Anies Baswedan Terkenang, Rumahnya Pernah Dipakai untuk Kegiatan Posbindu

Pengalaman Anies Baswedan saat rumahnya pernah digunakan untuk kegiatan Posbindu.

oleh Fitri Haryanti Harsono diperbarui 16 Jan 2024, 13:18 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2024, 13:18 WIB
Kampanye Anies Baswedan
Pengalaman Anies Baswedan saat rumahnya pernah digunakan untuk kegiatan Posbindu. (AP Photo/Achmad Ibrahim)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 1 Anies Baswedan menceritakan pengalaman saat rumahnya dulu digunakan untuk kegiatan Posbindu atau Pos Binaan Terpadu. penggunaan rumah untuk kegiatan Posbindu ini terjadi jauh sebelum dirinya masuk ke pemerintahan.

"Saya punya pengalaman teknis karena saya tinggal di kampung Lebak Bulus, rumah kami waktu itu dipakai untuk kegiatan Posbindu sejak kami tinggal di sana," tuturnya saat sesi "Dialog Nasional mengenai Pembangunan Kesehatan Indonesia dengan Para Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden (Capres-Cawapres)" di Hotel Bidakara Jakarta pada Selasa, 16 Januari 2024.

"Ya itu terjadi jauh sebelum saya di pemerintahan."

Atas pengalaman tersebut, Anies sangat terkenang. Ia melihat sendiri bagaimana kader Posbindu yang terhubung dengan Puskesmas itu berupaya mencegah penurunan kesehatan.

"Kegiatan-kegiatan itu berhasil kami lihat langsung, bukan kata riset. Bagaimana tugas-tugas dari Puskesmas lewat Posbindu mencegah penurunan kesehatan pada masyarakat, lansia dan rumah kami menjadi pengalaman empirik yang ada di depan kami," kenangnya.

Puskesmas Harus Dikuatkan

Menurut Anies, Puskesmas harus dikuatkan. Pandangan ini sesuai dengan agenda strategis Anies di bidang kesehatan, yakni penguatan peran Puskesmas dan pemberdayaan masyarakat.

"Kebetulan kemarin saya baru dari Ambon, Maluku. Salah satu yang kita bahas di sana tentang Johanes Leimena, orang menggagas konsep Puskesmas yang sampai hari ini kita rasakan, betapa penguatan peran Puskesmas masyarakat ini dilakukan secara serius," ucap Anies.

 

Tingkatkan Peran Bidan dan Posyandu

 

Anies Baswedan menegaskan, perlunya keseriusan promotif dan preventif. Upaya lain adalah dengan meningkatkan peran bidan dan penguatan Posyandu.

"Kemudian kita ingin ada keseriusan promotif preventif, ini bukan sekedar statement (pernyataan) tapi ada langkah konkret. Lalu peningkatan peran bidan untuk kesehatan ibu, bayi dan tumbuh kembang anak dan penguatan peran Posyandu serta peningkatan tunjangan khusus untuk kader kesehatan ini," imbuhnya.

"Ini di Jakarta, kami secara serius mengembangkan dan kerjasama dengan PKK-PKK kader Posyandu, kader jumantik itu diberikan insentif dan mereka menjadi garda terdepan dalam aktivitas preventif promotif."

 

Perlu Partisipatif dari Kader

Penguatan kader ini sangat strategis lantaran mereka yang paling mengetahui permasalahan di rumah tangga, keluarga, dan lingkungan. Oleh karena itu, perlu adanya partisipatif dari mereka.

"Ibu ibu paling tahu tentang kondisi lingkungannya, paling tahu keluarga mana memiliki masalah apa, negara enggak tahu itu apa. Jadi kalau kita tidak partisipatif, kita tidak mengundang mereka ya lolos dalam ikhtiar itu tidak berhasil promotif, preventif, kuratif," terang Anies Baswedan.

"Intinya mengajak ekosistem ibu-ibu yang senyatanya sudah ada di lingkungan menjaga kesehatan masyarakat."

PKK Jadi Ujung Tombak Kesehatan Ibu dan Anak

Anies sebelumnya mengatakan, jika Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menjadi ujung tombak untuk kesehatan ibu dan dan anak.

Hal ini disampaikan dalam acara 'Sarasehan 100 Ekonom Indonesia', Jakarta Selatan pada Rabu (8/11/2023).

"Jadi kalau saya melihat, dan situasi sekarang ini kami melihat kesehatan dari mulai ibu hamil, kemudian usia lahir, itu yang namanya PKK harus jadi ujung tombak untuk kesehatan ibu, kesehatan anak, kesehatan lansia," kata Anies.

"Apa? Posyandu, Posbindu, itu semua hidupkan lagi. Ujung tombaknya siapa, Dasawisma," sambung Anies.

Dasawisma adalah suatu kelompok yang terdiri dari 11 sampai 20 rumah. Tugas para kader DASAWISMA adalah untuk memantau sekaligus membantu mengantisipasi timbulnya penyakit yang membahayakan keluarga, terutama pada anak-anak.

Andalkan Dasawisma

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini menyebut, untuk satu orang ibu Dasawisma mengurus 10 hingga 20 keluarga.

"Dasawisma itu adalah satu ibu mengurus 10-20 keluarga, kami di Jakarta mengandalkan Dhasawisma untuk statistik dan mereka lebih tahu kondisi rakyat disitu daripada petugas PPS yang kita miliki, daripada petugas penduduk yang kita miliki," sebut Anies Baswedan.

Dhasawisma diandalkan olehnya saat masih menjabat sebagai gubernur, karena memang mereka yang lebih tahu secara persis kondisi masyarakat di lokasi tersebut.

Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Infografis Isu Ganjar-Mahfud Koalisi dengan Anies-Muhaimin. (Liputan6.com/Gotri/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya