Jerawat di Kelamin Pria, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jerawat di kelamin pria dapat disebabkan karena beberapa kondisi kulit, seperti folikulitis.

oleh Iwan Tantomi diperbarui 06 Des 2023, 15:24 WIB
Diterbitkan 06 Des 2023, 13:35 WIB
Jerawat di Kelamin Pria, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Jerawat di Kelamin Pria. Credit: Shutterstock.com

Liputan6.com, Jakarta Jerawat di kelamin pria menjadi salah satu masalah kulit yang tak jarang terjadi dan dialami oleh beberapa orang. Walau bagian tubuh tersebut kerap tertutup, nyatanya risiko mengalami masalah kulit tetaplah ada, sebagaimana bagian tubuh lain yang seringnya terbuka, seperti wajah.

Sama halnya masalah jerawat di bagian tubuh lain, jerawat di kelamin pria juga bisa muncul karena beberapa penyebab. Tentunya, penyebabnya pada masing-masing orang bisa berbeda-beda. Oleh karena itu, penting untuk mengetahuinya dengan benar, agar tidak salah menanganinya. Lebih lanjut, ketahui penyebab jerawat di kelamin pria dan cara mengatasinya yang tepat berikut ini!

 

Penyebab Jerawat di Kelamin Pria

Jerawat di Kelamin Pria, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Jerawat di Kelamin Pria. Credit: Shutterstock.com

Ada beberapa penyebab munculnya jerawat di area kelamin pria. Hal tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor. Dengan mengetahui faktor-faktor yang menjadi penyebab jerawat di area kelamin, maka bisa menentukan pengobatan atau penanganan yang tepat. Berikut beberapa penyebab jerawat di kelamin pria yang umum terjadi.

Kondisi Kulit di Area Kelamin Pria

Jerawat di kelamin pria dapat disebabkan karena beberapa kondisi kulit, seperti folikulitis. Kondisi ini merupakan peradangan pada folikel rambut karena infeksi bakteri atau jamur. Mencukur rambut kemaluan dengan pisau cukur yang tidak bersih dapat menyebabkan iritasi kulit dan infeksi, serta memicu munculnya jerawat di kemaluan pria.

Kondisi kulitnya bisa berupa dermatitis kontak. Reaksi peradangan pada kulit ini terjadi akibat paparan zat atau bahan tertentu seperti sabun yang mengandung wewangian, kondom, pelumas seksual, tampon, dan obat oles yang dijual bebas. Hal ini dapat menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat di kelamin pria.

Kondisi kulit lainnya adalah Hidradenitis Suppurativa (HS). Kondisi kulit ini merupakan penyakit kronis pada kelenjar keringat yang menyebabkan munculnya lesi yang mirip jerawat di seluruh tubuh, termasuk daerah kemaluan. Penyebab penyakit ini belum jelas, dan perawatan yang bisa dilakukan meliputi obat-obatan hingga operasi, namun tidak dapat menyembuhkan kondisi ini secara tuntas.

Infeksi Menular Seksual

Infeksi Menular Seksual (IMS) dapat menyebabkan munculnya jerawat di kelamin pria. Beberapa jenis IMS yang dapat menjadi penyebab jerawat di alat kelamin pria, seperti kutil kelamin (Genital Warts). Kutil kelamin disebabkan oleh Human Papillomavirus (HPV) dan dapat menyebabkan pertumbuhan benjolan kecil yang menyerupai jerawat di area kelamin. Kondisi ini memerlukan perhatian medis untuk penanganan yang tepat.

Lalu, bisa karena Molluscum Contagiosum. Infeksi virus ini dapat menyebabkan munculnya benjolan seperti jerawat di area kemaluan. Penanganan untuk jerawat di kemaluan ini adalah dengan obat oles atau obat minum yang diresepkan oleh dokter. Infeksi ini dapat ditularkan melalui hubungan seksual.

IMS lainnya yang dapat menyebabkan munculnya jerawat di kelamin pria adalah herpes genitalis atau yang lebih dikenal sebagai herpes genital. Infeksi menular seksual ini disebabkan oleh virus herpes simpleks (HSV). Infeksi ini dapat menyebabkan munculnya gejala seperti benjolan kecil atau lepuhan di sekitar alat kelamin, anus, atau mulut. Gejala lainnya termasuk rasa nyeri atau gatal di sekitar area genital, ulserasi yang terasa sakit saat lepuhan pecah, serta demam, sakit kepala, dan pembengkakan kelenjar getah bening di pangkal paha.

Herpes genitalis dapat menimbulkan gejala pada area, seperti bokong, paha, rektum, anus, mulut, uretra, vulva, vagina, serviks, penis, dan skrotum. Infeksi herpes genitalis dapat menyebar melalui kontak langsung dengan lepuhan atau cairan yang terkait, dan dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan herpes genitalis, pengobatan medis dapat membantu mengurangi gejala, mengurangi serangan, dan mengurangi risiko penularan virus ke orang lain.

Contoh IMS lainnya adalah sifilis, juga dikenal sebagai penyakit raja singa. Infeksi menular seksual (IMS) ini disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Penyakit ini dapat dimulai sebagai luka yang tidak nyeri, biasanya pada alat kelamin, rektum, atau mulut. Sifilis dapat menyebar dari orang ke orang melalui kontak kulit atau selaput lendir dari luka ini.

Gejala sifilis dapat bervariasi tergantung pada tahap infeksi. Tahap awal sifilis sering kali tidak menimbulkan gejala yang nyata, tetapi jika tidak diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap yang lebih serius dan berpotensi merusak jantung, otak, atau organ lain, bahkan dapat mengancam jiwa. Sifilis juga dapat ditularkan dari ibu ke anak yang belum lahir.

Pengobatan sifilis dilakukan dengan pemberian antibiotik. Jika didiagnosis dengan cepat, penyakit ini dapat disembuhkan dengan pemberian antibiotik. Penting untuk mencari bantuan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan sifilis atau jika memiliki kekhawatiran terkait infeksi menular seksual.

Selain itu, ada infeksi jamur tertentu. Infeksi jamur yang dapat memicu munculnya jerawat di kelamin pria adalah folikulitis pityrosporum. Infeksi ini disebabkan oleh jamur dan sering kali memicu timbulnya jerawat pustula. Selain itu, infeksi jamur seperti ini juga dapat menyebabkan masalah kulit yang terasa gatal. Oleh karena itu perhatikan kebersihan dan perawatan area kelamin untuk mencegah infeksi jamur yang dapat memicu jerawat di kelamin pria. 

Kurang Menjaga Kebersihan Area Kelamin

Kurang menjaga kebersihan dengan baik dapat menyebabkan penumpukan kotoran, keringat, dan bakteri di sekitar area kelamin, yang pada gilirannya dapat menyebabkan peradangan dan munculnya jerawat di kelamin pria. Menjaga kebersihan area organ intim sangat penting untuk mencegah jerawat di kemaluan. Kurang menjaga kebersihan juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur pada area kelamin pria. Hal tersebut dapat menyebabkan gejala seperti ruam merah, gatal, atau bercak putih.

Ada beberapa ciri area kelamin pria yang kurang bersih, seperti munculnya bau yang tidak sedap. Kurangnya kebersihan area kelamin pria dapat menyebabkan bau yang tidak sedap. Hal ini dapat disebabkan oleh penumpukan keringat, bakteri, atau jamur di area tersebut. Ciri lainnya berupa, kulit kemerahan atau ruam. Kurang menjaga kebersihan area kelamin dapat menyebabkan iritasi, kemerahan, atau ruam pada kulit di sekitar alat kelamin.

Selain itu, area kelamin yang kurang bersih juga ditandai dengan penumpukan smegma. Apa itu? Smegma adalah bercak putih yang terbentuk dari campuran minyak, sel kulit mati, dan keringat di sekitar alat kelamin pria. Jika tidak dibersihkan dengan baik, smegma dapat menjadi media perkembangan bakteri yang berisiko menyebabkan peradangan.

Razor Burns

Lebih lanjut, razor burn juga menjadi penyebab munculnya jerawat di kelamin pria. Razor burn adalah iritasi pada kulit akibat proses pencukuran yang kurang tepat. Kondisi ini ditandai dengan bengkak dan sensasi panas pada area cukur. Razor burn terjadi ketika proses pencukuran dilakukan dengan kurang tepat, dan dapat menyebabkan kemerahan pada permukaan kulit di area yang dicukur.

Nah, untuk menghindari kondisi ini, penting untuk melakukan pencegahan dan teknik pencukuran yang tepat. Jika razor burn terjadi, beberapa bahan alami atau obat medis dapat membantu mengatasi masalah kulit ini. Jika razor burn disertai dengan tanda-tanda infeksi, konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

Kebiasaan Mencukur Rambut Kemaluan yang Salah

Kebiasaan mencukur rambut kemaluan yang salah dapat menyebabkan beberapa masalah kesehatan, termasuk munculnya jerawat di kemaluan pria. Beberapa contoh cara mencukur rambut kemaluan yang kurang tepat, antara lain mencukur dengan tidak hati-hati, menggunakan pisau cukur yang kusam atau kotor, atau mencukur terlalu dekat dengan kulit. Hal ini dapat menyebabkan iritasi, luka, atau infeksi pada area tersebut.

Selain itu, mencukur rambut kemaluan yang kurang tepat juga dapat meningkatkan risiko infeksi jamur, folikulitis, dan masalah kulit lainnya. Lebih baik untuk menggunakan gunting untuk merapikan rambut kemaluan daripada mencukurnya. Jika punya kekhawatiran terkait cara mencukur rambut kemaluan yang tepat, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk saran medis yang tepat.

Pemakaian Pakaian Dalam yang Ketat

Pemakaian pakaian dalam yang ketat dapat menyebabkan munculnya jerawat di kelamin pria, karena pakaian dalam yang ketat dapat menyebabkan gesekan dengan kulit, meningkatkan suhu testis, dan mengganggu sirkulasi udara di area organ intim. Hal ini dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan menyebabkan iritasi pada kulit di sekitar area kelamin.

Selain itu, pakaian dalam yang terlalu ketat juga dapat menyebabkan keringat menumpuk di area tersebut, sehingga dapat memperburuk kondisi kulit dan meningkatkan risiko infeksi. Pemakaian celana dalam ketat juga dapat memengaruhi suhu testis, sehingga bisa mempengaruhi produksi dan pergerakan sperma.

Oleh karena itu, penting untuk menggunakan pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun dan tidak terlalu ketat untuk menjaga kebersihan dan kesehatan area kelamin. Jika jerawat di kelamin terasa nyeri, bengkak, atau bernanah, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat.

 

 

 

Cara Mengatasi Jerawat di Kelamin Pria

Jerawat di Kelamin Pria, Ini Penyebab dan Cara Mengatasinya
Ilustrasi Jerawat di Kelamin Pria. Credit: Shutterstock.com

Setelah mengetahui beberapa penyebab jerawat di kelamin pria, langkah berikutnya adalah mengetahui cara mengatasinya yang tepat. Sebagaimana disebutkan sebelumnya, cara penanganan atau pengobatan jerawat di kelamin disesuaikan penyebabnya. Jadi, biar tak sampai salah, perhatikan beberapa caranya yang tepat berikut ini.

Jaga Kebersihan

Supaya jerawat di kelamin pria dapat teratasi, mandilah secara teratur dan gunakan sabun yang lembut untuk membersihkan area kelamin. Gunakan air hangat dan sabun yang lembut untuk membersihkan area kelamin. Pastikan untuk membersihkan dengan lembut dan hindari gesekan yang berlebihan. Hindari penggunaan sabun atau produk pembersih yang mengandung bahan kimia keras atau pewangi yang berlebihan.

Setelah mandi, pastikan area kelamin benar-benar kering. Kelembaban berlebih di area tersebut dapat meningkatkan risiko iritasi dan infeksi. Gunakan handuk bersih dan lembut untuk mengeringkan area kelamin secara perlahan. Pastikan handuk yang digunakan sudah bersih dan kering. Hindari menggosok area kelamin terlalu keras dengan handuk, karena hal ini juga dapat menyebabkan iritasi pada kulit.

Hindari Pakaian Dalam yang Ketat

Gunakan pakaian dalam yang longgar untuk mengurangi gesekan dengan kulit. Pilihlah pakaian dalam yang terbuat dari bahan katun. Bahan katun lembut, ringan, dan nyaman digunakan, serta dapat membantu mengurangi risiko iritasi dan infeksi. Pastikan pakaian dalam yang dipilih sesuai dengan ukuran tubuh.

Hindari memilih pakaian dalam yang terlalu ketat, karena dapat mengganggu sirkulasi udara dan meningkatkan risiko masalah kesehatan, termasuk jerawat di kelamin pria. Jika bisa, pilihlah pakaian dalam yang tidak hanya nyaman, tetapi juga mendukung kesehatan area intim. Pakaian dalam yang sesuai dapat membantu mengurangi risiko infeksi dan iritasi kulit.

Cukur Rambut Kemaluan dengan Tepat

Lebih baik gunakan gunting untuk merapikan rambut kemaluan daripada mencukurnya. Sebelum mencukur bulu kemaluan, gunting bulu yang panjang terlebih dahulu agar proses pencukuran lebih mudah. Setelah bulu terlihat cukup pendek, tarik kulit dan cukur bulu secara perlahan searah dengan arah pertumbuhannya (dari atas ke bawah). 

Hindari mencukur bulu kemaluan dari bawah ke atas atau kiri ke kanan. Gunakan alat cukur yang tepat, dan pastikan untuk mencukur dengan hati-hati untuk menghindari iritasi dan risiko rambut tumbuh ke dalam. Setelah mencukur, bersihkan area kemaluan dengan air hangat dan keringkan. Selanjutnya, oleskan baby oil atau losion dengan kandungan aloe vera pada kulit. Hindari penggunaan krim atau losion yang mengandung pewangi karena dapat menimbulkan rasa perih di kulit.

Selain alat cukur manual, ada pula alat cukur elektrik yang pemakaiannya dengan menggunakan bantuan daya listrik yang bisa dipilih. Namun, lebih baik memakai alat cukur manual untuk mencukur bulu kemaluan. Jangan lupa, oleskan minyak cukur untuk melembapkan kulit dan menciptakan lapisan penghalang. Dengan begitu, pisau cukur dapat lebih mudah dipakai dan bukannya menyeret kulit. 

Hindari Memencet Jerawat

Memencet jerawat di area kelamin dapat memperburuk kondisi dan menyebabkan infeksi. Selain itu, memencet jerawat di area tersebut dapat menimbulkan luka jaringan parut permanen dan rentan memicu infeksi. Jerawat di area kemaluan pria umumnya dapat sembuh dengan sendirinya setelah beberapa hari. Namun, jika jerawat terasa nyeri, bengkak, atau bernanah, sebaiknya konsultasikan dengan dokter untuk penanganan yang tepat. 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya