Antisipasi Monkeypox, 1.600 Dosis Vaksin Mpox Bakal Tiba Pekan Ini

Menkes Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pekan ini bakal datang 1.600 vaksin Mpox untuk mengantisipasi penyakit cacar monyet atau monkeypox.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 29 Agu 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2024, 16:00 WIB
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin
Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pekan ini bakal datang 1.600 vaksin Mpox untuk mengantisipasi penyakit cacar monyet atau monkeypox.(Dok Liputan6.com/Fitri Haryanti Harsono)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa pekan ini bakal datang 1.600 vaksin Mpox untuk mengantisipasi penyakit cacar monyet atau monkeypox.

“Dari 1.000 dosis vaksin yang kami datangkan, saat ini hanya tersisa 40 dosis. Kami sedang menunggu kedatangan 1.600 dosis vaksin tambahan yang diharapkan tiba minggu ini,” kata Budi di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta pada Selasa, 27 Agustus 2024.

Di kesempatan yang sama, Budi menjelaskan bahwa setiap dosis vaksin Mpox memerlukan anggaran tidak murah. Satu dosis vaksin Mpox sekitar Rp3,5 juta.

Budi juga menerangkan bahwa ketersediaan vaksin dari Denmark itu masih terbatas karena permintaan tinggi dari berbagai negara di tengah peningkatan kasus di Afrika. Meski begitu, WHO juga mengatakan bahwa vaksin Mpox memang hanya untuk kelompok berisiko tinggi.

"Memang vaksin ini bukan untuk masyarakat umum. Karena itu tadi, penularannya bukan seperti ini. Penularannya benar-benar ada kontak seksual 95 persen yang sama seperti HIV," kata Budi mengutip Antara.

Indonesia memang sudah kemasukan monkeypox, 88 kasus terdeteksi di Tanah Air yang semuanya sudah sembuh. Namun, Budi mengatakan agar masyarakat tidak usah khawatir dengan penularan Mpox. Jika melakukan upaya aktif dalam mencegah penularan penyakit akibat virus ini.

"Penyakit ini tidak banyak menyebar, vaksin tidak tersedia dalam jumlah besar. Namun, jika perilaku baik dan mengikuti pedoman kesehatan, masyarakat tidak perlu terlalu khawatir,” kata Budi.

 

Vaksin Mpox Hanya untuk Kelompok Berisiko Tinggi

Sebelumnya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) mengungkapkan bahwa pemberian vaksin Mpox hanya ditujukan untuk kelompok berisiko tinggi.

Menurut Direktur Pengelolaan Imunisasi Kemenkes RI dr. Prima Yosephine, kelompok berisiko tinggi tersebut antara lain:

  • Lelaki berhubungan Seks dengan Lelaki
  • Gay, Biseksual dan Pria yang berhubungan seks dengan pria lainnya
  • Individu yang kontak dengan penderita Mpox dalam dua minggu terakhir.
  • Petugas petugas laboratorium yang melakukan pemeriksaan spesimen virologi terutama di daerah Mpox
  • Petugas kesehatan yang melakukan penanganan pada kasus Mpox

"Petugas kesehatan yang melakukan penanganan kasus Mpox akan diberikan (vaksin) untuk memberi perlindungan dari tertularnya infeksi virus Mpox,” terang Prima.

Apa Manfaat Vaksin Mpox?

Prima mengatakan vaksinasi Mpox di Indonesia bersifat pencegahan. Artinya, vaksinasi bertujuan mencegah munculnya gejala atau meminimalkan keparahan penyakit. Termasuk individu yang pernah kontak dengan penderita Mpox.

“Orang yang pernah kontak ini belum tentu terinfeksi. Jadi, imunisasi Mpox masih bersifat pencegahan," kata Prima dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com pada Rabu, 28 Agustus 2024.

Vaksin Mpox yang Digunakan

Jenis vaksin Mpox yang digunakan di Indonesia adalah golongan Modified Vaccinia Ankara-Bavarian Nordic (MVA-BN). MVA-BN merupakan vaksin turunan smallpox generasi ke-3 yang bersifat non-replicating.

Vaksin ini sudah mendapat rekomendasi WHO untuk digunakan saat wabah Mpox.

Prima mengatakan ketersediaan vaksin Mpox saat ini masih terbatas. Prioritas pemberian vaksin diberikan kepada daerah-daerah yang telah melaporkan adanya kasus Mpox.

“Vaksin Mpox saat ini terbatas dan digunakan pada sasaran prioritas di daerah yang dilaporkan adanya kasus," kata Prima.

Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet
Infografis Gejala dan Pencegahan Cacar Monyet (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya