Liputan6.com, Jakarta - Pernahkah Anda melihat seorang batita yang dengan senang hati mengulang-ulang aktivitas yang sama, seperti menyanyikan lagu yang sama berulang kali atau bermain dengan mainan favoritnya tanpa henti?
Bagi orang dewasa, perilaku ini mungkin tampak membingungkan atau bahkan menjengkelkan. Namun, bagi batita, mengulang aktivitas adalah hal yang normal dan bahkan penting untuk perkembangan mereka.
Baca Juga
Alisa Cinelli dalam artikelnya yang berjudul 'Why Do Toddlers Like Repetitive?' menyebutkan bahwa perilaku repetitif merupakan hal yang sangat normal selama masa batita.
Advertisement
Melakukan hal yang sama berulang kali merupakan cara bagi anak-anak kecil untuk belajar dan berkembang. Menjaga aktivitas yang konsisten atau mengajukan pertanyaan berkali-kali membantu mereka merasa aman dan terlindungi.
Anak Batita Cenderung Suka Mengulang
Anak-anak memiliki kecenderungan untuk menyukai pengulangan. Hal ini karena pengulangan memberikan rasa familiar dan nyaman bagi mereka. Rutinitas yang konsisten membantu balita memahami dunia di sekitarnya, dan mereka merasa aman ketika tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.
Contohnya, seorang balita yang terbiasa bermain setelah sarapan akan merasa lebih tenang dan menikmati makanannya tanpa khawatir tentang apa yang akan terjadi setelahnya.
Pengulangan juga merupakan bagian penting dari proses belajar bagi anak-anak.
Pendapat Para Ahli Tentang Pengulangan Aktivitas Pada Batita
Dilansir dari Verywell Family, Dr. Pierrette Mimi Poinsett, seorang dokter spesialis anak dan konsultan medis di Mom Loves Best, mengatakan bahwa "bentuk pengulangan dapat termasuk pada mengulang frasa, lagu, dan pantun yang familiar, atau membaca buku yang sama berulang kali." Hal ini membantu anak-anak untuk mempelajari dan memahami konsep baru dengan lebih baik.
Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih mudah menyerap informasi dan menambah kosakata ketika mereka mendengarnya dalam cerita yang sama secara berulang kali.
Pengulangan juga merupakan naluri alami bagi banyak batita. Menurut Pamela Green, seorang pendidik Montessori, anak-anak memiliki dorongan untuk mengulang aktivitas atau tugas tertentu sampai mereka merasa selesai dan siap untuk beralih ke aktivitas baru berikutnya.
Advertisement
Contoh Umum Pengulangan yang Dilakukan Batita
Salah satu contoh umum dari pengulangan aktivitas yang dilakukan batita hadir pada saat mereka bermain.Â
Ketika anak Anda menemukan cara untuk naik tangga di taman bermain, Anda mungkin akan melihatnya naik turun tangga berulang kali dengan penuh semangat. Atau, dia mungkin memainkan adegan yang sama dengan boneka-bonekanya, memberi makan malam dan menidurkannya. Anda juga mungkin melihat permainannya mencerminkan rutinitas harian Anda, seperti memasak makan malam, atau ikut mengucapkan kata-kata yang sering Anda ucapkan.
"Dalam pengulangan aktivitas, anak-anak hanya berkonsentrasi pada apa yang mereka lakukan, yang mengarah pada rasa penguasaan dan pencapaian," kata Green. "Melalui pengulangan gerakan, anak mengalami perbaikan dan penguatan tubuh."
Contoh lainnya adalah anak-anak gemar menanyakan suatu hal secara berulang. Walaupun mereka sudah menanyakan tentang apakah mereka akan bisa menjadi dokter di masa depan pada hari kemarin, mereka akan sangat mungkin untuk mengulang pertanyaan itu hari ini, besok dan bahkan seterusnya. Kegiatan ini merupakan hal yang wajar untuk dilakukan oleh seorang batita.
Selain membantu mereka memahami dunia, pertanyaan berulang yang diajukan anak juga dapat menjadi cara mereka untuk mendapatkan dukungan emosional. Dr. Poinsett menjelaskan bahwa anak-anak merasa nyaman dalam mengulangi pertanyaan karena hal tersebut dapat membantu mengurangi kecemasan dan membangun rasa percaya.
Pertanyaan berulang juga dapat menjadi cara mereka untuk terhubung dengan orangtua, dengan menggunakan strategi yang sebelumnya terbukti berhasil dalam menarik perhatian dan membangun interaksi.
Bisakah Perilaku Ini Dialihkan?
Meskipun perilaku repetitif pada balita umumnya aman, terkadang hal ini bisa membuat orang tua kewalahan. Jika Anda merasa terganggu, tidak apa-apa untuk mengalihkan perhatian anak dengan aktivitas lain, seperti membaca buku baru di ruangan berbeda.
Untuk pertanyaan berulang, ajak anak mengingat jawaban yang Anda berikan sebelumnya. Dan untuk pertanyaan "Mengapa?" yang tak kunjung berhenti, tak apa-apa untuk mengatakan bahwa Anda juga tidak tahu jawabannya.
Jika Anda merasa frustrasi, luangkan waktu untuk beristirahat. Anda bisa bergantian dengan pasangan atau pengasuh lain, atau mendorong anak untuk bermain mandiri.
Namun, penting untuk diingat bahwa pengulangan merupakan bagian penting dari proses belajar dan perkembangan mereka. Hal ini membantu mereka untuk memahami dunia dan membangun kemampuan baru.
Seperti yang dikatakan oleh Green, "Pengulangan adalah proses dari anak dan bukan dari orang dewasa."
Tapi disisi lain, orangtua juga perlu waspada jika anak mereka sudah berusia di atas 3 tahun dan masih menunjukkan beberapa perilaku yang repetitif, seperti mengulang ucapan dengan cara yang sangat tepat dan spesifik, menggerakkan tangan secara berlebihan, mengayunkan tubuh, dan menyusun objek secara terus-menerus.
Perilaku-perilaku ini dapat menjadi indikasi Gangguan Spektrum Autisme (ASD) dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut oleh dokter anak atau penyedia layanan kesehatan. Konsultasi dengan dokter anak selalu dianjurkan jika Anda memiliki kekhawatiran atau keraguan tentang perkembangan anak Anda.
Advertisement