Suka Wangi Aromaterapi, tapi Hati-hati Bisa Berbahaya bagi Bayi

Penggunaan aromaterapi di rumah dapat menimbulkan efek samping pada bayi.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 12 Jan 2024, 07:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2024, 07:00 WIB
aromaterapi
Ilustrasi penggunaan aromaterapi di rumah dapat menimbulkan efek samping pada bayi. (Credit: Freepik/pvproductions)

Liputan6.com, Jakarta - Tak jarang, ibu-ibu suka menggunakan aromaterapi di rumah karena menyukai wanginya. Tren aromaterapi juga semakin meningkat, salah satunya pemanfaatan lilin aromaterapi yang dinilai mempunyai efek menenangkan.

Di tengah tren aromaterapi, dokter spesialis anak Nastiti Kaswandani dari Unit Kerja Koordinasi (UKK) Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengingatkan efek samping berbahaya pada bayi jika menghirup wangi-wangian tersebut.

Wangi-wangian aromaterapi yang keluar dalam bentuk asap termasuk polusi yang mungkin tidak disadari para ibu di rumah. Bayi dapat berisiko mengalami iritasi.

"Yang sering tidak disadari itu aromaterapi yang mungkin tren di kalangan ibu-ibu. Kan ada asap yang ngebul-ngebul gitu, kalau kita merasa baunya wangi banget, itu juga bisa jadi iritatif," tutur Nastiti saat  sesi Seminar Media/Media Briefing mengenai Pneumonia pada Anak, Kamis (11/1/2024).

"Itu kan juga ada kandungan chemical (bahan kimia) yang bisa memungkikan kalau kita punya bayi bisa terganggu."

Iritasi Saluran Pernapasan

Iritasi yang dimaksud Nastiti, khususnya iritasi pernapasan. Oleh karena itu, perlu memerhatikan asap yang ada di rumah, termasuk aromaterapi.

"Jadi yang kita cegah itu asap apa saja yang ada di rumah. Sebetulnya controlling, kalau kita merasa terganggu, ya anak juga akan merasa terganggu dan itu bisa menjadi iritatif saluran napasnya," imbuhnya.

Asap yang Tak Disadari di Rumah

Polusi yang tak disadari lainnya di rumah, yakni asap kendaraan bermotor. Hal ini terjadi ketika memanaskan mobil dan motor.

"Kalau memang harus dipanaskan kan itu asapnya bisa masuk ke dalam rumah. Apalagi kalau punya bayi. Ini juga merupakan salah satu polusi yang seringkali tidak disadari," Nastiti Kaswandani menerangkan.

"Jadi, kalau ingin memanaskan, perhatikan asapnya ke arah mana."

Selain itu ada juga asap yang Ditimbulkan dari dapur. Misalnya, membakar atau memanggang.

"Bisa saja terjadi asap yang sangat iritatif. Kita saja terbatuk-batuk. Asap yang sama bentuknya juga bisa mengiritasi anak," sambung Nastiti.

Aromaterapi yang Mesti Dihindari

Perawat klinis Lisa Squires dari Integrative Health Program, Children’s Hospital of Philadelphia memperingatkan orangtua untuk penggunaan aromaterapi atau minyak esensial pada anak.

Dikutip dari situs Children’s Hospital of Philadelphia, aromaterapi yang harus dihindari, antara lain

1. Jangan pernah menelan minyak aromaterapi, bahkan dalam bentuk beracun.

2. Hindari penggunaan diffuser berbasis air, yang menyebar aroma di seluruh ruangan untuk waktu yang lama. Eksposur yang berlebihan terhadap aerosol dengan minyak esensial di dalamnya dapat mengiritasi paru-paru, mata dan kulit anak-anak kecil, orang dewasa yang sensitif dan bahkan hewan peliharaan.

Setelah 20 menit, otak “mengabaikan” bau dan manfaatnya sedikit hilang. Hal ini juga membuat orang menambahkan lebih banyak minyak esensial karena mereka tidak lagi menciumnya, sehingga mengakibatkan sakit kepala dan gejala lainnya.

Aromaterapi berbasis diffuser juga dapat menghasilkan bakteri yang dapat berbahaya.

3. Jangan pernah menggunakan aromaterapi sebagai pengganti obat tradisional. Pertimbangkan itu sebagai tambahan untuk perawatan yang diberikan oleh dokter anak Anda.

Penggunaan Aromaterapi yang Aman

Lisa Squires merekomendasikan cara penggunaan aromaterapi yang aman untuk anak.

1. Batasi penggunaan aromaterapi pada anak-anak di atas usia 3 tahun. Tidak ada cukup penelitian klinis untuk mendukung penggunaannya pada anak-anak yang lebih muda lantaran risiko reaksi negatif terlalu tinggi.

2. Gunakan hanya minyak esensial yang telah terbukti aman dan efektif untuk digunakan dengan anak-anak di atas usia 3 tahun. Ini termasuk lavender, peppermint, sitrus, dan jahe.

3. Beli minyak esensial dari sumber yang dapat diandalkan. Pilih sumber yang menjual minyak murni, bukan aroma sintetis. Label harus menunjukkan nama umum dan Latin tanaman, bagian tanaman yang digunakan untuk membuat minyak, negara asal dan bagaimana minyak itu diekstrak.

Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi
Infografis Tahapan Tumbuh Kembang Bayi. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya