Liputan6.com, Jakarta - Isu naturalisasi dokter asing tengah jadi pembicaraan di kalangan tenaga kesehatan. Menurut Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Adib Khumaidi, rencana ini perlu dipastikan terlebih dahulu apakah memang dapat menjawab masalah kesehatan di Indonesia atau tidak.
“Itu harus dijawab terlebih dahulu, karena kalau umpamanya itu tidak bisa menjawab permasalahan SDM kesehatan dan malah membuat gap, bukan tidak mungkin ini yang lebih menonjol adalah kaitannya dengan market bisnis kesehatannya. Dan tidak memberi dampak positif pada pelayanan,” kata Adib dalam temu media secara daring, Selasa (28/5/2024).
Baca Juga
Dengan kata lain, Adib berharap jika pun kebijakan naturalisasi dokter diterapkan, maka pemerintah sudah meyakini bahwa hal ini dapat menjadi solusi dari masalah-masalah kesehatan yang ada di Indonesia.
Advertisement
Dalam keterangan resmi Kemenkes, Budi Gunadi Sadikin memberi contoh positif adanya kehadiran nakes asing di Indonesia.
Contoh praktik baik dilakukan oleh tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi. Tim ini telah membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu di Sumatera Utara. Mereka juga memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut kepada dokter-dokter Indonesia.
Hal itu sebagai bentuk kerja sama sektor kesehatan antara Indonesia dan Arab Saudi. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, telah melakukan kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi. Kerja sama berupa penyelenggaraan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.
Periode Kegiatan Sosial
Kegiatan sosial ini terdiri dari tiga periode pelayanan. Periode pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien.
Periode kedua berlangsung dari 2 hingga 9 Juni 2024. Periode ketiga berlangsung dari 25 hingga 1 Juli 2024. Periode kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.
“Saya sangat bersyukur dengan program ini. Saya dari kalangan tidak mampu. Terima kasih tak terhingga untuk tim dokter dari Arab Saudi,” kata Marihot Sianturi, keluarga pasien Fitri Sianturi (22), yang berasal dari Sidikalang, Kabupaten Dairi, yang berjarak sekitar 5 jam perjalanan darat dari Medan.
Advertisement
Bantu Selamatkan Nyawa Warga dan Bagi Ilmu pada Dokter Indonesia
Budi Gunadi Sadikin mengatakan, kehadiran tim dokter dari Arab Saudi tidak hanya membantu menyelamatkan nyawa masyarakat Indonesia, tetapi juga memberikan pelatihan kepada dokter-dokter muda yang menangani bedah jantung terbuka, katerisasi, dan bedah jantung anak di RSUP Adam Malik.
“Ini contoh nyata keberadaan dokter asing dapat meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dokter-dokter spesialis bedah jantung kita terutama yang muda-muda karena mereka juga turut terlibat dan melihat langsung tindakan yang dilakukan oleh beberapa dokter bedah jantung terbaik di Arab Saudi,” kata Menkes.
“Keberadaan dokter asing ini akan memacu peningkatan kualitas dan akan mempercepat alih ilmu pengetahuan untuk para dokter muda Indonesia. Mereka akan berlatih dan bekerja bersama dokter-dokter ternama dari mancanegara, mempelajari disiplin kerja mereka, budaya kerja mereka, dan interaksi terhadap pasien.”
Transfer Ilmu Bedah Jantung Tingkat Lanjut
Menkes menambahkan, transfer pengetahuan dari tim dokter Arab Saudi meliputi tindakan operasi AV Replace dan Bentall Procedure yang belum pernah dilakukan di Sumatera Utara.
Operasi tersebut merupakan dua jenis operasi jantung terbuka yang kompleks dan digunakan untuk menangani berbagai kondisi katup jantung yang rusak.
Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskular RSUP Adam Malik dr. Faisal Habib SpJP(K) menjelaskan, dokter spesialis bedah jantung atau spesialis jantung intervensi dari Arab Saudi turut memberikan pengetahuan (transfer of knowledge). Dari dokter Arab, dokter di Adam Malik bisa mendapat pengetahuan soal penanganan kasus bedah jantung dan kateterisasi tingkat lanjut (advance).
“Salah satu keahlian mereka yang advance adalah bagaimana melakukan bedah jantung dengan tidak lagi buka seluruh dada, tetapi hanya sebagian kecil bukaan. Inilah keahlian mereka yang kita pelajari,” kata dr Faisal.
Tim medis dari Arab Saudi terdiri dari 11 dokter dan 11 tim penunjang seperti perawat spesialis, perfusionist, dan terapis pernapasan (respiratory therapist). Mereka berasal dari King Faisal Cardiac Center (KFCC), King Abdul-Aziz Medical City (KAAMC), dan King Abdullah International Medical Research Center (KAIMRC).
Program kerja sama dengan mendatangkan tenaga medis asing ini merupakan bagian dari pilar kedua Transformasi Sistem Kesehatan Rujukan. Yakni seluruh rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat melakukan bedah jantung terbuka dan bedah jantung anak tanpa harus selalu dirujuk ke Jakarta.
Advertisement