Liputan6.com, Jakarta - Para ahli dari Danish Cancer Institute, Swiss, Swiss Tropical and Public Health Institute, Perelman School of Medicine di University of Pennsylvania dan Departemen Kardiologi di Mainz University Medical Center, Jerman mengungkap ada keterkaitan antara paparan suara bising dari lalu lintas dengan penyakit kardiovaskular dan serebrovaskular.
Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penyakit kardiovaskular adalah sekelompok gangguan jantung dan pembuluh darah. Sedangkan serebrovaskular menurut Cleveland Clinic adalah sekelompok kondisi yang mempengaruhi aliran darah ke otak seperti stroke, pendarahan otak, aneurisme otak, dan penyakit arteri karotis. Dalam studi tersebut, para peneliti mengatakan bahwa kebisingan lalu lintas harus dianggap sebagai risiko nyata bagi kedua kondisi ini.
Baca Juga
Temuan mereka dipublikasikan minggu lalu di jurnal Circulation Research American Heart Association.
Advertisement
“Dengan meningkatnya proporsi populasi yang terpapar kebisingan lalu lintas yang berbahaya bahkan setelah pandemi COVID berakhir, upaya pengendalian kebisingan dan undang-undang pengurangan kebisingan menjadi sangat penting bagi kesehatan masyarakat di masa depan,” penulis utama makalah ini, Dr. Thomas Münzel, senior profesor di Mainz University Medical Center, mengatakan dalam siaran pers, dilansir New York Post.
“Penting juga bagi kami bahwa kebisingan lalu lintas akhirnya diakui sebagai faktor risiko penyakit kardiovaskular karena adanya bukti yang kuat.”
Kebisingan lalu lintas, yang didefinisikan sebagai kebisingan dari mobil, kereta api atau pesawat terbang, meningkatkan risiko penyakit jantung atau kardiovaskular dan angka kematian. WHO melaporkan, lebih dari 1,6 juta tahun nyawa hilang setiap tahun di Eropa Barat karena kebisingan lalu lintas.
Kebisingan di Malah Hari Pengaruhi Kualitas Tidur
Para peneliti mengatakan bahwa kebisingan lalu lintas di malam hari sangat merusak, karena membuat orang terbangun, sehingga membuat mereka mendapatkan kualitas tidur yang buruk.
Tidur yang terganggu menyebabkan peningkatan hormon stres dan stres oksidatif pada otak dan pembuluh darah dalam tubuh, sehingga dapat memicu peningkatan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas didefinisikan sebagai “atom tidak stabil yang dapat merusak sel, menyebabkan penyakit dan penuaan,” menurut Medical News Today.
Advertisement
Dampak Kebisingan pada Kesehatan Masyarakat
Kurang tidur karena kebisingan lalu lintas dapat menyebabkan peningkatan peradangan, tekanan darah tinggi, dan gangguan pembuluh darah, yang semuanya dapat menyebabkan penyakit jantung.
Penulis penelitian berbagi ikhtisar dari studi klinis sebelumnya untuk menunjukkan dampak kebisingan lalu lintas terhadap masyarakat umum. Sebuah studi terbaru tentang kebisingan lalu lintas menemukan bahwa untuk setiap 10 desibel suara, risiko terkena serangan jantung, stroke, dan gagal jantung meningkat sebesar 3,2%.
Para penulis mengatakan bahwa kebisingan lalu lintas berpotensi berdampak pada perubahan gen manusia dan menyebabkan penyakit.