Osteoporosis Dijuluki Silent Disease, Tak Bergejala sampai Berujung Tulang Keropos

Alasan osteoporosis dijuluki 'silent disease' karena diam-diam bisa tidak bergejala.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 31 Okt 2023, 06:27 WIB
Diterbitkan 31 Okt 2023, 06:27 WIB
Ilustrasi Tulang
Ilustrasi alasan osteoporosis dijuluki 'silent disease' karena diam-diam bisa tidak bergejala. /Freepik.com

Liputan6.com, Jakarta - Osteoporosis kerap dijuluki disebut silent disease atau silent thief, yang biasanya tidak mengetahui bahwa Anda mengidapnya sampai akhirnya Anda mengalami patah tulang. Osteoporosis adalah penyakit di mana tulang menjadi lemah dan lebih mudah patah.

Dokter spesialis ortopedi konsultan hip & knee adult reconstruction, trauma and sports Yoshi Pratama Djaja menjelaskan alasan di balik osteoporosis disebut silent disease. Bahwa memang gejala awal tidak dirasakan, kemudian lama-lama tulang menjadi keropos.

Pasien akan merasakan gejala tatkala sudah terjadi komplikasi akibat kondisi tertentu, misalnya tulang patah karena jatuh.

"Kenapa disebut silent disease? Karena tidak ada gejala, kadang usia 50 tahun ya jalannya biasa-biasa aja, enggak ada gejala sama sekali, tapi nyatanya tulangya udah mulai keropos," jelas Yoshi saat ditemui Health Liputan6.com di bilangan Jakarta Selatan pada Senin, 30 Oktober 2023.

"Mungkin dia baru muncul gejala kalau jatuh dan gejalanya patah (tulang). Jadi dia ada gejala sampai muncul komplikasi. Biasanya kalau pasiennya dirontgen, enggak akan keliatan. Baru keliatan kalau derajat osteoporosisnya udah parah."

Skrining Tulang

Agar mencegah tulang diam-diam keropos, Yoshi menekankan pentingnya skrining, terutama bagi mereka yang punya faktor risiko osteoporosis. Misalnya, orangtua punya tulang patah.

"jadi penting skrining supaya kita tahu silent disease ini bisa ketahuan. Misalnya, ada faktor risiko orangtuanya punya patah tulang. Boleh usia 50 tahun, 60 tahun, cek aja. Tapi kalau enggak ada riwayat faktor risiko, minimal usia 65 tahun bisa dicek," lanjut dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah - Bintaro Jaya.

Panggul Paling Terdampak Osteoporosis

Secara epidemiologis, Yoshi Pratama Djaja mengatakan, panggul menjadi salah satu bagian tubuh paling terdampak osteoporosis. Setelah itu, adalah pergelangan tangan dan tulang belakang.

"Alasan spesifik mengapa osteoporosis memberi dampak besar kepada tiga bagian tubuh di atas masih belum dapat dijelaskan secara mendetil. Namun, itu diduga berhubungan dengan morfologi dan fungsi ketiga bagian tersebut," ujar Yoshi melalui keterangan, Senin (16/10/2023).

Ia mengatakan tulang panggul (hip) tidak hanya mendapatkan gaya kompresi ketika menahan beban tubuh, tetapi juga mengalami gaya tensi yang berakibat pada tingginya proses resorpsi.

Oleh karena itu, agar masyarakat tidak terkena osteoporosis saat lanjut usia, Yoshi menyarankan rutin melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, serta mencukupi kebutuhan kalsium dan vitamin D.

"Dua hal itu akan sangat membantu dalam mencegah osteoporosis," pesannya. "Bagi orang yang sudah mengalami patah tulang panggul akibat osteoporosis, mereka harus mengembalikan fungsi struktur yang patah dengan melakukan operasi hip replacement."

Tulang Menjadi Rapuh dan Patah

Sakit Tulang Belakang
Ilustrasi osteoporosis disebut sebagai silent disease karena biasanya tidak ada gejala sampai tulang patah. (Photo by Afif Ramdhasuma on Unsplash)

Melansir National Institutes of Health, osteoporosis disebut sebagai silent disease karena biasanya tidak ada gejala sampai tulang patah.

Gejala patah tulang vertebra (tulang belakang) meliputi nyeri punggung yang parah, kehilangan tinggi badan atau kelainan bentuk tulang belakang seperti postur tubuh yang bungkuk atau membungkuk (kifosis).

Tulang yang terkena osteoporosis dapat menjadi sangat rapuh sehingga patah tulang terjadi secara spontan atau sebagai akibat dari:

  • Jatuh ringan, seperti jatuh dari ketinggian yang biasanya tidak akan menyebabkan patah tulang pada tulang yang sehat.
  • Tekanan normal seperti membungkuk, mengangkat atau bahkan batuk.

Osteoporosis adalah penyebab utama patah tulang pada wanita pascamenopause, sedangkan pada pria yang lebih tua. Patah tulang dapat terjadi pada tulang mana saja, tetapi paling sering terjadi pada tulang pinggul, tulang belakang, dan pergelangan tangan.

Faktor Risiko dan Gejala Dini Osteoporosis

Osteoporosis dapat terjadi oleh siapa saja dengan faktor yang berbeda, dikutip dari informasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI. Oleh karena itu, penting untuk  mengetahui faktor risiko serta gejala dini penderita osteoporosis:

Faktor risiko

  1. Wanita, berhubungan fase menopause .
  2. Bertambahnya usia, semakin rentan terkena osteoporosis karena tulang yang semakin menipis dikarenakan hormon seksual semakin menurun.
  3. Pasien yang sedang dalam masa pengobatan yang cukup lama.
  4. Kurangnya paparan sinar matahari, asupan vitamin D, dan kalsium. 
  5. Merokok, mengkonsumsi alkohol, mengkonsumsi kafein.

Gejala dini

  1. Sakit punggung dalam jangka waktu yang lama.
  2. Mudah dan sering mengalami cedera pada tulang.
  3. Postur tubuh yang semakin membungkuk.
  4. Menurunnya tinggi badan.
INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia
INFOGRAFIS: Lansia dan Panti Jompo di Indonesia (Ilustrasi: Tri Yasni/Liputan6.com)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya