Paus Fransiskus: Kisah Inspiratif dan Kesehatan di Balik Kunjungan Bersejarah ke Indonesia

Cerita Mengharukan Paus Fransiskus dan Perjuangannya dengan Hanya Satu Paru-Paru

oleh Aditya Eka PrawiraAde Nasihudin Al Ansori diperbarui 05 Sep 2024, 13:55 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 13:54 WIB
Paus Fransiskus dan Perjuangan Sehatnya: Satu Paru, Banyak Inspirasi (Liputan6.com/Herman Zakharia)
Paus Fransiskus dan Perjuangan Sehatnya: Satu Paru, Banyak Inspirasi (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Liputan6.com, Jakarta - Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia baru-baru ini tidak hanya membawa kegembiraan bagi warga Katolik di seluruh negeri, tapi juga menyoroti kisah hidupnya yang penuh inspirasi. Pemimpin Gereja Katolik yang karismatik ini memiliki perjalanan hidup yang tak biasa, salah satunya adalah perjuangannya dengan kesehatan yang sangat mempengaruhi hidupnya.

Hidup dengan 1 Paru, Kisah Ketangguhan Paus Fransiskus

Di balik senyum hangat dan kharisma yang memikat, Paus Fransiskus, yang sebelumnya dikenal sebagai Kardinal Jorge Bergoglio, menyimpan sebuah cerita perjuangan kesehatan yang mengesankan. Pada masa mudanya, dia harus menjalani operasi pengangkatan salah satu paru-parunya akibat infeksi parah.

Bayangkan, seorang pemimpin dunia yang harus hidup dengan hanya satu paru-paru, sebuah kondisi yang menuntut ketangguhan dan keberanian luar biasa.

Menurut laporan Associated Press, kondisi ini terjadi karena infeksi serius yang dialaminya di masa muda. Pada 2013, Dr William Schaffner, seorang ahli dari Vanderbilt University Medical Center pernah menjelaskan bahwa Paus Fransiskus menghadapi masa-masa sulit karena infeksi yang mengancam nyawanya.

Tanpa adanya terapi antibiotik yang efektif pada saat itu, operasi pengangkatan paru-paru menjadi salah satu solusi yang dipilih.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Misteri Penyebab Paus Fransiskus Hidup dengan 1 Paru, Tuberkulosis atau Batuk Rejan?

Ada dua kemungkinan penyebab utama mengapa Paus Fransiskus harus kehilangan salah satu paru-parunya: tuberkulosis atau komplikasi dari batuk rejan.

Schaffner menjelaskan bahwa pada zaman itu, batuk rejan dapat merusak saluran bronkial dan menyebabkan infeksi kronis yang serius, sementara tuberkulosis bisa menyebabkan kerusakan parah pada paru-paru.

Kondisi ini terjadi sebelum adanya antibiotik konvensional yang tersedia secara luas, sehingga pembedahan menjadi jalan keluar utama.

Bagaimana Paus Fransiskus Mengatasi Tantangan?

Meskipun hidup dengan satu paru-paru, Paus Fransiskus tidak membiarkan kondisinya menghalangi semangat dan dedikasinya. Dia membuktikan bahwa ketahanan fisik dan mental bisa mengatasi segala rintangan.

Schaffner mengungkapkan bahwa orang yang salah satu parunya diangkat tetap bisa hidup dengan normal. Bahkan, bermain tenis, hiking, dan jogging meski dengan satu paru.

"Rasanya seperti hidup hanya dengan satu ginjal," ujarnya.

 


Kunjungan Bersejarah ke Indonesia, Lebih dari Sekadar Ritual

Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan hanya sebuah ritual religius, tetapi juga momen bersejarah yang memperlihatkan ketangguhan dan inspirasi seorang pemimpin dunia.

Di tengah-tengah sambutan hangat dari umat Katolik dan masyarakat luas, Paus Fransiskus membagikan pesan tentang cinta, pengertian, dan keberanian. Nilai-nilai yang sangat relevan dengan perjuangannya melawan tantangan kesehatan.

Lanjutkan Membaca ↓

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya