Tisu Bambu Tidak Mudah Robek, Bisa Jadi Pilihan yang Ramah Lingkungan dan Baik bagi Kesehatan

Baik tisu maupun kertas sama-sama mengunakan bahan baku kayu serta memerlukan banyak air dalam prosesnya.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 28 Mei 2024, 11:35 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2024, 11:25 WIB
Tisu
Untuk membuat 3,2 juta ton tisu toilet, produsen harus menebang sekitar 54 juta batang pohon. (Foto: Unsplash/Julian Paolo Dayag)

Liputan6.com, Jakarta - Pada kehidupan modern, tisu menjadi salah satu produk yang tak terpisahkan dari keseharian. Tingkat penggunaan tisu masyarakat Indonesia tergolong tinggi.

Hasil riset WWF Indonesia bersama Hakuhodo pada 2017 menunjukkan, 54 persen masyarakat Indonesia yang tinggal di kota besar menggunakan tiga helai tisu untuk mengeringkan tangan.

Namun, tahukah Anda, di balik penggunaan tisu berlebih, ada ancaman bagi lingkungan?

Meski dapat didaur ulang, proses produksi tisu sama dengan proses pembuatan kertas. Baik tisu maupun kertas sama-sama mengunakan bahan baku kayu serta memerlukan banyak air dalam prosesnya.

54 Juta Pohon dan 140 Liter Air

Untuk membuat 3,2 juta ton tisu toilet, produsen harus menebang sekitar 54 juta batang pohon. Dan dalam setiap roll tisu yang digunakan menghabiskan sekitar 140 liter air dalam proses pembuatannya.

Sementara untuk pembuatan 1 ton kertas, diperlukan 20 pohon dewasa, lebih dari 90 ribu liter air, lebih dari 1,2 ton batubara, serta berbagai bahan kimia lain yang berpotensi mencemari lingkungan.

Penggunaan tisu secara berlebihan akan berdampak buruk, tak hanya bagi lingkungan melainkan juga bagi kesehatan.

Tisu Ramah Lingkungan

Mencermati hal itu, PT Multi Medika Internasional Tbk (MMI) menghadirkan tisu ramah lingkungan Miutiss bagi masyarakat Indonesia. Produk tisu ini menggunakan inovasi berbahan serat pohon bambu alami.

"Misi kami di MMI adalah untuk memberikan produk-produk berkualitas tinggi yang tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumen, tetapi juga ramah terhadap lingkungan," ujar CEO MMI Mengky Mangarek melalui keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Selasa (28/5).

 

Bersertifikat Forest Stewardship Council

Tisu bambu
Miutiss Tisu Bambu diharapkan dapat memberi solusi inovatif dan bertanggung jawab bagi keluarga modern. (Foto: Istimewa)

Mengky mengatakan, kehadiran Miutiss Tisu Bambu diharapkan dapat memberi solusi inovatif dan bertanggung jawab bagi keluarga modern.

Bahan baku bambu yang digunakan dalam produk tisu bambu Miutiss diketahui telah bersertifikat Forest Stewardship Council (FSC). Sertifikat tersebut memastikan bahan baku yang digunakan berasal dari hutan yang dikelola secara bertanggung jawab dan berlenjutan.

 

Tidak Mudah Robek dan Nyaman Digunakan

Produk tisu bambu itu sendiri memiliki serat kuat sehingga tidak mudah robek dan nyaman digunakan sehari-hari pada rumah tangga.

"Kami yakin bahwa produk ini dapat memenuhi harapan konsumen kami untuk kesehatan, kecantikan, dan penggunaan rumah tangga sehari-hari," tutur Mengky.

Selain itu dia juga menyebut produk tisu bambunya dapat terurai dengan baik dan tidak menimbulkan dampak negatif pada lingkungan.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya