3 Langkah Pertolongan Pertama pada Saraf Kejepit sebelum Tempuh Penanganan Lanjutan

Selain menyebabkan rasa sakit, saraf kejepit juga bisa memicu mati rasa atau kelemahan di area tertentu, begini pertolongan pertamanya.

oleh Ade Nasihudin Al Ansori diperbarui 26 Nov 2024, 14:16 WIB
Diterbitkan 26 Nov 2024, 14:16 WIB
3 Langkah Pertolongan Pertama pada Saraf Kejepit sebelum Tempuh Penanganan Lanjutan
3 Langkah Pertolongan Pertama pada Saraf Kejepit sebelum Tempuh Penanganan Lanjutan. 8photo/Freepik.

Liputan6.com, Jakarta - Saraf terjepit atau sering disebut saraf kejepit bisa memicu rasa nyeri yang mengganggu. Ini adalah kondisi medis yang terjadi ketika satu atau lebih saraf mengalami tekanan dari jaringan di sekitarnya, seperti otot, tulang, atau ligamen.

Selain menyebabkan rasa sakit, saraf kejepit juga bisa memicu mati rasa atau kelemahan di area tertentu.

Menurut dokter spesialis ortopedi dan traumatologi, konsultan tulang belakang RS EMC Pulomas, Nicko Perdana Hardiansyah, setidaknya ada tiga langkah pertolongan pertama pada saraf kejepit untuk meredakan rasa sakit dan ketidaknyamanan. Ketiga langkah itu adalah:

Istirahat

Berikan tubuh waktu untuk pulih dengan menghindari aktivitas yang dapat memperburuk gejala. Hindari gerakan berulang atau posisi yang dapat memberi tekanan lebih pada saraf yang terjepit.

Kompres Dingin atau Hangat

Menggunakan kompres dingin dapat membantu mengurangi peradangan, sedangkan kompres hangat dapat meredakan ketegangan otot.

“Lakukan ini selama 15-20 menit beberapa kali sehari,” tulis Nicko di laman EMC dikutip Selasa (26/11/2024).

Atur Tubuh pada Posisi yang Benar

Langkah selanjutnya adalah menjaga posisi tubuh yang baik. Gunakan bantal atau alat bantu lainnya untuk mendukung bagian tubuh yang terasa nyeri akibat saraf kejepit.

“Langkah-langkah ini dapat memberikan bantuan sementara, tetapi jika gejala tidak kunjung membaik, penting untuk segera mencari bantuan medis,” kata Nicko.

Perawatan dan Pengobatan Saraf Kejepit Lanjutan

Setelah mengambil langkah pertolongan pertama, pasien perlu mempertimbangkan berbagai metode pengobatan untuk menangani saraf kejepit. Beberapa pilihan pengobatan yang umum dilakukan meliputi:

Fisioterapi

Konsultasi dengan fisioterapis dapat membantu pasien mendapatkan program latihan yang dirancang khusus untuk memperkuat otot di sekitar saraf yang terjepit dan meningkatkan fleksibilitas.

“Terapi fisik juga dapat membantu Anda belajar cara bergerak dengan aman dan mencegah cedera lebih lanjut,” papar Nicko.

Obat-obatan

Obat anti-inflamasi non-steroid (NSAID) seperti ibuprofen atau naproxen dapat membantu mengurangi rasa sakit dan peradangan. Namun, penting untuk mengikuti dosis yang dianjurkan dan berkonsultasi dengan dokter jika memiliki pertanyaan atau kekhawatiran.

Injeksi Steroid

Jika rasa sakit tidak kunjung reda dengan pengobatan lain, dokter mungkin merekomendasikan injeksi steroid untuk mengurangi peradangan di area saraf yang terjepit.

Tindakan Bedah

Dalam kasus yang lebih parah, di mana metode lain tidak efektif, tindakan bedah mungkin diperlukan untuk menghilangkan tekanan pada saraf. Ini biasanya menjadi pilihan terakhir dan dilakukan setelah pertimbangan matang oleh dokter.

Selalu penting untuk berkonsultasi dengan profesional medis sebelum memulai pengobatan baru atau jika gejala memburuk.

Pemulihan Saraf Terjepit

Mengidap saraf terjepit dapat menjadi pengalaman yang menyakitkan dan mengganggu kehidupan sehari-hari. Namun, dengan langkah-langkah yang tepat, pasien dapat meredakan gejala dan mempercepat pemulihan.

“Mulailah dengan mengenali gejala yang ada, ambil tindakan pertolongan pertama yang sesuai, dan jangan ragu untuk mencari bantuan medis jika diperlukan. Ingatlah bahwa menjaga kesehatan saraf Anda adalah hal yang penting.”

“Jika Anda merasa khawatir atau mengalami gejala yang tidak kunjung membaik, jangan ragu untuk berkonsultasi dengan tenaga medis. Dengan penanganan yang tepat, Anda dapat kembali menjalani aktivitas sehari-hari dengan nyaman dan produktif,” ujar Nicko.

Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan
Infografis Manfaat Berjalan Kaki Bagi Kesehatan. Source: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya