Liputan6.com, Jakarta - Sebagai seorang ibu muda, aktris Nikita Willy tak luput dari berbagai momen penuh tantangan dalam mengasuh buah hatinya, Baby Issa. Salah satu momen sulit yang dialami Nikita adalah saat sang anak mengalami trauma makan.
Awalnya, hal ini terjadi setelah Nikita dan keluarga berlibur ke Jepang.
Baca Juga
"Biasalah kalau udah sama neneknya mau makan apa pun boleh. Kalo enggak mau makan dijejelin apa aja," ujar Nikita dalam sebuah talkshow acara Seminar Awam MPASI IDAI di Jakarta, Sabtu (22/6/2024).
Advertisement
Ternyata hal tersebut malah membuat sang anak trauma. Setelah kembali ke Indonesia, Baby Issa selalu menangis saat melihat makanan atau saat didudukkan di high chair. Hal ini tentu membuat Nikita Willy panik dan khawatir.
"Akhirnya saya harus melakukan reset week selama 1 minggu," tutur aktris berusia 29 tahun tersebut.
Dalam satu minggu tersebut, Nikita membuat berbagai variasi makanan dan kembali menerapkan waktu makan yang disarankan, yaitu setiap 2,5 sampai 3 jam sekali.
"Tapi saya hanya memberikan makanan di depan dia. Saya tidak menyuruh dia untuk makan, tapi saya makan di samping dia."
Nikita menunggu momen untuk anaknya merasa lapar dan akhirnya makan dengan sendirinya.
Tindakan Nikita tersebut mendapatkan pujian dari Ketua Unit Kerja Koordinasi Nutrisi & Penyakit Metabolik IDAI, Titis Prawitasari, SpA(K).
"Saya salut dengan Niki karena konsisten. Padahal sebenernya Niki memang nahan ya supaya sesabar-sabarnya," ucap Titis yang mendapat pembenaran dari Nikita.
Momen trauma makan sang anak memberikan pembelajaran berharga untuk Nikita bahwa distraksi dan pemaksaan makan pada anak malah akan membuat anak menjadi lebih susah makan. Sehingga menghadapi hal tersebut haruslah dibarengi dengan kesabaran dan konsistensi.
Nikita Willy Minta Ortu Tidak Membanding-bandingkan Anak
Nikita Willy banyak dinobatkan oleh netizen sebagai ibu yang sangat sabar dalam mengasuh anaknya. Padahal ia mengungkapkan bahwa disamping kesempurnaan yang diunggah di media sosial, ia juga pasti mengalami kesulitannya sendiri.
"Percayalah apa yang kita liat di sosial media itu tidak 100 persen indah. Pasti ada struggle-nya, ada sesuatu yang mereka usahakan sampai bisa jadi terlihat indah di sosial media," tutur Nikita.
Oleh karena itu, Nikita berpesan agar tidak membanding-bandingkan pencapaian anak dengan anak lainnya. Lebih baik berfokus pada buah hati masing-masing.
Selama garfik pertumbuhan anak baik-baik saja, tetap konsisten dengan apa yang dilakukan tanpa terpengaruh dengan pencapaian anak-anak lainnya.
"Jadi jangan selalu berpikir kalau anak orang lain itu lebih ini, lebih itu karena kita harus bersyukur dan fokus dengan apa yang kita miliki aja."
Advertisement
Kapan Anak Harus Dibawa Ke Dokter Saat Tidak Mau Makan?
Menanggapi cerita Nikita Willy, Titis menjelaskan bahwa memang seharusnya anak akan mulai membaik pola makannya jika sudah dilakukan reset selama satu minggu.
Namun, masalah makan tersebut terus terjadi selama lebih dari dua minggu, Titis menyarankan untuk harus langsung di bawa ke dokter.
"Kalau sudah 2 minggu ada masalah dan tidak bisa kita atasi, tolong segera berkonsultasi karena perlu dilihat lagi apakah masalahnya serius atau tidak," tutur Titis.
Pantau Grafik Pertumbuhan Anak
Titis juga berpesan yang sama dengan Nikita, bahwa orangtua harus terus memantau grafik pertumbuhan anak. Kenaikan grafik tersebut haruslah sesuai dengan garis pertumbuhannya.
Apabila anak sempat sakit sehingga mengalami penurunan berat badan, orangtua harus memastikan bahwa setelah sembuh tumbuh kembangnya harus kembali ke zona yang seharusnya.
Advertisement