususnya, berpotensi mengurangi kunjungan darurat untuk cedera ginjal akut, batu ginjal, dan infeksi saluran kemih,” kata Joseph.
Advertisement
Dokter dan Faskes Mesti Paham Efek Cuaca Panas
Melihat dampak besar dari cuaca panas, penulis utama studi ini Yanji Qu dari University of New York mengingatkan kepada tenaga kesehatan serta fasilitas kesehatan menyadari risiko peningkatan kasus penyakit ginjal.
“Studi ini juga menyoroti perlunya peningkatan kesadaran dokter, kesiapan fasilitas klinis, dan pendidikan pasien untuk menanggapi antisipasi munculnya berbagai penyakit ginjal akibat perubahan iklim, terutama di kalangan lansia dan pasien pria yang rentan,” tambah Yanji.