[Kolom Pakar] Prof Tjandra Yoga Aditama: PPTSI, LSM TB Filipina

Pada 6 Desember 2024, Prof. Tjandra Yoga Aditama mengunjungi PTSI, LSM TB Filipina, yang mengendalikan TB dengan metode canggih, pengobatan tuntas, dan dukungan USAID di berbagai provinsi Filipina.

oleh Prof Tjandra Yoga Aditama diperbarui 10 Des 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 10 Des 2024, 19:00 WIB
Prof. Tjandra Yoga Aditama mengunjungi PTSI, LSM TB Filipina, yang telah beroperasi sejak 1910. PTSI menggunakan teknologi canggih dalam pengendalian TB, termasuk alat diagnosis dan pelatihan laboratorium.
Prof. Tjandra Yoga Aditama mengunjungi PTSI, LSM TB Filipina, yang telah beroperasi sejak 1910. PTSI menggunakan teknologi canggih dalam pengendalian TB, termasuk alat diagnosis dan pelatihan laboratorium.

Liputan6.com, Jakarta - Pada 6 Desember 2024, saya bersama Tim Airborne Infection Defence Platform - AIDP mengunjungi Philippine Tuberculosis Society Inc. (PTSI), yang di Indonesia padanannya adalah Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI).

PTSI telah memulai kegiatannya sejak tahun 1910, sehingga memiliki sejarah yang sangat panjang. Kantor pusat mereka saat ini berada di Quezon Institute, sebuah rumah sakit paru yang berdiri sejak tahun 1940 dan diberi nama untuk mengenang Presiden Filipina, Quezon, yang juga seorang pengidap tuberkulosis.

Awalnya, Quezon Institute memiliki lebih dari 1.000 tempat tidur, tapi seiring dengan perubahan pendekatan pengobatan TB yang kini lebih mengutamakan rawat jalan, jumlah tempat tidurnya kini berkurang menjadi sekitar 120, hanya untuk kasus-kasus yang sangat berat. PTSI juga pernah memiliki puluhan cabang di berbagai daerah Filipina, namun saat ini hanya mengelola 17 cabang.

PTSI menjalankan program pengendalian tuberkulosis yang komprehensif, mencakup berbagai aspek mulai dari penemuan kasus, baik secara pasif di rumah sakit maupun aktif di masyarakat, pengobatan hingga tuntas, penelusuran kontak, pengawasan terhadap pasien yang tidak patuh terhadap pengobatan, serta tindak lanjut setiap enam bulan hingga 2 tahun setelah pasien dinyatakan sembuh. Dengan dukungan dari USAID, PTSI melaksanakan kegiatan pengendalian TB di berbagai provinsi di Filipina.

 

Perlengkapan Canggih

Untuk mendukung berbagai kegiatan ini, PTSI dilengkapi dengan peralatan diagnostik canggih seperti GeneXPert dan ultra portable X-ray yang dilengkapi dengan kecerdasan buatan (artificial intelligence).

Selain itu, mereka juga melakukan pemeriksaan kultur menggunakan alat Mycobacterium Growth Indicator Tube (MGIT), baik media padat maupun cair. Pada tahun mendatang, kegiatan laboratorium akan ditingkatkan dengan penggunaan alat TrueNAT yang lebih portabel. PTSI juga secara rutin memberikan pelatihan kepada petugas laboratorium di fasilitas pelayanan kesehatan lain.

Secara keseluruhan, PTSI melakukan pengendalian TB yang menyeluruh, dari penemuan kasus dengan metode canggih, pengobatan hingga tuntas, serta berbagai langkah lanjutan yang sangat terstruktur.

Prof. Tjandra Yoga Aditama

Senior Project Leader - AIDP dan Direktur Pascasarjana Universitas YARSI

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya